ALLEANDRA (3)🐟

77 7 0
                                    

"Membuka hati tidaklah sulit, menerima cinta lah yang tidak mudah"

••••

"Vin, bisa lebih lama lagi gak disini nya" Al mengerucutkan bibirnya.

"Sorry Al, gue udah di tunggu sama Vania. Gak enak dia udah nunggu dari tadi"

Al mengangguk lemah, "Ya, ya, pacar prioritas utama ye kan"

Kevin tersenyum lalu mengacak rambutnya, dan mencubit pipinya gemas.

"Salah lo sendiri buat gue cari pacar, Lo jadi terlantar kan"

Al mendengus dan memalingkan wajahnya, "Ya gue kasian liat temen ngejomblo mulu"

"Ye, sendirinya" kekeh Kevin.

"Ish iya, iya gue yang salah"

"Loh tumben lo ngakuin kesalahan lo"

"Ahh, udahlah pergi sana Vania udah nunggu tuh" Usir Al mendorong tubuh Kevin yang lebih besar darinya. Kevin hanya terkekeh melihat wajah Al merah padam karena marah.

Tanpa mereka ketahui di sebrang jalan ada seseorang yang mengepalkan tangannya dan menatap mereka ralat menatap Kevin penuh kebencian.

"Oke, oke gue berangkat dulu. Bye" Pamit Kevin mengecup singkat puncak kepala Al.

"Iya, udah sana. Awas loh nanti malam kalo gak datang"

"Iya iya bawel ah"

Kevin menjalankan mobilnya menjauhi rumah Allea. Setelah Kevin sudah tidak terlihat, seseorang di sebrang jalan menghampiri Al dengan motor sport birunya. Al mengernyit, siapa yang datang? Al mengedikkan bahunya lalu berjalan masuk ke rumah. Belum sempat ia membuka pagar, seseorang tersebut memanggil namanya.

"Allea..." Al menghentikan langkahnya, ia hafal dengan suara itu. Suara yang setiap harinya mengganggu Allea. Suara itu menjadi teman Allea selama dua Minggu di SMA Mandala. Teman pertama Allea selain Rara dan Kevin.

"Lo ngapain kesini?"

Andra hanya terdiam mencerna perkataan Al, baru kali ini Allea berbicara tidak formal dengannya. Apakah Andra tidak salah dengar?. Allea pun sama terkejutnya, kenapa ia menggunakan bahasa seolah akrab dengan Andra? Buru buru Allea menggelengkan kepalanya.

"Lo ngomong sama gua?"  Tunjuk Andra kepada dirinya sendiri.

"Iya, kamu ngapain kesini?" Jawab Allea dengan datar.

"Gue mau main"

"Disini bukan taman bermain"

Andra mendengus, sungguh ia tidak mengerti dengan sikap Allea. Tadi saja ia tersenyum saat ada pacarnya(?) Kenapa sekarang dihadapan Andra begitu dingin, seolah mempunyai kepribadian ganda (?)

"Iya gue tau ini bukan tempat bermain. Tapi gue mau ngabisin waktu bareng lo" Andra tersenyum manis kearah Al.

Allea melongo melihat senyuman Andra, sungguh senyuman yang familiar. Ia ingat, sangat ingat senyuman itu. Tanpa sadar air mata Al keluar, tatapannya berubah sendu.

"Dave.." Ucap Al dengan tangan mengelus rahang kokoh Andra lembut.

Andra terkejut bukan main, baru kali ini ia melihat Al menangis. Bukan Al yang seperti biasanya, matanya terlihat sendu dan menyimpan banyak luka. Andra tidak menolak dengan perlakuan Al. Sama halnya dengan Al, ia tidak melepaskan tangannya dari wajah Andra.

"Dave..." Ucapnya lagi yang sudah memeluk tubuh Andra dengan erat.

Andra tidak berbicara ataupun membalas pelukan Al, ia menatap puncak kepala Allea karena tingginya hanya sampai dada Andra. Bukannya Andra tidak mau membalas pelukan Al, bahkan inginnya saja ia mengelus rambut Al dengan lembut sambil berkata 'tenang ada gue disini'. Namun ia sedari tadi berkalut dengan pikirannya, ia bertanya tanya siapakah Dave? Sejak mereka awal bertemu Al memanggilnya Dave.

ALLEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang