[37] Sick

2.3K 305 447
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca ye 😘😙😚

Pamela's POV

Hatiku hancur sekali mendengar menuturan Roger lewat ponsel kemarin, Aku merasa tidak memiliki harapan apapun lagi terhadap Harry, dan sekarang keputusanku sudah sangat bulat untuk tidak mendekatinya lagi atau memiliki harapan padanya.

Seharusnya sejak awal Aku sudah tau ini, bahwa proses bayi tabung Maddie pasti akan berhasil dan dengan itu Harry akan memiliki anak bersama Maddie. Seharusnya Aku tau agar Aku tidak terjatuh terlalu dalam. Hari senin ini sepertinya hari terburukku selama Aku menghembuskan napas di Dunia ini, berjalan gontai menuju Ruanganku, badanku terasa lemas dan lelah walaupun telah tidur tadi malam.

Saat Aku mengetahui bahwa mereka akan melakukan bayi tabung, Aku masih bisa berpikir positif bahwa Bayi itu tidak akan tumbuh, proses bayi tabungnya tidak akan berhasil, atau lain-lain. Namun sekarang fakta sangat mengejutkan jika Semuanya berhasil dan berjalan dengan mulus, Maddie hamil. Kembar. Dua orang bayi dimana hatiku sakit sekali mendengar nya. Terkejut sudah pasti, dan tidak menyangka. Namun sekarang, apalagi harapanku? Bayi tabung ini sudah berhasil, dan Maddie hamil. Tidak ada lagi halangan bagi Maddie untuk mendekati Harry, dia sudah mendapatkan Harry seutuhnya. Sekali lagi ku tekankan, seutuhnya.

Aku duduk di Singgasana ku, hari ini Aku sangat malas untuk memantau barang Produksi dari Perusahaan ayahku ini. Untuk membuka komputer pun Aku sangat malas, Aku memilih bersandar pada Singgasana ku dan memutarnya.

Aku mengambil tisu, lalu mengeluarkan ingus dan tenggorokan ku tidak lah baik hari ini. Semalam Aku menangis ditemani Trixie dan inilah akibat jika Aku menangis, Aku akan dehidrasi dan tenggorokan ku sakit.

Aku meletakkan kepalaku pada tanganku yang terlipat diatas meja, memejamkan mataku, karena Aku merasa sedikit pusing sekarang. "Ayo tidur," bisikku pada diriku sendiri.

Aku memejamkan mataku dan tiba-tiba perutku kembali merasa lapar, Aku memang hanya meminum jus jeruk saja pagi ini dan langsung berangkat bekerja. Aku mengerucutkan bibirku. Tidak, Aku tidak boleh menangis lagi. Aku harus melupakan semuanya.

Aku mengambil ponselku dan menelfon Zoe, kuharap dia sudah ada di Kantor sekarang. Aku akan mengajaknya membolos untuk hari ini, toh Perusahaan ini milik Ayahku. "Zoe," panggil ku saat ia mengangkat telfon ku.

"Ya? Kenapa?" tanyanya dari sebrang sana.

"Kau sudah sarapan? Ayo temani Aku sarapan," ajakku dan Zoe tertawa.

"Aku akan bekerja, Bitch. Jika aku tidak bekerja, bagaimana perusahaan Ayahmu ini, Aku tidak mau ia pecat," ujarnya dan Aku mendecak.

"Kau lupa Aku siapa? Aku anaknya. Sudah, Ayo sekarang ke Ruanganku, temani Aku sarapan," ujarku dan Zoe yang mendecak sekarang.

"Tapi kau yang traktir Aku," ujarnya dan Aku mengangguk.

"Ya, ya. Cepat sini," ajakku.

"Baiklah. Janji agar Aku tidak dipecat ataupun kena marah atau gajiku berkurang?" tanyanya dan Aku mendesah lelah.

"Oh ayolah... Aku janji ayahku tidak akan mengetahui ini, Aku akan menyuruh orang lain untuk menggantikanmu sebentar," ujarku dan Zoe memekik girang.

"Baiklah. Kau yang terbaik, tunggu Aku di Ruanganmu," ujarnya dan langsung mematikan sambungan telfon kami.

Aku kembali meletakkan kepalaku di atas meja, memejamkan mataku dan Aku merasa lelah sekaligus lapar. Aku baru ingat jika semalam Aku juga tidak makan, dan tidurpun Aku tidak terlalu lelap. Se berpengaruh itu kalimat yang dikeluarkan Roger semalam lewat Telfon. Hebat sekali.

Cruel [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang