Hana, gue izin menetap. Bukan singgah.
—Vino.Mau menetap atau singgah itu hak kamu, asal tau diri. Kalo menetap ya menetap, jangan hanya niat menetap namun akhirnya pergi.
—Hana.Ting!
Ting!
Notif ponsel membuat Hana terbangun dari tidur siangnya. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore, Hana menggosok matanya dengan tangan kemudian duduk dengan nyawa yang belum terkumpul.
Tangan kanan Hana meraba nakasnya dan meraih ponselnya. Lalu mengecek pesan yang membuat ponselnya berdenting.
Vino : Hana.
Vino : Sibuk?
"Oh, Vino, gue kira siapa," gumamnya seraya menahan senyum simpulnya. Kemudian, ia mengetikkan balasan untuk Vino.
Hana : Nggak, Vin. Kenapa emang?
Hana terus memandangi roomchat itu sembari menunggu balasan dari Vino. Mata Hana melotot sedikit ketika melihat tanda bahwa Vino sedang mengetik.
"Anjir! Kok gue deg-degan." Hana merasakan degup jantungnya yang cepat.
Vino : Jalan yuk? Gue jemput.
"Mampus lo, Han diajak jalan," ujarnya pada diri sendiri.
Hana : Jam berapa?
Vino : Sekarang. Gue otw.
"What?! Gawat!" Hana melompat dari kasurnya, meraih handuk yang bertengger di tempatnya dan segera masuk ke kamar mandi.
•••
Vino tersenyum kecil. Ia segera keluar dari rumahnya dan berjalan menuju garasi. Hingga mobil BMW merah berjalan keluar dari rumah megah berwarna abu-abu.
Suasana sore yang cerah niat Vino untuk mengatakan sesuatu kepada Hana nanti. Sebenarnya, sudah lama ia ingin melakukan ini namun rasa ragu membuatnya harus mengulur waktu.
Hingga akhirnya Vino menekatkan diri untuk mengatakannya hari ini. Ia sudah tidak tahan lagi membiarkan ganjalan di hatinya ketika belum mengatakan hal ini kepada Hana.
Doakan, semoga respon Hana nanti adalah respon yang Vino idam-idamkan. Ia kembali membayangkan saat pertama kali hatinya berdebar ketika berada di dekat Hana.
Saat perkemahan tahunan untuk kelas 12. Pada saat itu, Vino dan Hana menjadi satu kelompok. Kelompoknya memang acak tidak sesuai kelas ataupun kemauan sendiri.
Vino yang pada saat itu masih biasa saja. Hingga akhirnya ketika moment menampilkan pentas seni yang di mana kedua sejoli ini tampil dengan Vino yang bermain gitar sedangkan Hana bernyanyi.
Mereka menyanyikan lagu Rindu Sendiri. Pada latihan sebelum pentas seni memang Vino belum merasakan kasmarannya. Hingga saat mereka pentas, di situ lah Vino jatuh cinta dengan pesona Hana.
Setelah bernostalgia sejenak, akhirnya Vino telah sampai di depan rumah Hana. Ia membunyikan klakson mobilnya dua kali dan tak lama kemudian muncul-lah gadis cantik yang selalu membuat Vino sulit tidur akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [VERSI PDF FULL]
Teen FictionAksa Arion Adhitama, cowok sarkas dengan tampang datar dan mata setajam cutter. Ketua pentolan anak berandalan, juara nasional lomba memanah membuat popularitasnya sangat tinggi di sekolah. Apalagi, ia adalah anak dari pemilik sekolah. Aranita Quenb...