Mate - 4

2.3K 249 59
                                    

Taehyung diam diruang perpustakaan. Arwah didepannya meminta untuk bertemu orang tuanya dan memberikan uang yang telah disimpan oleh arwah tersebut didalam perpustakaan dibelakang lemari dimana seorang monster tertidur disana.

"Ayo, taee, sekarang, kenapa kamu diam aja?" Tanya arwah tersebut.

"Sabar, kamu jangan membuat aku jadi mencurigakan dan ngomong sendiri gini!" Bisik taehyung kesal.

"Iya, tapi tolong bantu berikan uang itu sama orang tua ku mereka sedang kesusahan!" Seru arwah itu dan tiba - tiba hilang.

Taehyung berfikir keras, bagaimana ia harus menghampiri monster itu. Apa ia langsung saja menyapa tanpa ambil pusing? Atau ia langsung mengambil saja, dan jika ia menghalangi tinggal didorong!

Taehyung menghembuskan nafasnya dan berjalan kearah jimin yang masih tidur disana. Ia tak akan kena marah lagi kan? Taehyung berjongkok mendekati jimin. Mengapa monster hobi tidur diperpustakaan apa tak ada ruangan lain.

"Hmmm, permisi hyung" cicit taehyung pelan sambil menggoyangkan kaki jimin pelan.

Jimin mengerutkan keningnya mencoba membuka matanya karena panggilan seseorang yang sepertinya ia kenali dan mengganggunya beberapa minggu ini.

"Monster hyung... Ehm, jimin maksudnya" cicit taehyung pelan.

"Aduh, lo kalau ga nabrak, hobinya ganggu gue ya, lo ada masalah apa sebenernya, kemarun handphone sekarang apa?" Tanya jimin geram.

"Ehm, mau ambil sesuatu" ucap taehyung pelan membuat jimin mengerutkan keningnya.

"Apa, lo mau ambil apa lagi dari gue?" Tanya jimin kesal.

"Ehm, bukan dari mons... jimin tapi dibelakang" ucap taehyung tersenyum kikuk.

Jimin makin bingung ketika taehyung mendorong badannya sedikit, mencari dan mengambil sesuatu dibelakangnya, sedangkan Taehyung merasa terdorong dan jatuh dalam pelukan jimin. Taehyung segera menegakkan badannya.

"Iii... Ini udah dapat, maaf!" Ucap taehyung gagap dan langsung berdiri dan lari keluar perpustakaan tersebut.

Jimin terdiam merasakan hal yang terjadi begitu cepat. Mengapa ia malah menyukai pelukan itu. Ia kembali menghela nafas menghilangkan perasaannya tuk memikirkan kentang kecil tersebut.

~~~~


Taehyung kerumah sakit bersama diyo, ia datang setelah mengambil kotak tersebut. Walau ia masih kesal, mengapa ia bisa jatuk ke pelukan jimin. Siapa yang mendorongnya, arwah yeoja itu? Tak mungkin.

"Lo udah hitung tet, lo yakin uangnya 10juta, buset ga hilang ya tuh uang?" Tanya diyo tak percaya.

"Yaa, gimana mau hilang dijagain monster!" Sahut taehyung santai.

"Apa lo bilang, monster?" Tanya diyo bingung.

"Ehm, maksudnya itu, hmmmm... Kan dia duka keperpustakaan, nah suka tidur dipojokkan tempat uang ini.." seru taehyung bingung.

"Gue paham, jimin si galak itu yaa, iya sih dia kayak monster tapi dia cakep lo tet, sayang aja agak sensian sama lo, kan bisa lo pepet" tawa diyo geli.

"Ehm, dia baik kok tapi ya gitu, galak, suka nyerocos, lalu kalau ngomong bentak - bentak padahal gue ga congek tapi sadis banget dia kalau marah disebelah, berasa hujan beldeg!" Seru taehyung kesal. Diyo tertawa mendengar ucapan taehyung.

"Jadi maksud lo, hujan dari mulut dia? Payungin aja muka lo!" Seru diyo geli.

Taehyung menatap tajam diyo, ia hanya bercanda dengan perkataan hujan tersebut. Bagaimana kalau kalimat itu sampai ditelinga jimin bisa habis dia. Taehyung menggeleng menghilangkan pikiran horor itu.

MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang