[45] Mom

2.2K 343 374
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca muah😘😚😗

Pamela's POV

Tubuhku bergetar khawatir, semua bayangan bayangan buruk terus memenuhi otakku sejak Zoe menunjukan hasil tiga testpack yang baru saja kucoba. Aku terus menelan ludahku dengan sulit, bagaimana ini, bagaimana itu, bagaimana jika semua hal buruk itu menimpa diriku.

Sekarang Aku duduk di Sofa, diam, menatap lurus pada Lantai Apartemen ku. Zoe duduk disampingku, membombardir ku dengan seribu satu pertanyaannya sejak tadi, dia memarahiku, tentu saja. Namun Aku hanya diam, berkeringat dingin, bahkan air mata sudah menumpuk di ujung mataku dan siap meluncur melewati pipiku.

"Pamela, jawab Aku!" ujar Zoe tegas, Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku dan menumpunya pada kedua lututku. "Siapa yang melakukan itu padamu sampai kau hamil? Kumohon jawab," Aku bersumpah Zoe tidak pernah se-serius ini dalam sebuah masalah, dan Aku sekarang takut dengannya, A-aku takut dia menjauhiku.

"Tidak sekarang, Zoe..." lirih ku lemah, Aku terisak membuat punggungku bergetar.

"Aku tidak bisa berhenti jika Aku tidak tau siapa Ayah dari anak yang kau kandung! Kau gila?!" bentaknya dan Aku semakin terisak. "Beritahu Aku, agar Kita menemukan titik terangnya, Pamela. Dewasalah sedikit," ujarnya dan Aku tersentak.

Dewasalah sedikit.

Aku menunduk, menyadari jika Aku memang belum sama sekali dewasa dalam menangani segala hal, dan sekarang Aku sadar, akibat perkataan menohok dari Zoe.

"Siapa, Pamela? Beritahu Aku, Aku sahabatmu," ujar Zoe dan menurunkan nada bicaranya. "Milik siapa bayi itu?"

Aku menunduk, mengusap air mataku, tak tau semuanya akan menjadi serumit ini. "It's Harry's," cicit ku kecil.

Aku tak berani menoleh ke kiri guna melihat wajah Zoe. Namun Aku tau dia sangat terkejut disampingku, "Kupikir kalian berdua... Cerdas? Oh God, Aku tidak percaya ini. Kenapa kalian bisa seceroboh ini?!"

Aku menoleh kearah Zoe, dirinya tampak Frustasi sambil memijat dahinya, tampak pening. "K-kau tidak ingin bersahabat lagi denganku?" cicit ku kecil, Aku tidak tau lagi akan melakukan apa jika Zoe pergi dariku. Kedua orang tuaku dan Harry tidak bisa menjamin.

Zoe menggeleng, lalu ia menarik tubuhku dan memelukku dengan penuh kasih sayang. Aku menangis dengan deras didalam pelukannya, "Pamela," lirih nya dan Aku terisak. Kami melepaskan pelukannya, lalu Aku melanjutkan tangisanku. Aku bingung sekali, apa yang harus Aku lakukan?!

"A-apa yang harus Aku lakukan selanjutnya?" bisikku. "Haruskah Aku menghilangkannya?" tanyaku pada Zoe.

"Apa sisi positifnya jika kau menghilangkannya?" ujar Zoe dan tiba-tiba Aku memucat. Apakah Aku yakin?

Aku menunduk, "Yang jelas Aku bisa lebih tenang. Kembali bekerja, menjadi wanita normal seperti sebelumnya dan... A-aku akan menjauhi Harry," cicitku dan Zoe tampak berpikir. "Dan juga tidak ada yang perlu mengetahui ini selain kita berdua," ucapku dan Zoe mengusap wajahnya frustasi.

"Aku tidak bisa seperti itu," ujar Zoe sambil menggeleng.

"Namun Aku belum siap. Aku mungkin masih bisa berpikir panjang dan menghidupi bayi ini jika Harry tidak memiliki apa-apa dengan Maddie. Namun Aku sadar jika Maddie juga hendak memiliki bayi, dua bayi dan Aku tidak mau datang tiba-tiba lalu mengatakan jika Aku hamil oleh lelaki yang sama," ujarku, mengusap wajahku dan menyandarkan tubuhku pada Sofa. Lelah sekali, baik fisik maupun batinku.

"Kau bilang saja dengan Harry, Pamela. Bagaimana pun ini adalah anaknya. Dia saja mau memiliki anak dengan Maddie yang statusnya hanya sahabat---"

"Lalu Aku apa? Sahabat bukan, kekasih bukan, Zoe," balas ku dan menatapnya sendu. "Harry memang sudah sayang sekali dengan Maddie, mereka kenal sejak kecil. Sedangkan aku? Apa yang akan menjamin Harry menerima bayi ini?" bisikku kecil.

Cruel [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang