.
.
.
Menyesal adalah yang mungkin Jeno rasakan saat ini. Bagaimana tidak ada dua manusia dengan tidak berperikejenoan tengah tertawa dengan sangat kerasnya. Bahkan salah satunya sampai mengeluarkan air mata karena terlalu banyak tertawa.
"Haduh Jeno-ya..."
Jeno berdecih melihat Renjun yang menghapus air matanya. Sementara Haechan masih sibuk tertawa sampai berguling-guling di ranjangnya,
Tau begini Jeno tidak akan menceritakan pertemuannya dengan Na Jaemin kemarin di restaurant pada kedua orang ini. Sudah pasti akan dibully seumur hidup setelah ini.
"kenapa kau suka sekali sih mempermalukan diri sendiri di depan Jaemin?" Haechan berbicara sambil tertawa. Renjun tertawa kecil dan menepuk-nepuk bahu Jeno.
"haiisshhh kalau kalian masih belum berhenti tertawa aku sama sekali tidak akan mentraktir kalian lagi dan meminjamkan barang-barangku lagi" ancam Jeno dan itu efektif karena Haechan dan Renjun langsung terdiam seketika.
"Ah sepertinya aku harus membantu aunty Ty didapur" Renjun tiba-tiba saja berdiri dari duduknya dipinggir ranjang dan dia langsung berjalan ke luar kamar Jeno.
"aku juga mau! lagipula aku sudah lapar, semakin banyak yang membantu aunty Ty didapur semakin cepat kita makan" Haechan langsung bangkit dan melesat menyusul Renjun.
Blammm
Pintu ditutup keras oleh Haechan
Hening
Sedetik
Dua detik
tiga puluh detik
Jeno mengelus dadanya, dasar sepupu dan sahabat kampret membantu aunty Ty apanya orang mereka berdua lanjut ketawa diluar kamar Jeno.
.
.
sambil menunggu jam makan malam Jeno membuka galeri kamera di ponselnya, dia memilih satu foto Jaemin yang menurutnya lucu. oh dia memilihnya diantara ribuan foto Jaemin yang ada digalerinya.
Dan tolong jangan ditanya bagaimana dan darimana dia bisa mendapatkan itu.
"Ih kok menggemaskan sekali sih calon masa depannya Jung Jeno" komentarnya.
Jeno jadi ikut memanyunkan bibirnya dan ingin mencium layar ponselnya lebih tepatnya sih foto Jaemin.
"JENO-YAA!!!"
Ceklek
Tubuh Jeno membeku, sementara Renjun yang membuka pintu mengeryitkan keningnya.
"Kau kenapa?"
"Huh... huh" Jeno pura-pura meniup layar ponselnya dan cepat-cepat menekan tombol lockscreen ponselnya.
"hanya membersihkan debu" dustanya, Renjun hanya menganguk-ngangguk
"ada apalagi?" tanya Jeno jengah. dia benar kesal pada Haechan dan Renjun yang terus-terusan menganggu hari liburnya.
"pinjam laptop dong, aku dan Haechan mau nonton film horror" Jeno memutar kedua bola matanya.
"ambil saja" Renjun senang bukan main, dia cepat berlari kecil menyambar laptop Jeno.
"Thank's sepupu, aku bawa kebawah dulu ya.. oh ya segeralah turun ke bawah, kita akan segera makan malam" Jeno hanya mengangguk dan membiarkan Renjun pergi dengan laptop ditangannya.
.
.
.
Seharusnya malam ini meja makan akan terasa sepi karena sang kepala keluarga sedang tidak ada dirumah, tapi itu tidak jadi sepi karena kedatangan dua manusia yang selalu menjadi tamu tetap keluarga Jung kala Jeno sedang libur kerja seperti sekarang. Jeno hanya menggelengkan kepalanya melihat Haechan dan Renjun tidak bisa diam merecokki momanya membuat Taeyong hanya tertawa-tawa saja menghadapi mereka.
Dan saat mereka memakan makanan penutup.
Tiba-tiba saja seorang pelayan mendekati Taeyong.
"Nyonya tuan sudah datang" beritahu pelayan tersebut.
"benarkah?" baru saja Taeyong bertanya dia sudah melihat Jaehyun muncul diruang makan dengan senyumnya. Dia akan menyapa suaminya sampai sesosok orang yang cukup dia kenal muncul dari balik punggung Jaehyun.
"Jeno-ya" Renjun tidak menyadari apa yang bibinya lihat, dia malah sibuk menghidupkan laptop Jeno bersama Haechan. Mereka berniat menonton di meja makan memang.
"Hmm?" Jeno juga sedang sibuk memainkan ponselnya, biasa menstalk akun media sosial Jaemin kan sembari menunggu nasinya turun sebelum kembali kekamarnya.
"password laptopmu masih Na Jaemin kan?" Tanya Renjun
"iya"
"Hah? password laptopnya Jeno, Na Jaemin?" komentar Haechan.
"Ekhem" Taeyong berdehem.
"selamat datang papi... dan juga Na Jaemin-ssi"
Jemari Jeno seketika berhenti, begitu juga Renjun. Keduanya lalu kompak berbalik dan mata mereka sukses melebar melihat ada si manis yang berdiri disamping Jaehyun canggung.
"Wah bahkan wallpaper laptopmu pun Na Jaemin?! astaga bucin sekali" Haechan masih berkomentar tanpa menyadari situasi. Renjun cepat kembali berbalik dan cepat menutup laptop Jeno.
"Heiii!!" Haechan ingin protes tapi Renjun memberi isyarat untuk berbalik. Haechan lalu berbalik dan matanya sukses melotot.
"Selamat malam Taeyong-sunbae, Jeno-sunbae, Renjun-sunbae dan Haechan-sunbae" sapa si manis. Haechan dan Renjun saling pandang lalu keduanya secara bersamaan melihat ke arah Jeno.
Ya Tuhan!
Mereka terkejut mendapati keringat sebesar biji jagung bermunculan didahi Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celeb J! [Nomin]
FanfictionHanya cerita tentang sisi abrsud Lee Jeno sang bintang yang menyukai Na Jaemin si manis yang sempat menjadi lawan mainnya di sebuah drama. Papi Jaehyun pusing... Moma Ty lebih pusing lagi...