Pergi

254 6 2
                                    

Aku menjatuhkan diriku pada tumpukan busa-busa yang dibalut dengan kain, mata ku memandang ke arah langit-langit kamar mencoba memejamkan mata secara perlahan, menenangkan pikiran sejak tadi berantakan, mencoba untuk meredam amarah yang menyala-nyala dalam hati sejak kemarin, aku mulai menutup mata mencoba membiarkan diri ini, hati dan pikiran tengah beradu argumen kembali. Biarkan saja mereka, aku lelah.

***********

Hari itu aku amat kesal, sudah berapa kali dia seperti ini, mengabaikan ku seolah aku ini tidak ada dalam hidup nya. Kenapa? Apa yang salah dari ku? Dia selalu meminta ku untuk mengerti keadaannya hingga dia lupa aku pun punya keinginan yang sama.

Berhari-hari tidak pernah ada pesan satu pun yang masuk ke dalam ponsel ku ini, ku kira ponsel ku ini tidak ada internet atau sedang gangguan nyatanya ponsel ku baik-baik saja, dia telah melakukan nya lagi. Melukai ku lagi. Kau tau? Itu rasanya sangatlah menyedihkan ketika kau melihat di sekililingmu penuh dengan canda tawa, senda gurau, dan kau yang paling menyedihkan. Mungkin kau akan berpikir aku terlalu berlebihan merasa paling menyedihkan padahal ada yang lebih dari ku. Ya memang benar, tapi kali ini izinkan aku untuk menyelesaikan cerita ku ini.

Aku telah lama menjalin hubungan dengan dia, aku juga telah lama menahan amarah juga kekesalan padanya.

Kau tau? Aku tidak mungkin marah begitu saja, dia sosok yang baik dia mau mendengarkan semua keluh kesahku, mencintai dan menyayangiku dengan cara sendiri. Sayangnya, cara mencintai nya yang akhirnya membuat kita berpisah.

Kita berdua telah usai, dia sudah jauh melangkah sedangkan aku masih tertahan disini, mencoba menahan pun rasanya tetap sama. Sakit.

Jika kau berpikir cerita ini sudah selesai, kau salah. Karna sejak perpisahan itu aku mulai merasa menyesal tapi hati ku berkata untuk apa menyesal aku akan jauh lebih baik-baik saja tanpa nya. Sekali lagi ku katakan hati dan pikiran ini semakin rumit.

Aku menatap langit, tuan matahari sudah kembali pulang diselimuti awan hitam yang siap mengguyur kapanpun, aku melirik ponsel ku tidak ada pesan masuk dari nya sudah puluhan kali ku cek ponsel ku tetap saja. Apa-apaan ini aku yang meminta untuk mengakhiri dan aku pula yang gelisah. Tidak, aku sama sekali tidak menghubungi nya lagi. Aku tau itu sulit, tapi aku ingin belajar untuk melepaskan yang seharusnya sudah ku lepas sejak lama.

Hari pun terus berlanjut, aku tidak suka jika harus terus larut dalam kepedihan ini. Biarlah luka yang mendewasakanku, begitu kata penyanyi Fatin.

Dia telah pergi, tanpa mau menengok sedikitpun barang sebentar.
Dia telah pergi, tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
Dia telah pergi, tanpa pernah mau tau bagaimana hancur nya aku.

*************

Kau tau ? Butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan kembali perasaan juga hati yang telah terkoyak habis.
Kau tau ? Betapa pedih nya aku ketika terbuang begitu saja.

Ah aku takkan bertanya lagi, aku hanya ingin mengatakan jangan pergi dulu. Kisah ku masih panjang, dan kau sudah berjanji akan mendengarkan nya bukan? Baik, sampai jumpa di kisah ku selanjutnya 🌷

Sendiri (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang