[AMM : TEN]

174 53 93
                                    

Happy reading ~

SELAMAT MEMBACA CERITA AMPLOP MERAH MUDA CHAPTER SEPULUH <3

💌💌💌

[TEN]

"Prinsip kita sama. Anti pacaran, sebar undangan pernikahan "
.
G. R. A
.

Suara kecipak air terdengar kala Gerda menjatuhkan kedua kakinya satu persatu ke dalam kolam renang. Dengan tinggi air sebatas bahunya, Gerda tampak menikmati kesegaran dan aroma khas air kolam.

Gerda mengambil nafas panjang. Mulai mengambil ancang-ancang, dan gesit meluncurkan tubuh atletisnya di dalam air. Rasa dingin dan segar langsung menyergap. Ini adalah alasan kenapa dirinya sangat menyukai renang.

Cipratan air menghiasi keramik pembatas yang berada di atas kolam. Hanya dengan suara kayuhan kaki dan tangan Gerda dalam air, mampu menyelimuti seluruh ujung ruangan ini.

Pantas saja, di sini hanya ada dia seorang. Sendirian. Entah kemana Galih pergi, dan tidak kembali lagi hingga sekarang.

"Gerda!"

Panggilan itu mampu menembus ke gendang telinga Gerda. Namun, ia tidak harus menyahutnya, kan? Posisinya sekarang semakin dekat dengan dinding ujung kolam, ia harus fokus membalikkan badan.

Dengan gerakan yang sudah ia hafal sejak sebelas tahun yang lalu, Gerda cepat membalik badan seratus delapan puluh derajat persis dengan gerakan yang diajarkan pelatihnya selama ini.

Mengentakan kakinya ke dinding kolam, meluncur dan kembali mengayuh kedua kaki dan tangannya berirama. Gerda tampak seperti atlet renang profesional.

Hingga saat ia tiba di ujung kolam tempatnya memulai, Gerda meraih pegangan besi. Ia sudah berhenti, memunculkan kepalanya di atas permukaan dengan wajah dan rambutnya yang sudah habis basah.

Nafasnya masih sedikit tersengal, renangnya kali ini cukup ia luncurkan dengan cepat. Alhasil, ia harus menyimpan banyak oksigen di dalam paru-paru selama berenang.

Matanya langsung menangkap sosok kawan latihannya, Galih yang sedang membawakan dua botol minuman mineral dingin di masing-masing sebelah tangannya.

"Mau gak?" tanya Galih walau sekadar basa-basi. Memangnya kapan Gerda pernah menolak jika diberi minuman tepat saat ia membutuhkannya.

Sebelum Galih melemparkan sebotol minuman itu, Gerda beranjak terlebih dahulu dari tempatnya. Mengangkat tubuhnya keluar dari dasar kolam.

Tubuhnya basah kuyup, keramik pembatas kolam seketika banjir saat Gerda berhasil naik. Ia menangkap botol lemparan Galih, dan langsung meneguknya sampai setengah botol.

"Thanks," ucap Gerda sambil menutup botol minumannya.

Galih hanya mengangkat kedua alis matanya, membalas ucapan terimakasih dari Gerda.

"Lo gak renang juga?" Gerda menyelonjorkan kaki panjangnya. Sekarang mereka berdua sedang duduk santai di atas kursi yang biasa dipakai pelatih untuk mengawasi mereka berlatih. Tidak jauh dari kolam renang yang baru saja Gerda pakai.

Galih meneguk minumannya, menutup botol itu dan meletakkan di samping tubuh. "Udah. Eh, katanya ada anak baru yang ikut daftar di sini. Umurnya setara sama kita."

Amplop Merah Muda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang