A/n : Sebelum anda membaca cerita ini, sekali lagi, saya beri tahu (bkn tempe), kalau genre cerita ini "romance-fantasy".
Dan cerita ini hanyalah fiktif belaka.Jangan lupa vote, comment, dan kritik saran nya❤️
*****
"Kamu bukan magnet. Tapi, kenapa aku merasa tertarik untuk mendekatimu?"
***
Aku masih tidak mengerti dengan apa yang aku lakukan. Aku juga tidak mengerti, mengapa aku nekat kembali melakukan hal yang jelas-jelas sudah lama tak ingin aku lakukan. Biasanya, aku selalu benci disaat-saat seperti ini, tapi entah mengapa kini justru aku semakin dalam menatapnya?
Tatapan itu pun masih terus mengunciku.
Entah sudah berapa lama aku menatap matanya dengan posisi sedekat ini, dan aku masih mencoba mengorek informasi dengan tatapan yang tidak bisa kuartikan itu.
Tapi, aku tidak bisa.
Sudah kukerahkan semua kekuatan, tapi aku tetap tidak bisa melakukannya.
Siapa sebenarnya orang ini?
"Udah puas natapnya?"
Aku otomatis langsung melepas pelukannya, menyudahi adegan romantis 2 menit yang membuatku gila memikirkannya. Kini, yang jelas aku berusaha menjauhi kontak mata dengannya. Ah sial, apa yang sudah kulakukan.
"Ini kan yang selama ini lo mau?"
Gila. Ini benar-benar gila. Tapi, aku benar-benar tidak tahan untuk tidak menatap mata cokelat terang itu. Jadi, kuputuskan untuk kembali menatap mata yang tengah menatap tajam padaku.
Cowok itu mendengus kasar, aku bisa mendengarnya. "Gue masih nggak ngerti apa tujuan lo ngejar-ngejar gue dengan alasan yang nggak masuk akal gini, karena cuma pengen tatapan sama gue lebih dari 1 menit?" ia menyeringai.
"Tapi yang jelas, lo udah dapat apa yang lo mau. Jadi, jangan ganggu gue lagi." Cowok itu berbalik dan pergi setelah menekankan kata 'jangan ganggu gue lagi.'
Aku menatap punggungnya yang semakin menghilang termakan jarak.
"Siapa dia? Kenapa gue nggak bisa ngeliat masa lalu dia? Kenapa kekuatan gue nggak bisa berfungsi?"
Jujur, kejadian barusan masih membuatku shock. Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Setahuku, di seumur hidupku tidak ada seorang pun yang tidak mempan dengan kekuatanku. Tapi, bagaimana bisa kekuatanku tidak berfungsi di matanya?
Aku menghela napas dan mengamati sekitarku. Mungkin, Sekarang sudah hampir tengah malam, karena di sepanjang jalan hanya terdapat aku yang berdiri dibawah pencahayaan lampu jalan. Jika ada yang melihatku, pasti mereka berpikir aku orang mabuk atau orang yang kehilangan arah.
Jadi, kuputuskan pulang ke rumah dengan langkah-langkah kecil. Sebagian pikiranku masih memikirkan cowok itu, dan sebagian lainnya memikirkan cara masuk kerumah tanpa ketahuan bunda.
Kenzo Trahaern-satu-satunya sosok cowok yang berhasil menyita pikiranku tentangnya.
[Flashback On]
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Liope
Teen Fiction"Lo tau? Lo adalah cahaya yang nggak akan pernah berhenti bersinar." "Nggak, lo salah. Gue bukan cahaya. Sekalipun itu gue, gue nggak akan pernah bersinar terang. Lagipula, nggak ada satupun cahaya yang mampu bertahan, semua akan meredup begitu tiba...