A/n : Baca perlahan, simak setiap clue. Dan tentu VOTE dan KOMEN nya kutunggu😚❤️
*****
""Jika ada yang mengacaukan sistem, artinya diprogram secara salah. Sesuatu yang salah, harus dihapus.
Atau di set ulang."
***
"APA?!"
Serentak 1 ruangan ekskul seni dipenuhi pekikan kaget dari para siswa lomba. Terlebih aku yang bersuara paling kencang begitu mendengar pengumuman dari panitia lomba itu.
"Kak, ini pertama kalinya loh persyaratan lomba seribet ini?" keluh salah satu peserta lomba yang kutebak anak kelas X.
Panitia lomba yang tidak lain adalah perwakilan sekretariat osis itu hanya mengangkat bahunya. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini sudah perintah dari ketua dan guru pembimbing, dan tugas saya hanya menyampaikan ke kalian."
Rasanya ingin mati ditempat sekarang juga. Persyaratan lomba jenis apa ini ya tuhan?
Aku mengangkat tanganku, "Dikumpulkan kapan kak?" tanyaku sedikit ragu.
Cewek berambut pendek itu langsung mengambil beberapa kertas tebal dari meja belakangnya, "pertanyaan bagus. Setidaknya kamu turut berpartisipasi ya dengan peraturan baru ini." katanya sambil tertawa pelan.
Yang benar saja, berpartisipasi apanya? Malah rasanya pengen ku labrak guru pembimbing dan ketos sekolahku itu. Seenak itu buat peraturan.
Kak Zessa—panitia lomba itu pun membagikan kertas itu ke 50 peserta lomba di ruangan ini.
Begitu kertas itu ditanganku, aku benar-benar menahan napas melihat 50 soal itu. Kalau begini sih, ibaratnya udah mati duluan sebelum berperang.
"Soal yang kalian pegang itu adalah kumpulan soal-soal ujian nasional dari setiap tahunnya. Deadline pengerjaannya akhir minggu ini, dan langsung diperiksa oleh para penitia lomba."
"Ini semacam seleksi. Yang mendapat nilai dibawah rata-rata, aku mewakilkan para panitia mengucapkan maaf sebesar-besarnya, berarti kalian belum bisa mengikuti lomba kali ini." Kak Zessa menjelaskan dengan rinci.
Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana mungkin persyaratan mengikuti lomba menulis dengan mengerjakan 50 soal seperti ini?
Seleksi macam apa ini?
Pasti guru pembimbing dan ketos itu berpikir, siswa yang tidak pandai dibidang bahasa, tidak boleh mengikuti lomba ini.
Ya, pasti seperti itu. Dan selalu seperti itu.
Setelah 2 jam berada di ruang ekskul seni yang sumpek itu, aku langsung menuju kantin menemui Keyna. Aku sudah menyuruhnya menungguku disana.
"Lemes banget lo? Kenapa? Jadi gimana lombanya? Harus ngelakuin apa?" aku diserbu banyak pertanyaan darinya begitu aku duduk di kursi hadapannya.
"Lo nanya satu-satu. Gue bingung mau jawab yang mana dulu." kataku, kutopang daguku di meja. Karena, rasanya mengangkat kepalaku saja, aku sudah tidak sanggup.
Keyna mengambil 6 lembaran kertas dari tanganku. Begitu membuka lembar demi lebar, matanya langsung membelak lebar begitu melihat isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Liope
Teen Fiction"Lo tau? Lo adalah cahaya yang nggak akan pernah berhenti bersinar." "Nggak, lo salah. Gue bukan cahaya. Sekalipun itu gue, gue nggak akan pernah bersinar terang. Lagipula, nggak ada satupun cahaya yang mampu bertahan, semua akan meredup begitu tiba...