1. Adhitama High School

114K 5.2K 308
                                    

HARI pertama Ara sekolah di Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI pertama Ara sekolah di Bandung. Adhitama High School menjadi sekolah pilihannya selama kurang lebih satu tahun ke depan. Ara baru pertama kali melihat sekolah sebesar ini. Sekolah yang memiliki 6 gedung utama mengelilingi lapangan yang sangat luas.

2 gedung untuk murid lokal, 2 gedung untuk murid internasional, 1 gedung untuk perpustakan, serta 1 gedung untuk ruang guru dan sebagainya.

Sekolahnya ini berbeda dengan sekolahnya yang di Jakarta. Sekolah berbasis Internasional membuat Ara tertarik untuk sekolah di sana. Dan, suasananya sangat melebihi ekspetasi Ara, gedung yang mewah sejajar dengan perkantoran, bahkan tidak seperti gedung SMA. Banyak siswa dan siswi dengan rambut yang berbeda warna, ada yang menggunakan make up dari yang tipis hingga tebal.

Jika dilihat sekilas, sekolah ini seolah tidak mempunyai aturan yang terlalu ketat. Adhitama High School hanya memiliki tiga seragam saja, yaitu putih abu-abu, baju berwarna hitam-putih, dan olahraga. Untuk hari Rabu, Kamis, dan Sabtu menggunakan baju bebas, kecuali jika ada pelajaran olahraga. Dan jumat menggunakan seragam hitam-putih.

Banyak juga anak yang bukan dari Indonesia, terlihat dari warna rambut gaya bicara. Satu hal lagi! Di sini banyak cowok berwajah tampan, bisa-bisa Ara berpaling dari Galen.

Ara menggelengkan kepalanya, Ara! Jangan selingkuh! batin Ara.

Ara keluar dari mobilnya, ia diantar oleh supirnya. Cewek itu melangkah menuju pintu masuk sekolahnya. Tidak seperti sekolah lain yang menggunakan gerbang, sekolah Ara ini menggunakan pintu kaca layaknya pintu utama kantor-kantor besar.

Langkah pertama Ara disambut oleh senyuman beberapa murid. Mereka ramah sekali! Pikir Ara.

Hari ini, hari Rabu. Seluruh murid Adhitama High School menggunakan pakaian bebas. Bebas namun sopan.

Kacamata hitam bertengger di hidung Ara. Karena ini hari pertama Ara sekolah di sini, ia akan menggunakan kacamata untuk beberapa hari ke depan.

"Hai! Murid baru?" tanya seorang siswi yang berjalan berdampingan dengan Ara.

"Hai, iya nih."

"Kenalin, nama gue Sephora Alana, panggil Sephora aja." Gadis yang bernama Sephora itu mengajak Ara untuk berjabat tangan, tentu saja Ara menyambutnya dengan senang hati.

"Ayo, gue anter ke Ruang Kepsek."

Ara mengangguk, kemudian mengikuti arah langkah Sephora. Ara bersyukur, ia langsung bertemu dengan Sephora yang baik hati ini.

Selama perjalanan menuju ruang kepala sekolah, Ara melihat sekeliling sekolah ini. Sangat asri dan segar. Udaranya sangat segar, penuh dengan pohon, dan sepertinya mempunyai fasilitas yang lengkap.

"Udah sampai! Gue minta nomor lo dong, siapa tau bisa berteman dengan baik," pinta Sephora dengan senyum yang menawan.

Dengan senang hati, Ara memberikan nomornya.

"Oke, makasih! Gue duluan ya, kalo ada apa-apa chat aja." Sephora meninggalkan Ara sendiri.

Ara mengetuk pintu dengan sopan.

"Masuk!" Suara dari dalam mengintrupsi agar Ara masuk sekarang juga. Ara menggerakan kenop pintu dan melangkah masuk.

Ara menatap dengan penuh takjub. Ini ruang kepsek apa hotel bintang lima? batin Ara.

Warna monokrom dengan emas mengkombinasi ruangan ini. Meja dengan ukuran besar menetap sempurna tengah ruangan, sofa berwarna hitam dengan serbuk emas tertata rapi di tempat tertentu. Dan, dua kursi pijat.

"Silahkan duduk." Suara itu menghentikan Ara yang masih menatap ruangan ini dengan penuh takjub.

Ara duduk di kursi yang berada di depan meja besar itu. Ara dengan sopan mencium tangan kanan pria yang menjabat sebagai kepala sekolah itu.

"Kamu Aranita Quenby Elvina, kan?" tanya pria yang bernama Galih itu.

"Iya, Pak."

Pria itu mengangguk. "Ini denah sekolah kita, dan kelas kamu ada di XII MIPA 3. Oh iya, ini jadwal kelas kamu, sesuai permintaan Mama kamu besok kamu sudah mulai masuk pelajaran bahasa Jerman dan Perancis. Bisa pilih salah satu dulu, satunya bisa di lanjut esok hari."

Ara mengangguk paham. "Baik, Pak."

Ceklek!

Suara pintu terbuka membuat dua orang itu terdiam. Cowok dengan celana jins, kaus oblong berwarna hitam sebagai dalaman, dan kemeja kotak-kotak merah-hitam.

"Kenapa, Om?" tanya cowok itu seraya mendudukkan dirinya di sofa.

"Aksa tolong antarkan Ara ke XII MIPA 3."

TBC.

Hai hai.

Selamat malam, makasih yang udah baca.

Sambil nunggu Aksara up kalian bisa baca Opposite dulu.

Jangan lupa pencet bintang dan komen yaa.

Gomawo🍒

Cilacap, 20 Juni 2019

Aksara [VERSI PDF FULL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang