17. Break

37 9 0
                                    

  "Terkadang seseorang butuh sendiri untuk bisa saling intropeksi diri."

  


Amara segera bergegas dari sana, untung saja Rangga mau balik juga, jadi tak ada yang tak enak hati. Suara khas Alfaro terdengar sangat kaku dan dingin, ada apa dengan dia? Kenapa dia bisa ada di sini? 

  Lima langkah lagi dia sampai pada Alfaro, terlihat raut wajah Alfaro yang dingin dan datar itu. Sekujur badan Amara merinding, tapi dia berusaha biasa-biasa saja, toh juga baru mereka chatingan kan? Gak ada masalah, pikir Amara.

   "Al ...," ujar Amara pelan.

   Alfaro yang sedari tadi menghadap ke depan, sekarang dia membalikkan badanya dan berhadapan dengan Amara. Jarak diantara mereka satu meter.

  "Kamu gak suka kalau di bohongin kan Cha? Tapi sekarang kamu bohongin aku!"

Dahi Amara berlipat, menandakan ketidakpaham apa maksud Al itu. Berbohong? Dia tak merasa kalau dia berbohong. "Bohong? Maksudnya apa sih Al?"

  "Kamu bilang tadi mau jogging sama Risty, tapi kenyataannya kayaknya kamu bahagia sama orang lain."

Amara terkejud bukan main mendengar apa yang baru saja Alfaro katakan. Belum sempat dia berbicara, Alfaro sudah bertanya sekaligus memojokkannya, "pantas saja, kamu gak ngajak aku. Eh ternyata lagi bersenang-senang sama orang lain."

   "Maksud kamu Rangga?"

    "Ya terus siapa lagi Cha? Aku akui aku cemburu jika kamu dekat sama cowok lain. Aku bisa maklumin kamu sama kak Andika, karena dia partner kerja kamu dan dia sudah menikah. Tapi bukan untuk dia Cha, bukan! Aku sudah cukup menahan kamu terlihat dekat saat menjadi tim host, oke fine. Walaupun hati ini sakit Cha, aku sudah bilang sama kamu saat itu kan. Aku gak nyaman aja kalau kamu lebih dekat sama dia. Aku gak nuntut kamu, tapi tolonglah kamu hargai aku sedikit." ujar Alfaro penuh erupsi.

   "Kamu salah paham Al, kita cuman teman gak lebih. Itu saja. Aku gak bohongin kamu Al, bener aku gak bohong," Amara mencoba menjelaskan kesalahpahaman diantara mereka.

    "Kayaknya kelihatan mesrah banget deh."

  "Ya Allah Al, aku gak bohong. Tadi kita bertemu pas jogging, karena dia sendiri jadi dia gabung sama kita, itu aja," Amara memang tak berbohong, dia hanya kebetulan ketemu dengan partner host kerjanya itu. Rangga Morgan.

     "Kita? Siapa? Yang jelas-jelas tadi cuma kamu sama dia, gak ada yang lain Cha," sanggah Alfaro.

"Aku tadi sama Risty, terus Risty sama Leo. Aku sendirian dan ketemu sama Rangga, terus dia ngajak aku lari--- setelah lari satu putaran aku sama dia duduk karena kami lelah."

"Dan bercerita sedikit ..., " lanjut Amara.

"Bercerita apa sampai-sampai membuat kalian tertawa sebegitunya?" Alfaro masih saja tak puas jawaban Acha.

  "Kita bicara banyak Al, bicara saat tim di host. Itu aja gak lebih."

"Ohh mengulang kedekatakan kalian saat tim host begitu?"

  Acha nampaknya frustasi, dia tak tahu menjelaskan bagaimana lagi. Alfaro itu memang seperti itu, selalu menyanggah dan selalu seperti itu. "Aku gak tahu lagi Al harus berbicara apa."

Ketika Takdir MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang