2020

5.1K 870 79
                                    

"HUAAAAAAAAAAAAA!!!"

Suara tangisan dipagi hari yang cerah meledak dikediaman Jung. Tuan muda sekaligus aktor terhot abad ini adalah pelaku utamanya. Tentu saja mengejutkan semua penghuni rumah, berbondong-bondong mereka semua mencoba mencari tahu penyebab sang pangeran mengapa pagi-pagi sudah membuat kehebohan.

"Sayang ceritakan ada apa? Mengapa kau menangis baby?! Jangan membuat moma khawatir" Taeyong berteriak dari luar kamar putra semata wayangnya. Tak lupa dia meminta salah satu pelayannya membawa cermin. 

"Baby bukalah pintunya!" Taeyong membuat garis dikelopak matanya menggunakan eyeliner. Siang nanti dia harus syuting, tidak ada yang bisa mencegah persiapannya bahkan hujan badai sekalipun.

"Sayang, apakah sudah cantik?" Dia berbalik untuk menanyakan penampilannya pada pasangan hidupnya yang tengah berdiri sembari menyesap kopinya.

Jaehyun mengacungkan jempolnya, "Sudah sangat cantik, tambah cantik lagi kalau kau memberiku ciuman selamat pagi" Dia merentangkan tangannya.

"HUAAAAAAA"

Taeyong mengabaikan Jaehyun dan kembali mengetuk pintu kamar anak mereka.

Jaehyun menyesap kopinya lagi, si penganggu itu. 

"MOMAAAAA AKU MAU MATI SAJA!! HUAAAA"

"BABY! Apa yang baru saja kau katakan?! Jangan main-main JUNG JENO!!" Taeyong mendadak panik. Dia terus-menerus menggedor-gedor pintu kamar Jeno, takut kesayangannya kenapa-kenapa.

"POKOKNYA AKU MAU MATI SAJA!" 

"JAEHYUN LAKUKAN SESUATU!" Taeyong mendelik ke arah suaminya. Bisa-bisanya dia terlihat santai saat putra mereka menginginkan kematian didalam sana.

Jaehyun berjalan mendekati Taeyong, dia menatap pintu kamar putranya.

"Jen, yakin mau mati? Nanti kalau Jeno mati, papi sama moma buat adek yang banyak lho~ Nanti Jeno bukan lagi anak kesayangannya kita berdua. Biarkan saja Jeno kesepian, sendirian di alam kubur" 

PLAAKKK

"ARG! AW! HONEY!"

Taeyong memukul keras belakang kepala Jaehyun.

"Bukannya menangangkan anak, malah mengada-ngada" Jaehyun mengerucutkan bibirnya, sementara itu tangannya sibuk mengelus belakang kepalanya. 

"Baby... Tolong jangan dengarkan papi! Sampai kapanpun hanya Jeno anak kesayangan dan satu-satunya moma"

Ceklek

Semua orang yang ada diluar kamar Jeno tertegun saat pintu yang awalnya terkunci mendadak dibuka. Sosok pria tampan dengan penampilan  wajah sendunya muncul. 

"Apa yang moma katakan tadi benar adanya?" Suara Jeno terdengar sedih.

"Owh bayiku!" Taeyong cepat memeluk Jeno.

 Jaehyun memutar kedua bola matanya, untung dia hanya memiliki satu.

.

.

Taeyong memeluk erat Jeno, keduanya duduk disofa ruang keluarga. Sesekali Taeyong mengelus kepala Jeno, mencoba menyampaikan rasa kasih sayangnya. Putranya memang sudah berusia dua puluh tahun. Tetapi dimatanya dia tetaplah bayi kecil yang menggemaskan.

"Coba cerita sama moma... Mengapa bayinya moma ini sampai bilang mau mati tadi? Hmmm?" Dicubitnya hidung bangir putranya, astaga. Jeno yang dulunya bocah kecil dengan sejuta keimutan sudah berubah wujud menjadi pria tampan.

'Benihnya saja berkualitas, pantas saja setampan ini' Ada kebanggaan tersendiri dihati Taeyong melihat hasil keringatnya bersama Jaehyun ternyata sesempurna ini.

Lain apa yang ada dikepala momanya maka lain pula isi kepala Jeno. Siapa yang tak ingin mati jika si pujaan hati memposting foto dengan seseorang dan tampak amat mesra. Belum lagi dengan hastag yang meluluhlantakkan hatinya. Itu bagai seribu jarum menusuk-nusuk hatinya. Awas saja ya... Park Jisung!  Berani sekali dia menggoda bidadarinya.

"JENOOOOOOO-YAAAAAAA"

Baik Taeyong dan Jeno yang tadi tengah sibuk dengan pikiran masing-masing terkejut mendengar teriakan suara menggelegar Haechan dari arah luar. Anak dari Ten ini memang terkenal memiliki minim sopan-santun.

"JENO-YA! JENO-YA!" Haechan melihat Jeno yang dipeluk Taeyong kala dia memasuki ruang keluarga. Dia berlari mendekati sahabatnya.

Biasanya dia akan meledek Jeno jika pria itu bermanja-manja dengan momanya. Tapi tidak untuk sekarang ada hal yang lebih penting.

Jeno melepas pelukan sang moma, dipandangnya Haechan malas, "Apa?"

Haechan mengeluarkan ponselnya, "Coba lihat" Suruhnya.

Dengan enggan Jeno mengambil ponsel tersebut, dilihatnya layar ponsel Haechan yang menyala.

Kening Jeno mengeryit, apa yang aneh? Tidak yang aneh, itu hanya portal berita gosip terbaru. Untuk apa Haechan menunjukkan padanya? Apakah ada berita aneh mengenai dirinya lagi seperti 'Lee Jeno terlalu tampan di dunia nyata'. Eiy, itukan biasa. Sampai realisasi memukul kepalanya.

"APA?!!!" Dia berteriak sambil melototi ponsel Haechan.

Dia mendelik menatap headline berita yang muncul paling atas.

Na Jaemin Berkencan?

Pletak

Ponsel merk apel digigit yang baru dua minggu lalu diberikan Mark terjatuh dengan dramatisnya ke lantai.

"NOOOOO!" Haechan mencoba menyelamatkan ponselnya.

"Akh"

"YA LEE JENO!" 

"JENOOOO!"

Haechan yang tadinya berteriak kesal menoleh kearah Taeyong yang juga berteriak memanggil nama sahabatnya. 

"Jeno-ya!" Haechan terkejut setengah mati melihat Taeyong yang memeluk Jeno dan semakin terkejut mendadapti mata sahabatnya terpejam. Batal niat Haechan memungut ponselnya dilantai. Ada hal yang lebih penting.

Lee Jeno tengah pingsan!.

Celeb J! [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang