[AMM : SIX]

237 89 133
                                    

Happy reading ~

SELAMAT MEMBACA CERITA AMPLOP MERAH MUDA CHAPTER ENAM<3

💌💌💌

[SIX]
"Jika pertengkaran membuatku bertahan, aku tidak akan berhenti membuatmu naik pitam"
.
Gerda Geovanni
.

Setelah keluar dari area kantin lantai dua, Gerda menghampiri kedua kawannya di taman belakang sekolah. Ini adalah tempat mereka untuk bersantai. Bermain game, tidur, dan memakan jajan hasil rampasan pada beberapa anak yang melintas.

"Gimana hp lu? Udah bener?"

Pertanyaan itu berasal dari Reno, teman sebangku Gerda selama hampir dua tahun berada di kelas yang sama.

"Mau dibawa sama tuh cewek." Gerda menduduki kursi panjang, tepat menjadi penengah antara Reno, dan Aldo.

"Gila lu, hp lu kan emang udah rusak dari dulu. Ngambil kesempatan banget," cibir Aldo menyenggol lengan Gerda yang direntangkan di belakang.

Cowok itu hanya menyunggingkan senyum tipis, sebenarnya Gerda juga tidak terlalu peduli apakah ponselnya itu bisa diperbaiki atau tidak. Toh, ia punya dua ponsel lain di rumah.

Tapi, karena kesempatan ini juga Gerda bisa sering bertemu dengan Sheryl, seolah-olah ingin meminta pertanggungjawaban.

"Jenius kan gue," celetuknya.

Aldo dan Reno memutar bola matanya malas, mengambil beberapa makanan ringan serta minuman kemasan dari balik tubuhnya yang sempat ia minta dari anak kelas sepuluh. Adik kelasnya.

"Banyak banget kalian dapetnya hari ini, bangga gue sama kalian," puji Gerda tersenyum sumringah. Mengambil dua bungkus snack dan sebotol minuman dingin.

"Lu sih make pergi segala, kalo lu ada kan kita bisa dapet lebih banyak dari ini," ujar Reno sedikit kecewa.

Gerda terkekeh, ia pergi juga demi kepentingannya. Dalam hati ia bangga dengan kedua temannya, walaupun mereka tahu dirinya berasal dari orang yang berada, tidak sekalipun satu diantaranya yang berani mengambil kesempatan.

Baik Aldo maupun Reno, keduanya malah sering mengajaknya meminta jajan dari orang lain. Tidak mengharapkan Gerda akan membayari mereka makan.

Tenang saja, ketiga sekawan itu tidak meminta makanan dengan cara kekerasan. Sebaliknya, mereka malah memanfaatkan tampang mereka yang kelewat tampan.

Tentu dengan ciri khasnya masing-masing. Seperti Aldo dengan kumis tipis dan alis tebalnya bak pangeran Arab, Reno dengan mata sipit dan lesung pipitnya, serta jangan lupakan Gerda dengan wajah jutek namun manis, dan tubuhnya yang perfect bak atlet terkenal dan profesional.

Jangan berpikir mereka bertiga termasuk kategori most wanted di sini. Justru yang kenal dengan mereka hanya teman sekelas, wali kelas, serta teman yang dulu pernah satu kelas.

Miris.

"Gue ke kelas dulu." Gerda bangkit, meninggalkan kedua temannya yang hanya membalas anggukan kepala.

Ia berjalan santai menyusuri koridor yang mulai ramai. Kebanyakan dari mereka telah kenyang dari kantin, dan berniat mengobrol di luar keras.

Sekelebat bayangan yang datang tiba-tiba menarik bola matanya untuk melihat. Sepasang kakinya juga memberi sinyal kepada sarafnya untuk bergerak mendekat bayangan itu.

Amplop Merah Muda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang