farewell part 07

7 3 0
                                    

*tekan bintang sebelum membaca

   Lea membuka matanya perlahan, samar samar ia dengar suara Wijaya, papihnya yang memang baru pulang semalam. Ada saja yang mengganggu minggu paginya, padahal ia berencana akan tidur seharian.

   Dengan enggan ia berjalan gontai ke ruang depan apartementnya, setaunya sahabat atau colega papihnya tidak ada yang di Jakarta. Jadi, papihnya berbicara dengan siapa?.

   "Haha, lucu juga kamu ini." suara papihnya yang tertawa.

  Masih dengan rambut berantakan dan iler melintang. Lea berjalan keluar. "Papih lagi ngobrol sama_" pertanyaan yang akan di lontarkan Lea terpotong, saat dia melihat orang yang berbicara dengan papihnya.

Lea melotot, berkali kali ia mengucek matanya. Ia tak salah lihat. El disana, duduk bersama papihnya.

   "Lea nya udah bangun tuh." ujar Wijaya. "El?" tanya Lea. El tersenyum, entah kepadanya atau pada iler Lea yang panjang melebihi rel kereta.

   "Iya. Makanya kamu mandi, kamu tidur apa latihan meninggal sih? Kebo banget. Si El udah nungguin kamu lama, mau ngajak ke suatu tempat katanya." Ujar Wijaya, Lea tak aneh lagi dengan ucapan papihnya yang blak blakan itu. Tanpa basa basi Lea langsung berlari ke kamar mandi, bukan karena buru buru, tapi karena ia sadar tampilannya saat ini sangat berantakan.
                                ***

   "Kita mau kemana?" tanya Lea, saat sudah berada di mobil El. "Tempat yang bisa bikin semua orang bahagia." jawaban El membuat Lea mengerutkan kening.

   "Emang ada tempat kayak gitu?" tanya Lea meragukan, El tidak menjawab, lalu memacu kendaraannya.

....

  Lea menatap plang di depan rumah ber cat putih, seperti rumah susun. Tapi berukuran lebih kecil.

   "Panti asuhan?" Lea menatap El yang sibuk dengan barang di bagasinya. "Tolong bawa ini." El menyodorkan kardus, yang entah apa isinya. Lea menerimanya, masih dengan raut bingung.

   "Kamu sering kesini." tanya Lea lagi, "kadang kadang." jawab El. Mereka lalu berjalan ke arah bangunan panti. Disana, banyak anak anak yang sedang bermain di halaman panti. Seperti sudah akarab, saat melihat El mereka lalu berlari menghampirinya.

   "Kak El!!" teriak anak anak panti, lalu beramai ramai memeluk El tanpa canggung. Seorang petugas panti yang kelihatan sudah berumur pun menghampiri mereka. "El?"

   "Nih mainan buat kalian." El memberikan kardus yang tadi dia dan Lea bawa. Lalu menyalami ibu panti. "Kamu ko gak bilang mau kesini? Kalo tau kesini kan ibu bisa siapkan makanan." El menggeleng "gausah bu, buat anak anak aja."

   Ibu panti lalu menatap Lea yang terdiam, ia bingung harus apa. "Ini siapa El?" tanyanya. "Saya Lea bu." Lea memperkenalkan diri, lalu menyalami ibu panti. "Cantiknya." puji ibu panti membuat Lea bersemu karena di puji.

  "Kakak pacar kak El?" tanya seorang anak perempuan dengan barbie di tangannya. Lea menggeleng "bukan."

  "Kakak cantik, ayo main sama kita." ujar anak anak panti, lalu menarik tangan Lea. Mengajak bermain bersama, Lea menatap El sesaat, yang di tatap hanya tersenyum.

   Anak anak itu terus mengajak Lea bermain, dengan tingkah polos mereka membuat Lea terus tertawa. El benar, itu adalah tempat dimana semua orang bahagia.

   El mendongeng, semua anak anak menatap El seksama, begitu juga Lea. Saat itu Lea sadar, ia ingin tahu lebih banyak tentang El, segalanya, tentang El yang misterius dan penuh dengan kejutan.

                                 ***

   Lea mengajak El ke pasar malam yang ada di dekat rumahnya.

  "Kenapa pasar malam?" tanya El menatap riuhnya pasar malam. Hampir semua permainan ada di sini.

   "Katanya, ada rumah hantu yang di adain cuma setahun sekali. Gue mau coba, pasti seru banget." Lea terlihat sangat bersemangat. "Rumah hantu? Gak bisa naik yang lain aja?" El terlihat ragu.

   "Lo takut?" tanya Lea menatap mengejek le arah El. "Bukan git_"

    "Udah ayo." ajak Lea, sambil menarik lengan El agar mengikuti nya.

   Sepanjang lorong penuh kegelapan dan ketakutan di dalam rumah hantu, Lea terus berteriak. Sementara El hanya terdiam, tak mengeluarkan suara.

  Sekeluarnya mereka, Lea terus mengoceh. "Itu tadi seru banget ya?" El yang di ajak berbicara hanya diam. "El?" panggil Lea menatap El. Lea panik saat melihat El yang sudah keringetan dan wajahnya yang pucat. Tapi itu hanya sebentar, Lea lalu tertawa.

   "Segitu takutnya ya lo?" El tetap diam, sesekali terlihat mengatur nafas. Matanya juga merem melek. "El lo gapapa?" Lea mengguncang tubuh El.

   "Gapapa, ayo kita pulang."

                          

Xoxo~


°
°
°
°

Ada yang baca? Aku berharap banget kalian tekan itu tombol bintang dan komen sebanyak banyaknya. Karena bagaimanapun, aku butuh dukungan dan saran kalian.
See next my part guys!

     

   

  

FAREWELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang