KINI Aksa dan Ara sedang berfoto untuk promosi butik. Sebenarnya Aksa sangat malas untuk ini, ia hanya ingin menjadi anak yang berbakti, maka dari itu ia mengiyakan kemauan ibunya.
Aksa melingkarkan tangan kanannya di pinggang ramping Ara dengan kaku. Aksa belum pernah sedekat ini dengan perempuan. Wajah Aksa tetap saja datar.
"Mas Aksa, jangan kaku ya," tegur tukang foto dengan ramah.
Aksa menghela napasnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Cekrek!
Cekrek!
Cekrek!
Aksa dan Ara mengganti gaya mereka sesuai arahan fotografer.
Kedua tangan cowok itu memeluk pinggang Ara, sedangkan Ara memeluk leher jenjang Aksa. Keduanya saling bertatapan.
Anjir! Grogi banget gue! Mama! jerit Ara dalam hati.
Ara tersenyum manis ketika keduanya saling bertatapan. Tanpa sadar, Aksa menarik kedua ujung bibirnya, hanya menarik.
Aksa mabuk dengan tatapan mata unik Ara ini. Hingga Aksa menautkan jarinya tangannya yang masih memeluk pinggang Ara, seolah Aksa ingin mengurung Ara dalam pelukannya.
Entah dorongan darimana, dua sejoli itu dengan sengaja membuat agar keningnya saling bersentuhan.
"Oke, bagus! Ganti gaya." Sepertinya fotografer ini menyukai kemistri yang terjalin tiba-tiba antara Aksa dan Ara.
Ada seorang asisten yang mengambilkan satu kursi. Dan Ara menduduki kursi itu.
"Kak Ara, senderin kepalanya di dada Mas Aksa, ya." Fotografer itu mengarahkan gaya Aksa dan Ara. Kali ini, fotografer yang tentukan, gaya yang tadi itu hanya spontan.
Aksa mengalungkan kedua tangannya ke arah leher Ara. "Nah gitu. Saling tatapan lagi, ya."
Ara mendongakkan kepalanya agar dapat menatap mata elang Aksa, lagi. Gadis itu kembali tersenyum ketika Aksa membalas tatapannya. Selama proses pemotretan jantung Ara benar-benar di uji. Detak jantungnya terus berdebar dengan cepat. Apalagi, ketika Aksa tersenyum, walau hanya setipis benang.
"Anak kita cocok ya? Ganteng sama cantik." Kalimat itu muncul begitu saja dari bibir Rina. Sepasang mata Rina terus menatap dua sejoli yang sedang berpose.
Vina tersenyum. "Iya juga ya."
"Aku belum pernah liat Aksa senyaman itu sama cewek." Mata Rina terus menatap Aksa dan Ara.
Vina terkekeh. "Masa sih? Tau darimana kalo Aksa nyaman sama Ara?"
Kini, Rina menatap Vina. "Liat aja tuh. Aksa nggak risih sama Ara, senyum terus, natep Ara terus."
Vina mengangguk, ia membenarkan apa yang teman SMA nya ini katakan.
"Eh, denger-denger Ara satu sekolah sama Aksa ya?" tanya Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [VERSI PDF FULL]
Teen FictionAksa Arion Adhitama, cowok sarkas dengan tampang datar dan mata setajam cutter. Ketua pentolan anak berandalan, juara nasional lomba memanah membuat popularitasnya sangat tinggi di sekolah. Apalagi, ia adalah anak dari pemilik sekolah. Aranita Quenb...