[17] Liquor

3.1K 309 264
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca 😚😘😙

Pamela's POV

Aku meletakkan garpu dan pisau makanku diatas piring, lantas mendorong piring itu menjauh dariku tanda jika Aku telah selesai makan. Aku memerhatikan sekitar, Ibuku sedang memberikan ayahku gelas air minum, Harry sedang meminum airnya dan petinggi perusahaan itu baru saja selesai makan. Oh ayolah, kumohon orang-orang disekitarku memberiku waktu untuk mengganggu Harry, sekali saja.

Aku menyentuh betis Harry dengan kakiku, lantas dia melirikkan matanya padaku dan menaikkan sebelah alisnya padaku. Aku menggigit bibirku gemas karena dia sangat-sangat menjadi diam jika ramai seperti ini, dingin dan benar-benar berwibawa. Sedangkan Aku yang sudah gatal dan tidak tahan untuk tidak mengganggunya.

Aku melarikan tanganku dipahanya, mengelus nya agar mendapat perhatiannya dan agar matanya tertuju padaku, "Berhentilah, sebelum Aku menyiksamu diatas meja makan sialan ini," bisiknya dan Aku menyeringai.

"Ayo lakukan," tantangku tak lupa dengan bisikan pula, Aku tak mau Ayah dan Ibuku mengernyit jijik mendengar omongan vulgar kami.

"Tuan, Nyonya. Ini makanan penutup kalian," ujar Emmy dan salah satu temannya, mereka mengantarkan beberapa mangkuk kecil Panacotta dengan rasa taro dan topping fla vanilla diatasnya.

Emmy memberikan kami satu persatu mangkuk kecil Panacotta dan menuangkan sausnya, sedangkan teman Emmy yang tidak ku ketahui namanya menuangkan sebotol white wine pada gelas kami masing-masing.

Kami mulai memakan Panacotta kami, sedangkan Aku sudah gelisah untuk mengganggu orang disampingku ini. Dia sangat tenang, dingin, keren dan selalu seperti itu. Sedangkan Aku sudah seperti jalang yang diberikan obat perangsang.

Membutuhkan waktu beberapa menit untuk menghabiskan makanan penutup kami, dan Aku tersentak saat merasakan tangan hangat nan besar mengenai padaku yang tidak tertutupi apa-apa dibagian kiri. Maksudku, malam ini Aku memakai gaun dengan belahan paha samping, belahannya cukup panjang, bahkan dalamanku bisa kelihatan jika Aku tidak memakai g-string.

Tangan lelaki ini menjalar, menyusupkan gaun ku dan Aku melirik kearah nya, dirinya dengan santai meminum white wine yang tadi disajikan oleh pembantuku. Aku mulai menggigit bibir bawah ku, niatku adalah membuatnya terangsang duluan dengan cara menggodanya, namun yang ada sebaliknya, dia yang duluan menyusupi gaun ku. Sudah kubilang dia selalu menjadi duluan, dia tidak pernah mengijinkan Aku memimpinnya. Tangannya menelusuri semakin dalam, mencari-cari bagai menyusuri labirin, sedangkan Aku sudah beberapa kali hendak tersedak minuman anggur ini.

Dia menemukan g-string ku, menariknya dan mengelus milikku, Aku merapatkan kakiku gelisah. "Tidak didepan banyak orang, Harry," bisikku dan hendak memegang tangannya.

"Kau menyuruh ku melakukannya di Meja makan," ujarnya membuatku memejamkan mataku frustasi.

Aku memegang gelas minuman ku dengan keras, jika saja ini gelas plastik sudah kupastikan ia bisa pecah ditanganku. "Shh," desah ku dan memejamkan mataku.

Jarinya mulai memasuki ku, kali ini Aku patut lebih bersyukur karna dia tidak lama untuk menggodaku dan langsung saja memasuki jarinya ke dalam ku, dua sekaligus. Jika boleh jujur, cincin nya yang besar dan dingin menambah sensasi tak biasa dari pengalaman ku. Dia pertama yang melakukannya dengan cara-cara tak biasa.

Dia terus memompanya, sedangkan Aku sudah gelisah karena dia hal. Satu, pelepasan sudah menungguku. Dua, Aku takut Ibu, ayah dan petinggi perusahaan Harry akan menyadari yang kami lakukan. Dia benar-benar sudah gila.

Cruel [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang