Namanya Mario Putra Alvendra. Laki-laki berkulit putih berusia 16 tahun ini adalah anak dari seorang pengusaha terkenal di Jakarta yaitu Laurent Putra Alvendra dan Shania Monica. Kekayaan keluarga Alvendra bahkan tidak perlu ditanyakan lagi. Sangat berlimpah.Rio adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya bernama Zidan Putra Alvendra dan kakak keduanya bernama Alvin Putra Alvendra.
Sebagai anak bungsu Rio sangat dimanja, terutama karena memang dirinya adalah anak yang khusus dan harus dijaga dengan sangat baik. Benar, Rio istimewa. Ada leukimia stadium dua yang tengah bersarang di dalam tubuhnya. Penyakit itu sudah berada di dalam tubuh Rio saat Rio baru saja duduk di bangku kelas satu SMA.
Semenjak saat itulah, keluarganya sangat menjaganya dengan ketat dan tidak pernah membiarkan sesuatu hal yang buruk terjadi kepada pangeran kecil mereka.
Pagi ini Rio sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah selesai bersiap, dia pun keluar dari kamarnya.
Rio berjalan menuruni tangga kemudian menghampiri keluarganya yang saat ini sudah berkumpul di ruang makan. Memang kamar Rio berada di lantai dua, Rio yang memaksa ingin kamar di lantai dua.
"Selamat pagi sayang "Sapa Shania saat Rio duduk disamping Zidan yang tengah sibuk mengoleskan selai pada rotinya.
"Pagi Bunda "Balas Rio sambil tersenyum manis.
"Papa mana bun ?"Tanya Rio saat tidak melihat papanya.
"Papa udah berangkat tadi. Katanya ada meeting "Jawab Shania. Dia tengah membuatkan susu untuk Rio.
Rio sendiri hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Nanti lo bareng sama gue, dek "
Rio langsung menolehkan kepalanya, dia menatap kearah Zidan.
"Emangnya kakak nggak ke kampus ?"Tanya Rio.
"Jam siang dek "Jawab Zidan sambil menyerahkan roti yang sudah dia beri selai itu kepada Rio.
Rio sendiri hanya dapat menerimanya lalu memakannya.
"Emangnya kak Alvin mau kemana ?"Tanya Rio kepada Alvin yang tengah sibuk mengunyah makanannya.
"Kakak ada kunjungan ke sekolah lain, biasa mendampingi OSIS angkatan sekarang. Jadi kakak nggak langsung ke sekolah dulu dek "Ucap Alvin.
"Kenapa kak ?"Tanya Rio sambil mengunyah.
"Mau ke rumah Rian dulu dek, bahan buat kunjungan nya ada disana "Jawab Alvin. Rio menganggukkan kepalanya mengerti.
"Sayang jangan lupa diminum obatnya "Ucap Shania sambil memberikan piring kecil yang berisikan obat yang harus dikonsumsi oleh Rio.
"Iya bunda "Ucap Rio.
"Kalian itu udah besar, tapi meskipun begitu harus tetap saling merangkul yah. Jangan sampai ada masalah langsung ribut "
Rio, Alvin, dan juga Zidan hanya menganggukkan kepala mereka saat mendengar nasihat dari Shania.
Setelah selesai sarapan dan juga minum obat, Rio pun memakai jaketnya yang diberikan oleh Shania. Dia dan Zidan sudah bersiap untuk berangkat.
"Aku sama Rio berangkat yah bunda "Pamit Zidan sambil mencium tangan Shania.
"Iya sayang, hati-hati. Jagain adeknya "Pesan Shania.
"Pasti bunda "Ucap Zidan semangat sambil tersenyum.
"Rio berangkat bunda "Pamit Rio. Dia mencium tangan Shania dengan lembut.