Luka

105 6 0
                                    

Seharian ini aku banyak termenung. Entahlah, hati dan pikiran ku senang sekali beradu argumen.

Hai.. Terimakasih masih mau mendengarkan ku. Aku sudah mengatakan sebelumnya bahwa kisah ku belum usai. Oke tanpa basa basi lagi mari kita lanjutkan yang sempat tertunda

*******************

Apa yang ada di benak mu ketika kau mendengar kata " luka " ? Sesuatu yang pasti menimbulkan rasa sakit bukan? Ya. Aku sedang mengalami rasa sakit yang disebabkan oleh luka itu. Luka nya tidak nampak, tapi berasa pedihnya.

Kau tau ? Luka itu terasa menyesakkan. Masih terasa amat sesak. Setelah kemarin aku memutuskan nya entah untuk yang ke berapa aku melakukan nya. Dan kau benar, malah aku yang terluka.

Luka ku diciptakan oleh diriku sendiri, aku yang melepasnya karna merasa hati ku terlukai aku pula yang melukai hatiku sendiri. Ya, sejak melepasnya aku masih ingin tau apa yang dia lakukan, bagaimana hari-hari nya disana tanpa aku.

Ah .. Tentu saja Dia baik-baik saja tanpa aku. Dan aku masih saja tidak baik-baik saja. Lelah sebenarnya, aku sangat ingin menghubungi nya menelfon nya dan mengatakan ' aku merindukan mu' tapi aku tak mampu melakukannya. Aku hanya mampu merindukanya dalam diam, menyelipkan nama nya dalam setiap do'a ku, sesekali hanya mampu mengatakan nya pada sebuah foto yang masih ada dalam drive email. Entahlah aku tidak paham pada perasaan ku, bukan tak ingin sembuh dari luka itu. Aku masih percaya dia akan pulang, tapi sejauh ini aku tak melihat dia kembali.. Harusnya aku bisa berhenti mengharapkan juga mencintainya. Ingin sekali melupakan semua nya, ku tau semua butuh proses tapi waktu yang ku lalui begitu lambat hingga pedih ini pun terasa sangat menusuk.

Kau benar, mungkin aku bodoh terlalu merindu pada orang yang sedikitpun enggan menoleh lagi. Mencari tau semua tentangnya hanya akan menciptakan luka baru ketika diri ini harus menerima kenyataan bahwa dia telah baik-baik saja tanpa aku di sisi nya lagi.

Luka itu akan terus melukai hati ku, seperti serpihan kaca yang berserakan. Ketika aku sedang menyusun nya kembali agar utuh aku malah terkena serpihan tajam kaca tadi yang akhirnya malah membuat kaca itu hancur kembali.

****************

Aku terbangun disaat orang-orang sedang terlelap tidur. Mataku sembab, juga kepala ku sedikit pusing setelah sejak tadi sore aku menangis yang di akhiri dengan ketiduran. Mungkin lelah. Lelah mengapa harus kembali berada di fase menyebalkan ini. Apa mencintai itu hanya untuk menciptakan luka ? Ah aku lupa, konsekuensi dari mencintai adalah siap untuk terluka. Dan aku tidak ingat akan hal itu, terjebak dalam kebahagiaan yang ternyata semu. Terlalu jujur pada hati yang akhirnya malah menggoreskan luka.

Aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah ku yang kusut ini. Setelah itu aku berusaha menenangkan pikiran ku, juga hati ku. Aku menerawang pada diriku sendiri, yang akhirnya muncul banyak pertanyaan di benak ku. Untuk apa ? Sampai kapan ? Mengapa harus sampai begini ?

Aku tak tahu. Tapi aku ingin segera pulih dari luka ini.

Secepatnya...

Sendiri (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang