[AMM : TWELVE]

155 41 83
                                    

Happy reading ~

SELAMAT MEMBACA CERITA AMPLOP MERAH MUDA CHAPTER DUA BELAS <3

💌💌💌

[TWELVE]
"Yang terlalu lama berharap, hingga akhirnya tak dianggap"
.
Kau dan Aku
.

Berada di pojok ruangan sambil menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan, adalah hal yang sedang dilakukan Gerda saat ini semenjak kepergok oleh Sheryl di perpustakaan tadi.

Sudah hampir 3 jam dan jam istirahat telah tiba, tidak ada rasa pegal sedikit pun yang menghinggap.

Bukan rasa takut ataupun terkejut, Gerda malah memasang wajah tak suka setelah tertangkap basah. Dia melihat kehadiran Sheryl dengan dua orang lainnya. Iya, dua orang. Jessy dan Julian.

Penyebabnya sudah jelas, Gerda sangat muak melihat wajah laki-laki itu. Wajah sok tampan, wajah cowok yang sok mau berteman dengan Sheryl.

Apa Julian tidak merasa ilfeel berada di dekat Sheryl? Sejujurnya saat ia bertemu pertama kali dengan gadis itu pun, rasa ilfeel langsung menyelimuti.

"Sialan!" umpat Gerda. Tangannya terkepal dan meninju meja.

Dia tidak habis pikir kenapa dirinya juga tidak beda jauh dengan Julian. Yang mau-mau saja berdekatan dengan Sheryl. Gerda juga sempat bimbang, apakah dirinya memang menyukai Sheryl atau hanya sekadar rindu bertengkar dengannya.

"Temen lo aneh banget sih, kita dateng malah dianya pergi. Sekarang, malah nggebrak meja gak jelas," celetuk Reno melipatkan kedua tangannya. Melihat kelakuan Gerda sejak tadi.

"Dia temen lo juga kali," desis Aldo ikut mengamati Gerda dari bangkunya.

"Kata siapa gue temennya?" tukas Reno cepat.

"Oh gitu? Lo ga ngaku temennya?" Aldo tersenyum miring. "Berarti lo gak boleh ke rumahnya lagi dong buat ikut makan sama numpang Wi-Fi."

Reno yang semula menyender pada meja, kini berdiri tegak ketika mendengar ucapan Aldo barusan. Jangan sampai Gerda melarangnya untuk ke rumah cowok itu. Bisa-bisa dia harus beli kuota sendiri.

"Eh, maksud gue-"

"Bacot! Kalian bisa diem gak sih?!" Entah sejak kapan Gerda mendengarkan ocehan kedua temannya, ia bangkit dari kursi. Menendang kaki meja sampai bergeser sangat jauh.

Reno dan Aldo terkejut bersamaan. Tampang mereka seolah memelas meminta maaf. Keduanya hanya tidak tahu jika mood Gerda saat ini benar-benar kacau.

Gerda berjalan melewati Reno dan Aldo dengan raut penuh amarah di wajahnya. Rahangnya mengeras, diikuti dengan tatapan matanya yang menajam.

"Elo sih!" tuduh Reno menyenggol lengan Aldo.

"Kok gue sih? Kan lo duluan yang mulai!" balas Aldo tak terima.

"Ya harusnya lo gak usah ikutan ngomong dong! Gue jadi pengin jawab," ucap Reno meninggikan suaranya.

Aldo memutar bola matanya malas. Berdebat dengan Reno tidak akan ada ujungnya. Selalu ada alasan yang cowok itu gunakan.

Sementara Gerda, ia mengusap wajahnya gusar menggunakan air segar yang mengalir dari kran air washtafle kamar mandi.

Perasaannya berkecamuk. Antara marah atau menyesal. Kenapa ia tidak jadi menaruh kertas itu ke dalam loker Sheryl? Hanya selembar kertas saja, Gerda tidak bisa memasukkannya dengan cepat.

Amplop Merah Muda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang