[4.1] monokrom🌹

4.2K 551 106
                                    

kringgg kringgg

alarm mark berbunyi tepat ketika waktu menunjukkan pukul 06.30 pagi. tangannya keluar dari dalam selimut untum mematikan alarmnya tersebut sebelum di detik berikutnya lelaki itu mendudukkan diri diatas tempat tidur.

dengan mata yang masih tertutup mark merenggangkan badannya. ah, dia ingin kembali tertidur untuk beberapa menit lagi namun tidak bisa. padahal jujur saja, mark masih merasa mengantuk karena baru tertidur sekitar 3 jam yang lalu karena banyaknya pekerjaan yang harus dia periksa.

tok tok

"tuan lee.." panggil bibi park —salah satu pelayan di rumahnya yang sudah bertugas mengurus segala kebutuhan termasuk mengecek apakah mark sudah bangun atau belum sejak dia masih kecil.

"aku sudah bangun." balas mark dengan suara rendahnya karena baru bangun tidur.

"baiklah, aku akan mempersiapkan sarapan tuan."

"terima kasih, ahjumma."

setelahnya mark turun dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

.
.
.

"selamat pagi, hoejangnim."

"pagi, hoejangnim."

"selamat pagi, lee hoejangnim."

semua karyawan yang berpapasan dengan mark di kantor menyapa mark dengan ramah namun seperti biasa, mark tidak pernah membalas satupun sapaan dari karyawannya tersebut.

"sudah berapa kali kuperingatkan kau untuk memperbaiki sikapmu." tegur ayahnya —lee sehun— ketika mereka berpapasan didepan lift.

mark menunduk sopan kearah sehun sebagai bentuk formalitas semata, "aku belajar dari abeoji." sahut mark dengan tenang namun sarkas.

sehun menghela napas mendengar balasan mark. sejak kecil, hubungan dirinya dan sang putra memang tidak dekat, apalagi semenjak kepergian istri tercintanya. namun, bukan berarti sehun tidak menyayangi mark. justru sehun sangat menyayangi putra tunggalnya itu dengan sepenuh hatinya.

"kau tidak usah meniru perilaku abeoji yang buruk, mark." ujar sehun.

ketika pintu lift terbuka, sehun, mark, serta beberapa pengawal sehun masuk ke dalam lift dan menekan angka 15 —tempat dimana ruangan pasangan ayah dan anak itu berada.

"kudengar jaemin mengundurkan diri menjadi sekretarismu."

mark melirik ayahnya sekilas, "ya, dia akan segera menikah."

"sayang sekali, padahal pekerjaan anak itu sungguh bagus." ucap sehun, "apa kau sudah dapat penggantinya?"

"jaemin bilang dia memiliki teman yang berkompeten untuk menggantikan posisinya di kantor ini, jadi aku meminta jaemin untuk mengantar orang itu hari ini." jelas mark.

"begitu?" sehun mengangguk-ngangguk saja, "kau harus benar-benar memastikan dia orang yang dapat kau percaya, mark."

"tanpa abeoji beritahu pun, aku akan melakukannya."

pintu lift terbuka dan mark langsung mendahului sang ayah untuk keluar dari sana tanpa mengucapkan apapun lagi. sehun hanya bisa memandang punggung putranya itu dengan tatapan sendu.

yah.. orangtua mana yang tidak sedih jika anak kandungnya bersikap abai seperti itu? walaupun sehun juga tahu kalau ini semua terjadi karena kesalahannya sendiri terhadap mark.

[✔] Kisah Kita | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang