Story 32 | Mungkinkah terulang lagi

487 73 30
                                    

" Tante paman ~~ " Jihoon dan Woojin menoleh dan mendapati dibelakangnya ada Jinhoon yang sedang menatap mereka dengan tatapan seolah ingin memberitahukan sesuatu, Jihoon pun mengajak Jinhoon untuk duduk diantara ia dan Woojin

" Ada apa sayang ? " tanya Jihoon lembut sembari mengelus puncak kepala keponakan tampannya itu

Jinhoon belum angkat bicara, ia masih terlihat berfikir sambil menatap kedua tangannya yang tertaut

Jihoon menatap Woojin sejenak lalu kembali menatap hangat wajah Jinhoon " kamu mau ngomong sesuatu sayang ? "

Jinhoon mengangguk " ini--- tentang Yumi tante "

" Yumi ? Dia kenapa ? "

" Aku mau cerita soal Yumi dan kelanjutan pengobatannya "

Jihoon mengernyitkan kedua alisnya " apa Yumi makin parah atau-- "

" Aku gak tau gimana caranya buat bantu Yumi makanya aku mau minta tolong sama tante dan paman "

" Bilang aja sayang kamu mau minta tolong apa hmm " timpa Woojin dengan suara beratnya namun terdengar sangat menenangkan

" Yumi . . . Sebenarnya dia-- udah gak punya orang tua dan saudaranya juga udah gak peduli lagi sama dia " sangat jelas terdengar nada suara Jinhoon sekarang agak sedikit mengecil karena ia juga merasa tidak enak dengan Jihoon dan Woojin

" Jadi Yumi sebatangkara ? " Suara Jihoon mulai bergetar

Woojin yang mengerti akan perubahan sang istri langsung mengelus punggungnya agar Jihoon merasa sedikit tenang

Jinhoon pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Jihoon

" Paman akan bantu Yumi sampai Yumi sembuh " tanpa banyak bicara Woojin pun mengajukan diri untuk membantu kesembuhan Yumi, karena ia pun pernah berada diposisi Jinhoon dimana ia juga sempat merasa putus asa dengan kesembuhan Jihoon tempo lalu dan itu sangat sangat sangat menyakitkan baginya melihat orang yang ia cintai terbujur kaku dengan alat-alat rumah sakit sebagai perantara hidupnya " paman tau rasanya menjadi Jinhoon "

Jihoon sontak menoleh kearah Woojin dengan tatapan yang tak bisa diartikan

" . . . Paman juga sempat putus asa, hati paman sakit melihat orang yang paman cintai terus tertidur " Woojin melirik sejenak pada Jihoon " tapi paman tidak pernah menyerah paman terus berdo'a pada Tuhan sampai pada akhirnya orang yang paman cintai itu sembuh dari penyakitnya "

Jinhoon terus mendengarkan apa yang Woojin ucapkan " terus gimana keadaannya setelah itu ? "

" Dia sehat dan bisa tersenyum lagi buat paman "

" Yang terpenting sekarang Jinhoon terus berdo'a untuk Yumi dan jangan tinggalkan Yumi apapun keadaannya karena Yumi sekarang butuh seorang penyemangat "

Jinhoon mengangguk patuh pada Jihoon

.
.
.

" Sayang~~~ "

Woojin menatap punggung Jihoon lekat, bukan jawaban yang Woojin terima melainkan hanya keheningan yang terus merajai, Woojin mendekati sang istri dan mencium puncak kepalanya sampai Jihoon terlonjak karena perlakuan Woojin yang tiba-tiba

" Woojin . . . Sejak kapan kamu disini ? "

" Harusnya aku yang nanya ngapain malem-malem duduk ditaman sendirian "

Woojin memilih duduk disamping istrinya dan menarik kepala Jihoon untuk bersandar dibahunya, sebenarnya tanpa Woojin bertanya pun ia sudah tau apa jawabannya

" Udara malem tuh gak baik buat kesehatan sayang "

Jihoon menyamankan posisinya dalam dekapan sang suami " aku cuma mau nyantai aja kok udah lama juga gak kayak gini " ucapnya diakhiri dengan cengiran lucu

" Jiwoo udah tidur ? "

" Udah kok "

" Kalo gitu aku mau nemenin kamu aja disini, udah lama juga kita gak duduk berdua santai ditengah alam terbuka kayak gini yakan "

Jihoon mengangguk " Woojin "

" Hmm "

" Makasih yah buat semuanya . . . Makasih udah mau nemenin aku sampai sekarang "

Woojin mengecup sekilas bibir tebal Jihoon " udah kewajiban aku buat nemenin kamu kan "

" Aku heran deh sama kamu, bisa-bisa nya kamu bertahan disaat aku gak bisa apa-apa padahal banyak banget perempuan yang pengen milikin kamu tapi kamu tetap bertahan sama aku yang penyakitan "

Woojin menghela nafasnya dan mengeratkan pelukannya pada Jihoon " Aku bertahan sama kamu karena aku pengen ngerasain yang namanya berjuang, berjuang ngehadapin rintangan besar. Lagian bertahan sama kamu adalah sesuatu yang bisa membuat aku belajar akan kesetiaan ditengah cobaan bertubi-tubi yang ingin meruntuhkan pertahananku "

" . . . Semua yang aku lakuin sama kamu murni karena emang dasarnya kamu adalah wanita yang patut untuk diperjuangkan " lanjutnya lagi " dan lihat lah sekarang, perjuangan kita gak sia-sia kan aku sekarang bisa meluk kamu ketawa bareng sama kamu aku bisa nyium kamu tiap hari dan yang bikin aku lebiha bahagia lagi sekarang kita udah dikaruniain tiga orang malaikat kecil yang lucu "

Jihoon tersenyum manis " oh ya, kok kamu tiba-tiba tadi ngomong itu sama Jinhoon ? "

Woojin menatap mata Jihoon yang walaupun gelap namun mata itu tetap berbinar " aku cuma mau nyemangatin Jinhoon aja kok . . . Lagian aku lihat Jinhoon bakal nurunin sifat aku deh "

" Kok nurun sifat kamu, bukannya dia harusnya nurunin sifat Yerim eonnie atau gak Mingyu oppa "

" Kamu ingat kan dulu aku kenal sama kamu juga masih seumuran Jinhoon . . . Dan aku ngerasa kisah kita bakal keulang lagi "

Jihoon menggangguk " yah aku juga ngerasa kayak gitu "

Hening, hanya hening yang sekarang mereka lewati sembari merasakan kehangatan satu sama lain dengan terus menautkan tubuh mereka

" Kamu dulu cantik gemesin tau gak "

" Berarti sekarang aku udah gak cantik lagi dong "

" Ya gak lah sekarang kamu udah tua uban aja udah banyak "

" Ih Woojin~~ "

" Bwahahaaa ampun ampun " Woojin meringis karena Jihoon terus mencubiti perutnya " becanda sayang, sampai kapan pun istriku tetap cantik walaupun udah tua "

" Woojin ih awas ya kamu gak bakal aku kasih jatah malam ini "

" Eh eh ampun gak lagi deh "

Jihoon poutin bibirnya

" Udah ih ngambeknya aku cuma becanda kok, sayang ~~ "

Dan Jihoon masih mempoutkan bibirnya sampai Woojin tak tahan melihatnya dan langsung meyambar dan mengecupi bibir Jihoon tanpa ampun " gemes ih istriku kalo kayak gini " Woojin mengecup kembali bibir Jihoon dan Jihoon tak berontak sama sekali

Dan begitulah cara mereka menghabiskan malam ini yang penuh dengan kebahagiaan

.
.
.

Dan mereka gak nyadar sama umur, udah tua juga masih aja kelakuan kayak bocah mana udah punya anak tiga lagi wkwk

Tbc

Salamsayang
Nunnasikembar 😘😘😘😘😘

My Baby Twins -2Park- (Sequel Of Goodbye-Love Struggle) ✔Where stories live. Discover now