[25] Bestie

2.3K 293 323
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca 😚😗😘 klo ada typo maafkan :-)

Pamela's POV

Aku mencengkram lengan Harry dengan kuat, merasakan hangatnya ia didalamku dan tak lama kemudian dia mencabut milik nya untuk keluar.

Harry berbaring disebelahku, tangannya yang besar dia gunakan untuk membungkus tubuhku sedangkan Aku mengatur pernapasan ku dan berusaha tenang. "Istirahat lah, kau sangat lelah hari ini," ujarnya dan Aku melirik kearah jam dinding yang ada diatas pintu.

05.13 PM. Oh shit, dua jam Aku habiskan bersama Harry hingga lupa waktu.

"Kau tidak meminum pil?" tanya Harry dan Aku menggeleng. "Oh shit, Aku tidak membawa kondom tadi," ujarnya dan Aku terkekeh.

Aku menunjukan jari tengah ku padanya, "Aku baru saja selesai menstruasi," ujarku sambil terkekeh.

Harry menatapku tajam, "turunkan kembali jari tengahmu. Mengapa? Kau ingin lagi? Tiga kali tidak cukup?" tanyanya dan Aku menatapnya tidak suka, dia menarik tanganku yang tadi menunjukan jari tengah padanya dan tanganku itu dia sembunyikan didadanya.

"Besok Maddie akan mulai Penyuntikan untuk merangsang Indung telurnya," ujar Harry dan Aku mengangguk tidak peduli. Mau sel telurnya keluar, mau tidak, mau gugur, Aku tidak peduli. Toh sebentar lagi Aku dan Harry akan berakhir, mungkin saja ini akan menjadi sesi bercinta kami yang terakhir.

Aku menjepit hidung Harry dan tertawa, "Seminggu lebih lagi kau akan Masturbasi, kasihan sekali," ujarku sambil tertawa dan ia menyeringai melihatku.

"Kau harus membantuku," ujarnya dan Aku menggeleng.

"Enak saja, minta Maddie sana, yang ingin memiliki anak siapa?" tanyaku dan Harry cemberut lalu mulutnya memangut. Aku rindu sekali dengannya.

"Itulah gunanya Aku melakukan bayi tabung dengannya, agar ia tetap perawan namun dapat memiliki anak. Jika seperti itu apa gunanya Aku mahal-mahal menanggung bayi tabung Maddie," ujarnya dan Aku mengangguk mengerti.

Menatapnya lembut, "Kau sangat menghargainya, Tuhan benar-benar memberkati wanita itu," ujarku sambil mengelus pelipisnya yang terdapat keringat bekas Perkumpulan kami tadi. "Kau bahkan tidak mau melakukan seks dengannya. Tidak seperti denganku, kita bahkan belum genap satu bulan kenal, Harry," ujarku lembut, Aku memaksakan kekehan kecil agar keluar dari mulutku. Namun didalam sana Aku sangat sesak, ini pertama kali Aku merasakan menjadi wanita hina. Bahkan saat Aku menemukan diriku telanjang bersama lelaki asing, Aku tidak merasa sering ini.

"I-itu karena dia masih perawan dan Aku tidak ingin merusaknya," ujarnya dan Aku mengangguk mengerti. "Kau tersinggung?" tanyanya.

"Aku tau, Aku tau. Dan, Aku tidak sama sekali tersinggung. Aku mengerti, Aku juga menggodamu pada Awalnya jadi itu bukan salahmu, lagipula Aku tidak lagi perawan, tidak seperti Maddie yang masih suci total," cicit ku kecil. Sesungguhnya Aku sedih sekali, dia seperti membandingkan ku dengan Maddie.

Oh, tentu saja Maddie jauh lebih unggul dari Aku, Aku akui itu. Perasaan sakit inipun tidak bisa ku kontrol sendiri, kau merasa seperti wanita hina dan kau diejek secara terang terangan didepan wajahmu, walaupun secara tidak langsung. Harry menggunakan perkataan halusnya, tidak tega untuk merusak Maddie.

"Kau tidak mau pulang? Kau harus menyiapkan mental Maddie, bagaimana pun juga itu akan sangat menguras kesehatan mental. Jujur, Jika Aku menjadi Maddie, Aku takut untuk melakukan itu, menyeramkan sekali," ujarku dan Harry terkekeh.

"Wish us luck, Aku berharap Maddie dan embrio nya baik-baik saja, setidaknya satu embrio harus tumbuh," ujarnya dan Aku mengangguk lemah.

"Ba-baik," untuk saat ini, Aku tidak berniat lagi untuk menasihati nya, Aku sudah menyerah.

Cruel [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang