[AMM : NINE]

205 58 97
                                    

Happy reading ~

SELAMAT MEMBACA CERITA AMPLOP MERAH MUDA CHAPTER SEMBILAN<3

💌💌💌

[NINE]
"Cepat atau lambat, kau pasti tahu siapa aku"
.
Anonymous
.

"Udah sana pulang!" usir Sheryl setelah turun dari motor Gerda yang berhasil mengantar jemputnya.

Ya, sebelum Sheryl naik ke atas motor tukang ojek, Gerda sudah terlebih dahulu mencekalnya. Memaksa Sheryl untuk membatalkan pesanan.

Tentu saja tidak semudah itu. Gerda harus rela membuang waktu 15 menit hanya untuk berdebat dengan Sheryl. Sedangkan tukang ojeknya? Beberapa kali ia mengeluh dan minta ijin untuk pergi.

Alhasil, Gerda lah pemenangnya. Dengan penuh paksaan, ia seenaknya menarik tangan Sheryl untuk duduk di belakang motornya. Walaupun sudah melawan, tetap saja sifat galak Sheryl akan tetap kalah dengan tatapan mematikan dari Gerda.

Pria itu tidak bereaksi apa-apa. Ia hanya memicingkan matanya sambil tersenyum miring. "Ck."

Gerda meletakkan helm yang dipakai Sheryl, di depan. Sedangkan helm fullface nya masih ia kenakan. Setelah memutar kunci dan menyalakan mesin, Gerda menyempatkan dirinya untuk membunyikan klakson beberapa kali sebelum akhirnya benar-benar pergi.

"Dasar gila!" Sheryl berdecak. Ia bergegas membuka gerbang dan berlari masuk ke kamar.

Aroma jeruk lemon menyeruak, kala Sheryl membuka pintu kamarnya. Pasti Mamanya lah yang menyemprot banyak sekali pengharum ruangan di kamarnya. Pantas saja, aroma kamar Sheryl bisa membunuh saraf hidung. Ia malas mengganti pengharum ruangan otomatis yang baru.

Dia langsung ingat apa tujuan utamanya ia pulang. Dibukanya tas ransel hitamnya, dan mengambil benda yang sudah dua hari ini selalu menginap di lokernya.

Namun, kali ini reaksi Sheryl tidak seheboh kemarin. Entahlah, mungkin bertemu Gerda adalah faktor kenapa moodnya jadi berantakan.

Seperti dua amplop sebelumnya, amplop kali ini masih menyimpan secarik kertas dengan warna yang sama.

Tiba-tiba ketika Sheryl membuka kertas yang terlipat itu, degup jantungnya mendadak tak berirama. Selalu seperti ini.

"aku ingin memilikimu"

Lagi dan lagi, bola mata Sheryl melebar. Mulutnya sudah tidak bisa ditahan untuk terbuka menganga. Rahang bawahnya seketika terjatuh.

"Dia pengin jadian sama gue?" tanya Sheryl pada diri sendiri.

Matanya dikedipkan beberapa kali, mencoba membaca tulisan itu lebih jelas dan teliti. Dia tidak salah baca, kan?

Ulasan senyum lebar langsung terpampang jelas di bibirnya. Lesung pipit tersembunyi milik Sheryl, terlihat sempurna. Matanya berkaca-kaca, dia ingin menangis. Menangis bukan karena sedih atau terharu.

Dia menangis karena tidak kuasa menahan tawa. Sheryl tidak sabar menertawakan semua orang yang telah mengejeknya. Ia juga tidak sabar akan mendapat boyfriend yang mungkin akan mewarnai hidupnya yang terlalu kelabu dan monoton.

Amplop Merah Muda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang