What is this?

469 34 3
                                    

"A-apa ini Pril? K-kenapa?" Tanya Ali bingung setengah mati, sedangkan yang ditanyai hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tau maksud Ali bertanya
.

.

.
"Jawab Pril, apa ini?" Tanya Ali lagi, Prilly lagi lagi menggeleng tak mengerti.

"A-aku nggak ngerti yang kamu tanyain itu apa mas, kenapa kamu terkejut?" Tanya Prilly mulai takut karena mata Ali seperti menahan amarah.

"Kalian semua permainin aku iya?--" semua mengernyit bingung termasuk Prilly, tapi yang lebih parah Prilly meneteskan air matanya.

"Permainin apa maksud kamu mas? Aku nggak ngerti.." Prilly makin bingung sambil berusaha menggenggam tangan Ali tapi Ali menepisnya, matanya makin tersirat kemarahan yang sangat besar.

"Aku udah berusaha mati-matian buat ngomongin ini sama orang tua kamu dan calon orang tua yang anaknya mau dijodohin sama kamu. Aku benar-bener takut tau nggak? Tapi....tapi kalian semua malah kayak gini, sumpah ini nggak lucu" Ali benar benar marah dan membentak semuanya di depan muka Prilly, Prilly terkejut tak pernah sebelumnya Ali seperti ini kepadanya. Ali selalu menjaganya, tapi sekarang dia malam membentaknya dan memakinya dengan teriakan dan suara yang sangat keras. Hatinya tak siap, karena dia memang tak tau apa yang Ali maksud. Dengan masih terkejut Prilly memundurkan langkah kakinya perlahan lalu berbalik dan berlari meninggalkan kafe, sedangkan Ali hanya bisa berteriak frustrasi mengacak-acak rambutnya.

Plakk...
Ali tertegun, baru saja ia ditampar. Bukan oleh mama Prilly tapi oleh mamanya sendiri. Sambil memegangi pipinya Ali mengernyit menatap wajah sang mama.

"Kamu tega Ali, kamu sudah menyakiti hatinya...kamu membentaknya....kamu tau kan jika bie tak pernah bisa dibentak?" Ali tersentak, nama itu....'bie' Ali semakin bingung dengan semua ini.

"Ha? B-bie?" Tanya Ali ragu

"Iya bodoh, dia Bie orang yang dari dulu kamu suka. Tapi kamu telah menyakitinya, dan papa tak tau apakah ia masih mau menerima perjodohan ini atau tidak" papanya menimpali pertanyaan Ali, Ali diam seakan responnya terhambat oleh keadaan. Sedangkan orang tua Bie hanya diam karena mereka tau jika Ali dan Bie lah yang harus menyelesaikan ini.

Segera Ali tersadar dan berlari mengejar kekasih tercintanya itu. Bagaimanapun ia tak mau kehilangan orang yang ia perjuangkan selama ini, mendapatkannya susah dan dia tak mau menyia-nyiakan itu semua. Bie nya harus kembali, Prilly nya harus kembali, gembilnya harus kembali.
.
.
Ia terus mencari Prilly seiring jalan. Dia terus berlari dan kadang meneriaki nama kekasihnya itu.
"Prilly, Prilly sayang kamu kemana? Sayang...!!" Teriak Ali sambil terus mencari Prilly.

Ia telah mencari Prilly terlalu jauh, sekarang dia benar-benar frustasi. Dia tak tau lagi harus mencari Prilly kemana. Dan dia semakin khawatir dengan kondisi Prilly karena tadi dia berpakaian yang bisa dibilang lumayan terbuka bagi Ali. Ali takut, sangat takut.

"Aaaaaaaaaaaaa!!" Seseorang berteriak, dia berteriak sangat keras seakan ia butuh pertolongan. Ali tak ingin memperdulikan karena dia hanya ingin fokus mencari Prilly.

"Aaaaaaaaaaaaa tolong...... Ali tolong...." Ali tersadar, itu suara Prilly. Suara Prilly yang minta tolong. Segera Ali langsung berlari keasal suara. Dan benar saja, disitu terdapat pereman yang sedikit mabuk berusaha untuk menyentuh Prilly, segera Ali menepis tangan preman itu. Sampai kapanpun ia takkan pernah membiarkan siapapun menyentuh kekasihnya itu walaupun seujung kuku pun

Ali tanpa henti menghajar preman itu mati-matian hingga preman itu tak bisa melawan lagi.
Tak ingin terjadi sesuatu yang lebih pada Prilly, Ali langsung membawa Prilly pergi dari tempat itu, menuju taman yang lumayan sepi tapi aman.
Disitu, Prilly mulai menangis. Dia takut dengan apa yang akan terjadi tadi jika Ali tak datang. Melihat kekasihnya menangis Ali langsung membawa Prilly kepelukannya.

"Sssttt, sudah jangan menangis. Aku disini Bie, aku bersamamu, aku akan menjagamu, aku akan ada disisimu, dan maafkan aku jika tadi aku membentakmu. Aku minta maaf...." Tak merespon Prilly malah makin mengeratkan pelukannya dan menelusupkan kepalanya dalam-dalam kedada Ali.

"Sudah Bie, aku ada disini sekarang..." Prilly baru tersadar, panggilan kecilnya.... mengapa Ali mengetahuinya?

"M-mas.. hiks....kenapa kau tau panggilan kecilku?" Ali bingung, bukannya Prilly sudah tau? Tapi kenapa dialah yang sepertinya kebingungan?

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Bukankah dari dulu kamu sudah tau? Aku Ali Pril, aku Ali teman kecilmu. Dan kamu cinta pertamaku...." Prilly menutup mulutnya terkejut, air matanya mengalir lagi. Dia begitu senang bisa melihat wajah Ali gendutnya itu.

"K-kamu gendutnya aku? A-Ali? Hiks....kamu A-Ali?" Prilly menangis setengah tertawa, dia tak menyangka bahwa Ali yang mampu menggantikan posisi gendutnya itu sebenarnya tidak. Karena Ali adalah gendutnya, gendut yang selama 16 tahun telah mengisi hatinya. Sontak Prilly memeluk Ali erat, hatinya sungguh senang.

"Ih...hiks....kamu mah jahat" ucap Prilly memukul lengan Ali. Ali tersenyum dan menaikkan satu alisnya.

"Kenapa jahat?" Tanyanya sambil tersenyum.

"Lagian kuyus gak ngajak-ngajak. Ini mana pipi yang dulunya tembem? Terus mana perut besarnya? Kenapa jadi kayak gini? Ih kamu jelek sekarang!" Prilly mengkritik Ali sambil mencubit pipi dan perutnya. Mulutnya mempout lucu, Ali serasa ingin melamarnya sekarang.

"Kalau embem aku ini bilang aku jelek, kenapa dia mau pacaran sama aku ini ya?" Tanya Ali pada dirinya sendiri, sambil pura-pura berfikir dan mencuri pandang pada Prilly.

"Siapa juga yang mau sama kamu. Nggak ah, aku nggak suka gendut yang sekarang--" omongan Prilly terpotong dengan ucapan Ali.

"O-oh jadi gitu ya, udah gak mau sama gendut karena aku nggak gendut lagi? Oke oke, kita tinggal bilang aja ke mama papa buat batalin pertunangan ini--" goda Ali pada Prilly, dia hanya ingin mengetes bagaimana reaksi Prilly. Benar saja Prilly langsung merengek dan menghentakkan kakinya lucu. Ali matj-y berusaha menahan tawanya.

"Mas....!" Panggil Prilly lirih, Ali berusaha acuh tapi ekor matanya masih menatap Prilly.

"Mas Ali...." Kali ini nadanya terdengar seperti merengek, sudut bibir Ali sedikit tertarik tapi ia tetap menahannya.

"Ih mas Ali...Bie lagi ngomong. M-maksud Bie tadi bukan kayak gitu....hiks....b-bie cuma bercanda, apapun mas Ali dulu...hiks ...dan sekarang Prilly bakalan terima..." Ali terkejut, sekarang Prilly berbicara dengan suara bergetar diiringi dengan isakan kecilnya. Dengan segera Ali berbalik dan memeluk Prilly.

"Udah diem sayang, maaf tadi gendut cuma bercanda...Bie nggak salah kok, maaf ya...mas nggak sengaja sayang" Prilly terus terisak, Ali hanya bisa tersenyum sambil menghapus air mata Prilly.

"Udah yuk ke kafe lagi, pasti mama papa udah nunggu. Kita langsungin acara ini sekarang, dan setelah kamu lulus kita bakalan nikah--"

"Enak aja, aku nggak mau mas...aku masih pingin kuliah..." Ucap Prilly masih mempoutkan bibirnya.

"Iya sayang aku hanya bercanda, kita jalani dulu yang sekarang. Kamu juga harus belajar yang bener biar lulus dengan nilai terbaik" Prilly mengangguk polos, alipun tertawa. Dengan segera ia membawa Prilly menuju kafe yang menjadi tempat acara.
.



.


.








.








.
Yoyoyo gaes....
I'm back now
Next part ya, maaf kalo slow update soalnya mood lagi males buat
😂😂
Jangan lupa vote, follow, and comment
Pai Pai 😘😘❤️

Cinta Tanpa Pertemuan (fat girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang