Bagian Kedua

8.5K 439 6
                                    


Perusahaan Alvendra.

Laurent saat ini tengah sibuk mengurusi berkas-berkas yang harus dia baca hari ini dan ditandatangani olehnya. Setelah selesai rapat, dia tidak sempat beristirahat karena harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Laurent hanya tidak ingin membuat dirinya lebih lama di kantor sehingga kehilangan waktu dengan keluarganya.

Meskipun perusahaan ini adalah miliknya tapi dia sebagai pemimpin tidak bisa berbuat seenaknya saja. Itu yang selalu Laurent pegang sampai sekarang ini.

"Ah iya, ini sudah jam istirahat Rio. Lebih baik aku telepon Rio saja "Ucap Laurent sambil tersenyum senang.

Dia meninggalkan sebentar berkas-berkas yang membuat kepalanya pusing itu guna mengambil handphone nya.

Laurent menghubungi Rio. Memang sudah menjadi kebiasaannya, disaat jam sudah menunjukkan pukul 09.45 WIB yang mana merupakan jam istirahat Rio di sekolah, maka Laurent akan menghubungi Rio untuk mengecek keadaan anak tercintanya itu.

Cukup lama Laurent menunggu Rio mengangkat panggilannya itu, sampai akhirnya suara lembut Rio mengalun dengan indah ditelinganya.

"Assalamualaikum papa "

Senyum Laurent terukir saat mendengar suara Rio yang terdengar bersemangat itu.

"Waalaikumsalam, gimana keadaan kamu jagoan ?"Tanya Laurent dengan lembut.

"Baik kok, pa. Papa gimana di kantor ? Kerjanya lancar ?"

"Alhamdulillah. Kamu sudah makan ? Jangan lupa obatnya diminum. Papa nggak mau kamu drop lagi ya, Yo "Ucap Laurent yang memperingati Rio sekaligus mengingatkan anaknya itu.

Terdengar dengusan dari seberang sana yang mana membuat Laurent terkekeh.

"Iya papa, Rio tahu itu kok. Tenang aja, Rio juga capek sakit terus. Nggak enak "

Senyum Laurent seketika luntur saat mendengar ucapan Rio yang terdengar menyakitkan ditelinganya itu. Lagi dan lagi dia merasa bersalah karena merasa gagal menjadi orang tua yang baik untuk anaknya.

"Ada Reza disana ? Papa mau bicara sama Reza boleh ?"Tanya Laurent.

"Iya pa, sebentar "

"Halo om "Kali ini suara Reza yang menyapa telinga Laurent.

"Reza gimana keadaan Rio disana? Kalian sedang makan ? Dia nggak lupa meminum obatnya kan ?"Tanya Laurent bertubi-tubi. Bukan apa-apa, Laurent hanya ingin memastikan jika Rio baik-baik saja dan tidak melanggar aturan yang sudah dia tetapkan.

"Rio baik kok, om. Ini lagi makan sama Reza. Om tenang aja ya, Reza akan jaga Rio baik-baik "

"Terima kasih Reza, om beruntung karena Rio memiliki teman yang baik seperti kamu "

Reza terkekeh diseberang sana. Dia tentu saja merasa senang dipuji, apalagi disebut sebagai teman yang baik. Rasanya ingin melayang walaupun hanya dipuji seperti itu.

"Yasudah kalau begitu, kalian lanjut makan dan ingatkan Rio untuk meminum obatnya ya, Reza. Assalamualaikum "Ucap Laurent dengan senang.

"Waalaikumsalam om "

Laurent meletakan kembali handphonenya dengan senyum yang mengembang. Setelah memastikan jika Rio baik-baik saja entah mengapa seperti memberikan suntikan energi kepada Laurent. Dia seperti mendapatkan energi baru lagi.

"Tolong jaga jagoanku Ya Allah "

*****

Rio menghembuskan nafasnya kasar setelah memasukkan kembali handphone miliknya ke dalam saku celananya.

MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang