Kepingan

8.7K 1.4K 140
                                    

Renjun membolak-balik majalah fashion yang ada di kamar Jeno, dia mengabaikan Jeno yang  bagai ulat keket di atas bednya. Uget-uget tidak jelas sembari mengerang frustasi sedari hampir sejam yang lalu.

"Aku harus bagaimana Injunnie?!!" Tanya Jeno entah sudah keberapa ratus kali sudah didengar Renjun.

Menutup majalah yang dilihatnya, Renjun menatap tajam Jeno.

"Sudah terlanjur basah lebih baik langsung mandi sekalian" Jawab Renjun dengan datarnya.

"Akkhh" Jeno mengacak rambutnya frustasi. Renjun sedari hanya memberikan jawaban yang sama, tidak membantu sama sekali

"Lagipula Jen..." Renjun menggantung ucapannya. Membuat Jeno menghentikan aksinya berguling-guling diatas bed.

"Hm?"

"Kau itu terlalu jelas... mustahil Jaemin tidak bisa melihatnya. Yah, kecuali dia tidak menyukaimu bisa jadi dia pura-pura tidak melihatnya" Ucap Renjun.

Jeno bukan orang yang bodoh yang tidak mengerti apa maksud dari ucapan Renjun.

"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya Jeno lemah.

"Ya bergerak bodoh! pastikan! kalau dia tidak membalas perasaanmu maka berhentilah! Jangan menjadi pecundang, menunggu dan terus menunggu itu tidak menghasilkan apapun"

"Akhhh"

Jeno kembali berguling-guling.

.

.

Pagi hari yang cerah ditemani segelas kopi dan sepiring biskuit, memang pagi yang sempurna bagi Jung Jaehyun kecuali tidak ada Jeno yang bolak-balik dihadapannya sembari beberapa kali melihat ke arah pintu kamar tamu.

"Kau suka kan?"

 Mendudukan dirinya disamping papinya, Jeno memalingkan kepalanya ke arah Jaehyun yang masih sibuk membuka lembaran koran ditangannya.

 "Hah?"

Jaehyun tersenyum.

"Kau menyukai Na Jaemin kan?"

Semburat merah muncul di pipi Jeno.

"Apa sih pap!" dengusnya. Jaehyun tertawa.

"Jujur saja..."

"Apakah terlalu kelihatan?" tanya Jeno, Jaehyun menurunkan korannya. Dia menoleh ke arah Jeno.

"kau malah tidak tampak menyembunyikannya"

Jeno diam mendengar ucapannya ayahnya.

"Jeno-ya, Renjun belum bangun?" tanya Taeyong yang baru saja muncul diruang kelurga dengan masih memakai celemeknya.

"belum" Jawab Jeno malas, memang sepupunya itu masih pulas dikamarnya.

"Lalu Jaemin dan Haechan belum juga?" 

Jeno menggeleng. 

"Tolong bangunkan mereka ya sarapan akan siap sebentar lagi" Taeyong berbalik menuju dapur.

Jeno mengerang.

.

.

Naik

Turun

Naik

Turun

Naik

Jeno menurunkan lagi kepalan tangannya, dia begitu gugup padahal hanya sekedar untuk mengentuk pintu kamar yang ditempati Haechan dan Jaemin. Ya, Jaemin menginap ditempatnya karena ternyata semalam Jaehyun tidak sengaja bertemu Jaemin yang bocor ban di jalan saat dia ingin pulang. Jaemin sebenarnya menolak untuk menginap tapi Renjun dan Haechan memaksanya menginap. Taeyong juga menyuruhnya menginap. Jadi dia tidak punya pilihan lain selain menginap ditempat rumah kediaman keluarga Jung.

"Kau pasti bisa Jeno-ya!"

Jeno mengangkat tangannya bersiap mengetuk pintu.

Ceklek

Belum juga tangannya menyentuh daun pintu, pintunya malah sudah terbuka menampilkan sosok pujaan hatinya, Na Jaemin.

Love me tender, love me sweet

Never let me goYou have made my life complete

And I love you so

Lagu dari Elvis itu tiba-tiba saja mengalun entah darimana asalnya, menjadi backsound dari aksi Jeno yang terpaku menatap Jaemin.

Jeno berkedip, dia tidak pernah tau ada orang secantik ini kalau sehabis bangun tidur. Walaupun Jaemin tidak mengenakan polesan apapun saat ini.

Love me tender, love me true
All my dreams fulfill

"For my darling I love you... And I always will" Ucap Jeno.

For my darling I love you

And I always will

"Hm?" Jaemin bingung.

"Aku menyukai lagunya haruskah kita putar dipernikahaan kita nanti?" Tanya Jeno.

"aa"

Jeno melebarkan matanya.

Apa yang barusan dia katakan?!! 

Otaknya selalu tidak beres jika sudah berhadapan dengan Jaemin.

tanpa sadar Jeno memukul kepalanya sendiri.

"AW!"

"Sunbae" Jaemin terkejut melihat Jeno memukul kepalanya sendiri lumayan keras. Jaemin ikut menyentuh kepala Jeno.

"Sini biar kulihat" Jaemin menyingkirkan tangan Jeno yang menutupi kepala bagian depannya.

"Astaga merah" Jeno meringis ketika Jaemin menyentuh bagian yang dipukulnya.

"Huh... Huh..." Jaemin meniup kepalanya sembari berjenjit. Membuat Jeno mau tak mau sedikit membungkuk.

"kenapa sunbae kikuk sekali sih?" tanya Jaemin. Jeno hanya diam, tubuhnya membeku karena menyadari jaraknya dan Jaemin menjadi sangat dekat.

Cup

Jeno melebarkan matanya merasakan kecupan di kepalanya. Dia mendongak dan mendapati Jaemin tersenyum super manis padanya.

Love me tender,

 love me dear, 

tell me you are mine.

I'll be yours through all the years,till the end of time.

"Bless you"

Jeno jadi ingin memukul kepalanya lagi.

.

.

.

.


Celeb J! [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang