[3.2] acceptance 🍀

3.3K 524 77
                                    

"jeno-ya.. tolong.. satu kali ini saja.. ya?" donghyuck memohon pada wakilnya itu untuk memimpin briefing hari ini.

jeno menatap ketuanya itu heran, "kau kenapa? biasa juga tidak ada masalah memimpin briefing."

"sekarang ada masalah jeno..!" kesal donghyuck, "pokoknya kau gantikan aku hari ini."

"hari ini saja kan?" jeno mengangkat alisnya, "aku tidak mau mendengar kau memohon seperti ini lagi di hari-hari esok." ucap jeno memperingatkan.

donghyuck mengerucutkan bibirnya ketika jeno bisa membaca pikirannya dengan mudah, "yah... jangan jahat dengan rekan kerja sekaligus sahabatmu ini!"

"habis kau aneh-aneh saja." jeno menyandarkan punggungnya ke sofa yang berada di ruang osis, "sebenarnya ada apa?"

"ada masalah."

"ya, apa masalahmu?"

"aku tidak bisa bilang."

"kenapa?"

donghyuck mengacak rambutnya frustrasi, "karena jawabannya sangat memalukan!"

jeno menggelengkan kepalanya tak mengerti, "astaga.. kau ini benar-benar."

donghyuck menangkupkan kedua tangannya dan memohon lagi pada jeno, "mau ya menggantikan aku?"

"hanya untuk hari ini."

"o-"

"tapi... ada syaratnya." sela jeno, "jelaskan dulu padaku apa alasannya."

lelaki berkulit tan itu mendengus, jeno selalu bisa memaksanya untuk buka mulut dengan cara apapun. dasar menyebalkan!

"kau harus memastikan mulutmu itu terkunci rapat-rapat, oke?"

"iya."

"baiklah." donghyuck menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan, "kemarin aku pulang diantar mark dan dengan bodohnya aku mengungkapkan perasaanku padanya, lalu aku menyesal dan sekarang aku akan malu sekali kalau bertemu dengan- ya! jangan tertawa..!!" kesal donghyuck ketika jeno tertawa begitu mendengar ceritanya.

"habis lucu sekali." jeno mengusap air matanya yang menetes, "jangan bilang kau di tolak?"

donghyuck memukul jeno, "aku tidak!!"

"lantas kau diterima? tidak kan?" jeno mengacak rambut donghyuck, "kau pasti terlalu takut untuk mendengarkan jawabannya bukan?" tebak jeno tepat sasaran.

donghyuck meniup poninya keatas, "iya, aku takut! puas kau?"

jeno masih terkekeh, "jangan menangis, aku akan membantumu."

"aku tidak menangis!" sanggah donghyuck padahal jelas sekali matanya berkaca-kaca.

jeno mengangkat bahunya, "baiklah, sekarang kita harus segera menemui mereka semua di aula.. kau mau ikut atau bagaimana?"

"aku.." donghyuck tampak bingung, dia ingin ikut karena tidak mau dianggap sebagai ketua panitia yang tidak bertanggung jawab, tapi dia juga masih malu kalau sampai bertemu mark.

"kalau tidak mau ya sudah.." jeno bangkit berdiri, "aku du-"

"aku ikut saja." sela donghyuck sambil ikut berdiri.

jeno menatap donghyuck, "kau yakin?"

"iya."

"jangan menangis ya."

donghyuck merotasikan matanya dan kembali memukul jeno, "kau menyebalkan!!"

jeno terbahak, lelaki dengan mata sipitnya itu memberikan donghyuck satu koper berisi ht sedangkan yang satunya lagi dia yang membawa dengan tangan kanan, tangan kirinya yang bebas merangkul donghyuck dan mengajaknya berjalan beriringan menuju aula tempat para panitia lain sudah berkumpul menunggu mereka.

[✔] Kisah Kita | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang