❤Happy Reading❤
Vote dulu baru baca :)
╦╦═╦╦═╦╦═╦╦═╦╦
.
.
.Baru saja Liana akan kembali menemui Samuel, seseorang menariknya paksa. Menariknya ke sebuah ruangan gelap dan berdebu.
"EH LIANA! LO KOK GANJEN BANGET SAMA SAMUEL!"
"BIASA DRA, CEWEK MURAHAN KEK DIA!"
"INFORMASINYA AJA GAK JELAS!"
Yang mendorong Liana barusan adalah Trio Dranies. Kini mereka telah berdiri angkuh di depan Liana yang tengah tertunduk. Ternyata Liana hanya cewek lemah.
"Kalo Lo mau deketin cowok hits, ngaca dulu dong!" Sandra menoyor kepala Liana kasar. Sedangkan Liana tetap tidak bergeming.
"Sa, kasi gue gunting!"
Sandra ketua Trio Dranies kembali berucap. Dengan sigap Esa memberikan gunting yang sudah dipersiapkannya.
Baru saja Sandra akan menggunting rok Liana. Liana tiba-tiba tertawa cekikikan dalam tundukannya. Liana mirip seorang psycho saat ini.
"Kenapa Lo? Gak usah bercanda!" Sandra menggertak meski sebenarnya rasa takut menghampirinya. Sedangkam Liana tak memungkiri gertakan Sandra. Ia malah tertawa lebih keras dari yang pertama.
Gunting yang baru saja ada di tangan Deandra terjatuh, tergeletak di lantai yang penuh debu itu. Seketika bulu kuduk Deandra, Nisa, dan Esa meremang. Ada apa dengan Liana?
Masih dengan tawanya, Liana berdiri. Kepala yang tadinya menunduk, terangkat menatap Trio Dranies sinis. Mata Liana yang dulu selalu terlihat lucu, kini berubah menjadi tajam.
Selangkah demi selangkah, Liana maju dengan pasti. Membuat Trio Dranies melangkah mundur seiring Liana yang bergerak maju. Hingga punggung mereka menabrak pintu ruangan tersebut.
"Mau kemana?"
Liana berucap yang diakhiri tawa pada akhir katanya. Membuat Trio Dranies kembali di selubungi panik.
"Nis, kunci, Nis! Cepetan!" Sandra dan Esa berseru takut, keringat dingin telah mengucur dari pelipis mereka. Dengan tangan gemetar Nisa merogoh kunci di sakunya.
Liana menunduk mengambil gunting yang tadinya terjatuh. Kemudian kembali melangkahkan kakinya.
"AAA TOLOONG!" teriak Trio Dranies ketika pintu telah terbuka. Dengan santainya Liana berjalan kembali untuk menghampiri babunya yang pasti masih membersihkan WC.
Di depan WC. Dengan hati-hati Liana membuka pintu WC kemudian berjalan jinjit agar tidak mengeluarkan suara.
"DORR!"
"Astagfirullah!" Samuel terjungkal kaget, membuat Liana tertawa melihat kelakuannya.
"Itu udah bersih. Temenin gue makan sekarang," ucap Liana setelah tawanya mereda.
"Cuci tangan dulu tapi! Pake sabun!"
***
"Apasih alasan Lo nurut banget sama bokap Lo?" tanya Liana seraya mengunyah makanannya.
"Lo sendiri? Apa alasan Lo jadiin gue babu?" Samuel bertanya balik. Membuat Liana membolakkan mata malas.
"Jawab gue dulu!"
"Kan bokap gue, masa gue ngelawan? Pembangkang itu. Lo?" ucap Samuel mengalah.
"Yah..., alasan pastinya sih ga tau," ucap Liana sembari mengedikkan bahu. "Mungkin karena tertarik? Gak usah bahas itulah. Terus bokap Lo gak marah tentang tuh foto?" tanya Liana.
"Gak. Bokap gue gak marah. Mala—" hampir saja Samuel keceplosan.
"Malahan apa?"
"Ga tau, gue lupa mau ngomong apa. Alasan luka di betis Lo dulu apa?"
"Kepo!"
"Gak adil banget Lo! Jawab gue dulu, terus dua sama."
Liana menghentikan kegiatan makannya. Kemudian menatap Samuel serius. "Gue bakal jawab kok. Tapi pada waktu yang tepat."
***
Up lagi nih :)
Jan lupa vote ges :"Satu lope buat yang baca
❤Sepuluh lope buat yg vote
❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤Seribu lope buat yang spam komen
❤ × 1000Wkwkw
Sorry telet yaw :0Wajo, 06 Juli 2020
Ig : xzkinaa_
Follback? DM
KAMU SEDANG MEMBACA
LIANA (Who Are You?)
Teen Fiction[ROMANTIS-COMEDY-TEKATEKI] IQ di atas rata-rata tapi bertingkah gila. Kalimat itu benar-benar cocok menjabarkan seorang Liana. Meraih segala bentuk kejuaraan di bidang matematika adalah salah satu buktinya. Akan tetapi, melantik anak dari kepala se...