Setelah beberapa hari Ali keluar dari rumah sakit, kedua orang tuanya menunjukkan suatu gelagat yang aneh. Seperti contohnya selalu mengecek keadaan Ali minimal 3 kali sehari dan terus bersikap baik yang biasanya tak mereka berikan.
Pada suatu hari saat Ali sibuk dengan televisi dan ponselnya, papanya datang dan duduk di kursi singlenya.
"Ali....papa ingin berbicara serius denganmu?" Ali yang mendengarnya langsung menolehkan kepalanya menunggu kelanjutannya."Satu Minggu lagi kamu akan bertunangan dengan Bie, sahabat kecilmu itu"
Deg....
Perkataan sang papa membuat Ali menegang. Bie? Tapi ia tak memiliki perasaan padanya. Ia cinta perempuan embemnya itu.
"Pah, Ali tidak mau. Ali sudah mempunyai pacar, dan Ali mencintainya" ujar Ali mencoba tak menanggapinya serius.
"Tak bisa Ali, perjodohan ini sudah ditetapkan. Putuskan pacarmu segera, lagipula kau sendiri yang dulu ingin sekali bertemu dengan Bie. Kau juga bilang jika dia cinta pertamamu kan? Lalu kenapa sekarang kau menolak?" Tanya papanya sedikit memincingkan matanya
"Itu sebelum aku mengenal perempuan lain papa. Mungkin Bie akan lebih cantik dari my embem, tapi aku tak peduli karena aku jatuh cinta kepadanya bukan kepada Bie." Ali menjelaskan sambil terus menatap mata sang papa seakan memohon.
"Persetan dengan cinta. Apapun alasanmu kau akan tetap bertunangan satu Minggu lagi. Jangan sampai membuat mamamu kecewa" ujar Ali sang papa, lalu pergi meninggalkan Ali begitu saja.
"Arrgghh....kenapa harus seperti ini? Apa yang harus aku katakan kepada Prilly? Aku tak mau hubunganku kandas secepat ini. Aku mencintainya dengan sangat" Ali frustasi memikirkan itu semua, mengapa papanya tak pernah menanyakan apa yang Ali inginkan?
.
.
.
.
.
.
"Sayang, kenapa melamun seperti itu? Apa kau tak suka makanannya?" Pertanyaan Ali hanya mendapatkan gelengan oleh Prilly.Ali bingung dengan sikap Prilly saat ini, Prilly memang sosok gadis yang tidak begitu pecicilan. Tapi ia adalah gadis yang gembira dan bisa menyalurkan energi positifnya.
"Mas, Prilly mau tanya boleh?" Dengan hati-hati Prilly membuka obrolannya. Ali dengan senang hati mempersilahkan
"Jika misal Prilly dijodohkan, mas Ali bagaimana?"
"APA? KAU DIJODOHKAN?" teriak Ali tak percaya, gadisnya ingin dijodohkan? Apa apaan ini? Mengapa keduanya harus sama-sama terikat dengan perjodohan?
"Ma-maaf mas, Prilly baru mengatakannya sekarang. Prilly takut untuk kehilangan mas. Mas Ali, Prilly nggak mau dijodohin" Prilly mulai terisak, ia tak mau kehilangan orang yang selama 3 tahun ini ia cintai.
"Baik, ayo datang bersamaku di pertunanganmu dan aku akan mengenalkan diri sebagai calon suamimu. Aku takkan melemaskanmu begitu saja, aku mencintaimu Pril, sangat. Mari kita berjuang ini sama-sama!" Ucap Ali mantap, Prilly hanya mampu menitihkan air matanya, Alinya benar benar tulus mencintainya yang jelas jelas tidak sempurna ini. Prilly dengan mantap mengangguk setuju
"Iya, ayo kita hadapi bersama. Aku percaya kamu mas" ucap Prilly dengan senyuman haru.
Ali hanya bisa mengelus tangan Prilly yang sedari tadi bergetar gelisah. Mencoba menenangkannya, dan dia pasti akan berjuang agar kekasihnya itu tak dijodohkan dengan pria lain. Bahkan takdir pun akan Ali Tetang untuk gadisnya itu.
..
.
.
Waktu itupun tiba, dan Ali bersyukur karena acaranya ternyata satu tempat dengan acara sang kekasih Prilly.
Dan saat ini Ali dan Prilly janjian ditaman dekat kafe. Sebenarnya Ali rada bingung, mengapa kafenya sepi? Tapi tanpa banyak berfikir, Ali bertekad untuk mempertahankan Prilly"Mas Ali!" Suara itu mulai menggema, Ali hanya menampilkan senyuman manisnya. Prilly malam ini benar-benar cantik, tapi ini membuat Ali semakin takut jika orang yang dijodohkan dengan pacarnya ini malah menyetujui dan ingin segera dinikahkan. Lalu bagaimana nasib Ali?
"Kamu! Pakaian seperti apa yang kamu pakai ini? Dress dengan lengan yang hanya sedikit, juga mengapa panjangnya tak dapat menutupi paha mulusmu itu? Dan apa ini? Kamu memakai makeup? Kamu ingin dia menyetujui perjodohan kalian ha?" Ali berbicara dengan kesal, ia kesal mengapa pacarnya itu harus cantik malam ini? Dan tanpa sengaja ia sedikit membentaknya.
"Ih kamu apaan sih mas? Akukan gak mau bikin kamu malu saat didalam nanti. Lagian aku juga gak mau pakek dress yang super pendek kayak gini. Ini semua mama yang maksa tau. Dan sekarang bukannya nenangin aku, kamu malah marahin aku. Au ah sebel, gausah kesana aja sekalian" Prilly jengkel dengan sikap Ali, mengapa ia harus mengomentari penampilannya? Ia pun memilih duduk di bangku taman, membuang wajahnya dari hadapan Ali. And now, mode ngambeknya sudah menyala
"B-bukan gitu sayang, akutuh cuma gasuka aja kamu pakaian seperti ini" kali ini Ali terlihat duduk disamping Prilly dan mencoba menggenggam tangannya. Tapi Prilly segera membawa tangannya ke matanya.
"Au ah aku gak denger, mata aku lagi ketutup" mendengar itu Ali sedikit menahan tawanya, kadang kekasihnya ini sangat lucu. Mana ada gak denger yang ditutupi matanya. Emang aneh cewek satu ini, tapi gadis inilah yang bisa membuat Ali jatuh sedalam ini jauh sebelum mereka bertatap muka.
"Udah dong jangan ngambek, nanti manisnya ilang loh. Masa my embem ngambek-ngambek teyus sih? Udah ayo, ini udah saatnya kita kesana" bujuk Ali lagi sambil tersenyum lalu langsung merangkul pundak Prilly dan membawanya pergi kedalam kafe
..
.
Prilly takut setengah mati kala melihat mamanya yang sedang bercanda bersama orang tua anak yang ingin dijodohkan olehnya mungkin?Tanpa sadar tangan Prilly makin erat menggenggam tangan Ali seakan tak mau jika Ali meninggalkannya. Mengetahui jika Prilly ketakutan Ali langsung makin mengeratkan genggamannya tangannya dan sedikit membungkuk lalu berbisik ke telinga Prilly merapalkan ucapan penenang.
"Percaya sama aku sayang, aku akan membatalkan pertunangan ini. Hanya aku yang bisa bersamamu. Kita jalani ini bersama-sama"Mendengar itu Prilly menoleh dan tersenyum. Hatinya menghangat, belum pernah ada seseorang yang mencintainya sedalam ini. Prilly bersyukur telah mengenal laki-laki terbaik dalam sepanjang hidupnya yang ke 19 ini.
.
.
"Kamu sudah datang sayang? Oeh, dan siapa yang ada disampingmu itu sayang?" Tanya mama Prilly bingung. Sekarang adalah acara pertunangannya, tapi mengapa dia bisa menggandeng pria sedangkan anak dari rekannya itu belom datang."Perkenalkan Tante, saya Ali. Saya adalah pacar dari anak Tante, dan sekarang saya memutuskan untuk menjadi calon suaminya. Jadi saya mohon batalkan pertunangan ini sekarang juga--" ucapan Ali tersendat kala melihat siapa yang ada tepat didepannya itu. Betapa terkejutnya Ali saat melihat wajah calon besan dari mamah Prilly itu.
"A-apa ini Pril? K-kenapa?" Tanya Ali bingung setengah mati, sedangkan yang ditanyai hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tau maksud Ali bertanya
..
..
.
Jadi gimana kelanjutannya
Saksikan next part
Pai Pai 😘😘❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Pertemuan (fat girl)
Fanfiction"kalo ini masalahnya kamu ngomong! Jangan diem kayak gitu, jangan cuek kayak gitu. Kalo kamu nggak ngomong, aku nggak bakalan tau mau kamu tuh apa? aku nggak akan tau masalahnya itu apa? salah aku apa!" ucapnya sambil memegang kedua bahu ily. "hiks...