2. Apa Kamu Lupa Sandi?

105 22 19
                                    

Sandi kembali ke apartemennya setelah kejadian paling absurd yang telah dialaminya tadi,

gila, benar-benar gila!! Kerjasama team yang baik antara mamanya dan juga Bagus!

Pantas saja dari tadi mamanya memaksanya untuk menemui calon klien yang katanya dari Thailand itu,

"Ini proyek yang sangat luar biasa, menentukan masa depan kamu juga, San.

"Ada Bagus juga disana, dia yang akan dampingi kamu sama papa."

Ingatan Sandi masih sangat tajam tentang semua ucapan mamanya,

Ngomong-ngomong tentang Bagus,

Nah, Bagus! Sahabat keparatnya itu ternyata sengaja menjebaknya di gazbo terkutuk itu !

Yang parahnya, ternyata Bagus adalah keponakan dari Tante Arni, sahabat kecil Mamanya. Berapa tahun berteman dengan si bangsat Bagus, Sandi baru mengetahui fakta itu? Poor Sandi

Tidak bisa dibiarkan, kali ini Sandi harus memotong separuh dari gaji Bagus!

Sandi lelah, ia sudah menghindari puluhan kali pertemuan keluarga sialan yang bermaksud untuk menjodohkannya dengan wanita itu, bahkan tadi ia terlalu dewasa untuk Sandi sebut sebagai wanita.

Dengan kaki yang sangat pendek itu, ia sangat cocok disebutnya sebagai anak kecil, dan apa kata Mamanya di mobil tadi?

"Stella sangat cocok untuk menjadi istrimu, Mama memang baru pertama melihatnya semenjak dia kelas 3smp dulu, tapi Mama yakin, San.. Ella sangat cocok denganmu, dia begitu manis, menggemaskan dan juga ya ampun lucu."

Sandi mengerucutkan bibirnya kesal, ia menenggelamkan wajahnya dibantal, masih lengkap memakai pakaian kantornya. Stress sekali rasanya,

yang mengganggu pikirannya hanya satu, bagaimana bisa Sandi mencari celah untuk mengenalkan Renata pada Mamanya...?

Renata... iya, kekasih hatinya itu.

Wanita anggun nan dewasa yang sangat amat dipujanya, belahan jiwanya, dan bisa dibilang separuh hidupnya.

Tapi, Ngomong-ngom soal Renata, bukannya ini jadwal Sandi untuk menjemput kekasihnya itu?

Oh my goddess Sandi lupa! Benar, ia harus menjemput Rena!

Dengan gusar ia melihat arloji di tangan kirinyayang menunjukkan pukul 22.00. Dengan langkah kaki yang lebar Sandi bergegas ke arah besment apartemen, menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

****

1 Jam yang lalu, di tempat yang lain,

Renata menunggu di lobi perusahaan, sudah 3 jam semenjak ia menyelesaikan pekerjaannya dikantor, Sandi belum muncul juga untuk mejemputnya,

bahkan, 30 pesan sudah ia kirimkan kepada kekasihnya itu tapi hasilnya nihil, di panggilan ke 25 ponsel Sandi tetap tidak aktif.

Apa Rena pulang duluan saja? Tapi ia takut jika ia pulang Sandi datang dan kecewa padanya. Jadi opsi terbaik adalah tetap menunggui Sandinya.

"Rena kok belum pulang?"

Perlahan, Rena menoleh ke arah belakang,

Pak Danu.. ia adalah bos Renata, Kepala bagian Marketing ditempat Rena bekerja,

"Nunggu siapa Ren?"

Pak Danu memilih tempat di sebelah kiri Rena dan duduk menemaninya,

Rena sebenarnya tau, Danu ini usianya 1 tahun lebih muda dibawahnya, tapi karna ia juga paham sekali akan keprofesionalitasan sebuah perusahaan, tetap semuda apapun rekannya ia harus sopan kepadanya. Apalagi jabatan Danu disini adalah sebagai atasannya,

It Was Fault WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang