KINI Aksa bersama dengan Gevan duduk di kursi bar seraya menyeruput wine. Sedangkan, teman-temanya sudah mencar ke mana-mana. Ada yang menari tak jelas, ada yang sedang menggoda wanita yang kurang bahan, dan banyak lagi.
Dibanding Rey, memang Gevan lebih waras.
The Bastard sudah menjadi langganan di club ini. Tentu saja, bagaimana tidak? Club ini milik ayah Aksa. Walau ini milik keluarganya, tapi Aksa tetap membayar minuman yang ia beli. Tapi, jika ia ingin tepe-tepe dengan cewek lain, ia tidak akan mendatangi club ini. Cari aman lah!
"Sa. Gue penasaran deh sama nama anak baru di sekolah." Tiba-tiba saja Gevan membahas anak baru alias Ara.
Aksa menaikkan salah satu alisnya. "Terus?"
"Lo cari tau sana!"
"Ogah!" jawab Aksa ketus, "lagian yang kepo kan lo! Bukan gue."
Gevan tersenyum."Eh, Sa. Lo pacaran napa? Jomblo mulu, kagak bosen apa? Udah hidup sendiri, makan sendiri, mandi sendiri pula."
Aksa memotong ucapan Gevan. "Babi! Mau gue jomblo apa kagak, gue tetep mandi sendiri, bego!"
"Lo homo ya, Sa? Jadi ngeri gue."
Aksa menatap Gevan tajam. "Ngaco! Goblok jangan dipelihara!"
"Sungguh kasarnya mulutmu, Nak," ucap Gevan dengan nada khas penceramah.
Rey berjalan sempoyongan mendekati bar. "Woi, Bang! Sampanye lagi, Bang!" teriak Rey. Siapa lagi kalo bukan Rey? Teriakan Rey memekakan telinga Aksa.
Gerald datang dari arah yang sama. "Lo jalan aja udah kaya orang gila, Bang, masih mau nambah?" susul Gerald, adik kelas mereka sekaligus anggota geng. Bahkan, Gerald tak habis pikir dengan kakak kelasnya ini. Jalan aja udah sempoyongan, masih aja mau nambah.
Rey duduk di samping Aksa seraya meminum si anggur putih itu. Dengan sekali tegukan, anggur putih dalam gelas berukuran sedang itu langsung kandas.
"Halo, cewek! Main yuk?" ajak Rey dengan genit.
"Yah, mabok nih bocah."
"Ka'o dah tuh."
"Kegayaan banyak minum, pusing juga kan lo!" geram Erlan ketika melihat Rey membenamkan kepalanya di lipatan tangannya.
•••
Ara dan kedua temannya berjalan menuju kantin. Kantin di sekolah ini ada dua macam; kantin untuk makanan ringan dan kantin untuk makanan berat. Dan kali ini Ara dan keduanya temannya memilih di kantin lantai dasar alias khusus makanan berat.
Mereka bertiga memilih makanan terlebih dahulu sebelum duduk.
"Sep, gue mau tanya deh sama lo." ujar Ara ketika mereka sudah menemukan tempat duduk yang pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [VERSI PDF FULL]
Genç KurguAksa Arion Adhitama, cowok sarkas dengan tampang datar dan mata setajam cutter. Ketua pentolan anak berandalan, juara nasional lomba memanah membuat popularitasnya sangat tinggi di sekolah. Apalagi, ia adalah anak dari pemilik sekolah. Aranita Quenb...