Edisi Lebaran pt.3

1.7K 232 19
                                    



"Abi, taqabalallahu, minal aidzin ya abi" Renjun sungkem sama orang tua satu-satunya.

Dia tiba-tiba nangis karena ngerasa sepi kali ini gak ada uminya. Kedua bapak dan anak itu saling berpelukan dan nangis bareng-bareng.

Emang sedih diliatnya juga, tahun lalu di meja makan ada ketupat sama rendang buatan Uminya, tapi sekarang?

Alhamdulillah dapet ketupat sama rendang dari tetangga sebelah.

"Setelah ziarah, kita kerumah nenek ya" Kata Abinya dan Renjun cuma ngangguk.

Dia buru-buru hapus jejak air matanya waktu ponsel yang dia taruh di katong bunyi.

Oh Nakyung.

"Assalammualaikum"

"Waalaikumsalam, Renjun minal aidzin wal faidzin ya"

"Iya sama-sama, kyung"

"Salam dari keluarga Nakyung buat Abi kamu"

Renjun cuman ngangguk, walau dia tahu Nakyung juga gak liat dia ngangguk.

"Maaf, aku tutup ya? Mau ke keraton, Assalammualaikum"

"Iya, Wa'alaikumsalam"

Sesingkat itu? Iyalah. Emang mau sepanjang apa?

"Siapa?" Tanya Abinya.

"Temen" jawab Renjun. Emang beneran temen kan?

"Islam?" Tanya Abinya, lagi.

"Iya" jawab Renjun ditambah dengan anggukan.

"Berhijab?" Renjun hela napasnya, lalu dia geleng.

"Abi mau kamu dapet wanita kayak Umi" ucap Abinya, Renjun cuman ngangguk.

"Yaudah, ayo kita ke makam" Ajak abinya.

Mereka jalan aja berdua, karena kebetulan emang makam Uminya itu deket rumah, gak jauh-jauh amat.

Sampai di makam, Renjun lihat ada cewek yang lagi duduk di dekat makam Uminya, siapa?

"Eh, Paman" kata cewek itu langsung salim sama Abinya Renjun.

"Oh Saeron, apa kabar?" Cewek itu kemudian senyum.

"Alhamdulillah baik, Paman sama Renjun gimana?" Si Abi senyum. "Alhamdulillah baik juga" Jawab si Abi. Renjun? Diem aja sih dia mah.

"Maaf Pama aku lancang, tadi karena kebetulan ziarah ke makam kakek sama mama" Abinya Renjun sih iya aja.

Renjunnya yang udah panik. Gimana ya? Saeron ini udah kayak sahabat dia dari kecil, mulai dari SD, SMP, SMA-pun mereka bareng terus.

Renjun ngerasa agak canggung aja gitu. Mana ini Saeron makin anggun dilihatnya.

"Renjun, gimana kuliah?" Tanya Saeron tiba-tiba dan bikin Renjun panas dingin.

"A-anu, alhamdulillah lancar" jawab Renjun, Saeron senyum.

"Yaudah ayo doa dulu" Renjun ngangguk. Dia berterimakasih sekali sama ayahnya.

Mereka berdoa, bahkan Saeron juga ikutan doa lagi.

Setelah selesai, Renjun diem sebentar. Padahal Abinya udah mau ngajak pulang.

"Abi duluan aja, nanti Renjun nyusul pulangnya" kata Renjun, Abinya ngangguk.

"Aku temenin ya" kata Saeron ikut jongkok di sebelah Renjun.

"Aku kaget waktu dapet kabar Umi meninggal, yang pertama aku pikirin kamu, soalnya kamu waktu itu lagi di Surabaya kan?" Renjun cuma diem dengerin.

"Kamu kuat ya?" Ucap Saeron dengan nada yang lebih terdengar sebuah pernyataan.

"Aku sempet belajar cara masak rendang sama Umi kamu, kemarin aku buat, kerumah ya? Cobain" Renjun ngangguk aja.

Iya dari tadi diem mulu soalnya dia juga bingung kudu ngomong apa.

"Kalau mau nangis gausah di tahan gitu kali" ucap Saeron, Renjun ketawa aja. Dia ketauan nahan tangis.

Gak lama dia beneran nangis sambil megang nisan Uminya.

Di dalem hati dia nangis jauh lebih parah dari yang di lihat. Sesedih itu dia.

Saeron cuma ngeliatin Renjun yang nangis sambil ngusapin punggung temen kecilnya itu.

Pengen peluk, tapi bukan mukhrim.

Gak lama Renjun bangun dan buru-buru ngapus jejak air matanya, refleks Saeron juga ikut bangun dan merhatiin Renjun.

"Pulang aja yuk, sekalian mau lebaran sama Mama kamu" kata Renjun jalan duluan di depan Saeron.

Saeron jalan ngikutin Renjun. Sampai keluar pemakaman, baru Saeron nyamain langkahnya sama Renjun.

"Kamu, udah punya pacar ya?" Tanya Saeron random. Ya emang cuma pengen tanya aja sih.

Renjun geleng.

Saeron kaget.

Saeron pikir setelah kuliah nanti Renjun bakal punya pacar, soalnya selama ini mereka dekat udah kayak abang-adek bagi Saeron, jadi gak jarang ngira mereka juga pacaran.

Apalagi Renjun jauh dari orang tuanya, Saeron pikir Renjun bakal nyoba-nyoba buat pacaran. Gak taunya enggak sama sekali.

"Aku kira udah" kata Saeron.

"Kenapa gitu?" Tanya Renjun sembari noleh ke arah Saeron yang jalan di sebelahnya.

"Tanya aja sih, keberatan?" Renjun geleng.

"Sendirinya gimana? Udah ada yang ta'arufin?" Saeron yang denger pertanyaan Renjun langsung ketawa.

"Belumlah" jawab Saeron, Renjun ngerutin keningnya.

"Kok 'lah?"

"Ya gapapa, emang belum ada yang ta'arufin aku kok" kata Saeron, Renjun ngangguk aja.















"Aku masih nunggu kamu yang ta'arufin aku"

































Heheheheh.
Ada yang pernah numpang di kapal satu ini? Saeron-Renjun?

Atau semuanya selalu menjadi penumpang Nakyung-Renjun????

Vommentnya oke(?!)

Kostan Ramadhan [00 Liner]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang