"Rasa ini seperti akar yang terus menjalar dan tak mau berhenti walaupun sekejap mata"
-Laisya Amara Rahma
Amara sedang duduk dan menyantap makanannya dengan sendok, sebelummya dia makan memakai tiga jari sesuai apa yang diajarkan oleh rasulullah. Namun sekarang tidak, hanya karena apa? Alfaro! Benar sekali, sosok laki-laki itu menertawakan Amara. Sejak saat itu Amara berhenti menggunakan tiga jarinya itu saat makan.
Ditengah asyiknya makan, tiba-tiba Alfaro langsung duduk tepat dihadapannya. Ini lah yang paling tidak disukai oleh Amara, saat dia makan ada yang memperhatikan.
"Kenapa gak dilanjutkan?" Alfaro mulai basa-basi kepada sosok perempuan didepannya.
"Udah kenyang!" tukas Amara.
"Di sini bilangnya udah kenyang tuh lihat disana cacing-cacing perut kamu meronta-meronta minta makan." Alfaro dengan gaya khasnya itu membuat Amara terkekeh pelan.
Amara ini tipe cewek yang mudah melupakan sesuatu, selalu menampakkan kebahagiaan padahal sebenarnya dia itu sedang ada masalah, beban atau pun segalannya.
Kecuali saat ini. Saat Al membuatnya kesal kejadian kemarin dia menunjukkan kekesalannya pada Al. Padahal kalau dipikir-pikir Al itu kan hanya salah kirim dan kenapa Amara marah? Ada apa dengan Amara?
"Hey!" Al membuyarkan lamunan Amara.
"Apa sih!"
"Ra, lo mau gak bantu gue. Please ya Ra"
Amara diam sejenak. Pikirannya berkecamuk kemana-mana. Antara iya dan tidak. Disisi lain iya sangat senang ketika Al meminta bantuannya. Dan disisi lain dia sangat kesal sikap Al yang selama ini kepadannya."Ayolah Amara kendalikan egomu itu, kamu itu hanya teman gak lebih. Bantu dia Amara!" ucapnya dalam hati dengan menggebu-gebu.
"Gue mohon, please yah? Please gue butuh bantuan lo." Alfaro kini jongkok dihadapan Amara membuat Amara terperanjat seketika. Memohon pada Amara dengan raut wajah yang memelas membuat Amara tak tega melihatnya.
"Eh, duduk-duduk. Jangan gini dong Al!" ujarnya sambil menarik bahu Al untuk menyejajarkan dengannya.
"Please bantu gue dulu ya?"
"Iya-iya aku bantu kok, udah duduk gih! Gak enak tahu dilihat orang banyak!"
"Amara, thanks you very much." ucapnya dan begitu saja meninggalkan Amara yang masih mematung dikursinya itu.
"Eh?"
Dia itu aneh sekali! Katanya minta bantuan eh ini? Malahan pergi. Dasar cowok aneh.
Hari ini suting cukup menyenangkan bagiku, karena om Supri ada keperluan mendadak, jadi syutingnya agak santai dan enjoy. Bukan hanya itu hukuman ku hanya membintangi iklan PlusIon. Ya Allah aku sangat bersyukur sekali atas nikmat yang kau berikan tiada tara.
Tapi juga agak kesal dikit sih, masa iya partner kerjaku sibuk jepret-jepret sendiri sama Alfaro. Entah kenapa aku kesal banget, apalagi foto Alfaro sama Risty yang terlihat happy banget dan langsung diupload di akun instagram. Sungguh hati ini rasanya kesal banget dah!
"Ra!" panggil Rizky
Aku menatapnya dari kejauhan, pasalnya dia hanya berteriak dan memanggil namaku. Hari ini rasanya badmoodku muncul, jadi seharian ini aku gak ngeroceh apapun. Sebenarnya gak betah sih kalau kaya gini, tapi hati ini rasanya sesak plus kesal banget.
"Woy! Dipanggil malahan gak jawab! Dosa lo, kalau dipanggil orang gak jawab!" suara Rizky tepat merambat di telinga kanannya itu membuat dia reflek mengucapkan, "Ya Alloh, peak lo!" entah kenapa bahasanya berubah jadi lo.
![](https://img.wattpad.com/cover/170743242-288-k57236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Takdir Menyapa
Spiritual(Follow dulu, baru baca! Hehhe, sebagian part diprivat. Jadi kalau mau baca, ya di follow dulu hehe.) Part 1-20 An #teenfiction Part 20an-ke atas# teenfiction-spiritual "Maaf kita harus berpisah, sebab doa kita tak menuju ke langit yang sama" -Jona...