| 6 | THE DESTINY

19 6 38
                                    

A/n : VOTE dan KOMEN nya yoy❤️

*****

"When you can dream it, you can do it."

***

"Jadi, intinya lo cuma nggak bisa lihat dimensi waktu Kenzo, gitu?"

Akupun akhirnya menatap Keyna dan menganggukkan pelan kepalaku.

Keyna membelakkan matanya menatapku tidak percaya. Kulihat kini dia mengerutkan keningnya. Kupastikan, sekarang otak pintarnya itu tengah berpikir keras dan berasumsi sendiri.

Sebenarnya untuk urusan Kenzo, akupun masih sangat bingung. Sejak semalam pikiranku selalu bertanya-tanya. Namun, spekulasi ku tidak akurat. Aku tidak bisa menerka, ada apa dengan Kenzo?

"Masa iya karena dia semisterius itu, makanya lo nggak bisa lihat dimensi waktunya." Mata Keyna masih menerawang memikirkan kemungkinan lain.

Aku menyipitkan mataku menimbang asumsi Keyna, "Nggak mungkin." kataku. "Buktinya gue bisa lihat dimensi waktu Lia tuh. Kenzo sama Lia nggak ada bedanya. Sama-sama tertutup, tenang, misterius, anti sosial."

"Yang jelas pasti ada sesuatu yang salah dengan Kenzo."

Aku hanya menghembuskan napas pelan mendengar tebakan Keyna lagi. Aku hanya perlu menutup pikiran apa yang pernah terjadi, dan tidak perlu memikirkan Kenzo lagi.

Kini yang jelas, aku sudah tahu dimensi waktunya tidak bisa kulihat—meskipun aku tidak tahu kenapa—dan aku sudah tidak perlu berurusan dengannya lagi.

Semua sudah berakhir.

Namun, siapa yang tahu bahwa semesta selalu memberi kejutan?

Kelak aku tidak akan pernah menyangkanya, namun semesta selalu menyiapkan hal-hal yang tidak terduga.

Seperti saat ini salah satunya.

Setelah bel masuk berbunyi, semua siswa yang tengah beraktivitas diluar kelas, harus kembali ke tempat duduknya masing-masing dikelas masing-masing juga.

Menghentikan semua kegiatan. Makan, jalan-jalan, gosip, dandan, olahraga, merenung, halusinasi, kejar-kejaran, bermesraan. Semua itu terhenti, setelah bel masuk berbunyi.

Dan sekarang, aku harus dihadapkan mengikuti pelajaran yang paling kubenci. Sebenarnya, aku menyukainya. Cuma aku benci, karena tidak pernah bisa mendapatkan nilai diatas rata-rata.

Bahasa Indonesia. Pelajaran yang kata orang-orang paling mudah, tapi tidak berlaku untukku. Aku cuma pandai berkata-kata bukan mengandai-andai jawaban. Aku cuma pandai meluapkan imajinasi dari otakku, bukan merangkai puisi atau pantun.

Apa ada yang salah denganku? Suka menulis, namun nilai bahasa selalu rendah?

"Jangan lupa tugas nya dikumpulkan minggu depan. Yang tidak mengerjakan atau menjiplak punya teman, seperti biasa hukuman akan ada di depan mata kalian." Guru bahasa kelasku mengakhiri kelas dengan perkataan yang selalu sama seperti biasanya.

"Dan juga." Wanita berumur 25 tahun itu, kini berdiri di depan kelas setelah beranjak dari kursi guru. "Lomba menulis cerita yang diadakan akhir bulan ini masih membuka pendaftaran. Ibu harap, kita punya perwakilan dari kelas ini."

Fairy LiopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang