[14] coffee friends (2)

546 88 3
                                    

Selama jam buka shift siang, Bayu mengajak Aji dan patnernya untuk membantu pekerjaan di Coffee Friends. Joanna tentu tidak menolak, Joanna memilih membantu di dapur bersama Julio. Jojo dan Juju seketika menjadi akrab kembali.

Kalau Aji, Bayu, dan Syaline membantu Daniel untuk memetik kopi di kebun. Sebenarnya Bayu ingin meninggalkan mereka berdua dan ikut bantu-bantu di dalam cafe saja, tapi sepertinya jika tidak ada Bayu, Syaline akan menjadi singa ganas.

Namun keberadaan Bayu di antara Aji dan Syaline sedikit terabaikan. Nampaknya mereka berdua kadang sudah berbicara normal, ya walaupun melontarkan kalimat-kalimat hinaan. Setidaknya itu lebih baik daripada saling memelototi.

"Bang Dan, tinggal aja kali ya?" Daniel terkekeh dan itu membuat matanya menghilang.

"Kita jalan aja terus jauhin mereka, abis itu balik." Bayu mengangguk setuju dengan ucapan Daniel. Lagipula nampaknya Aji dan Syaline sudah menikmati suasana di sini.

"Ji lo yang bener dong!" Aji melemparkan buah kopi yang dia petik ke keranjang yang dibawa Syaline, namun lemparannya meleset dan membuat buah itu mengenai dagu Syaline.

"Maaf deh. Lo juga bantuin metik dong." ujar Aji tidak kalah ngegas dengan Syaline.

"Ya kan gue ga tau kriterianya kaya gimana. Lagian lo bacot banget sih tinggal metik doang." tanpa sadar, Aji menarik tangan Syaline dan mengajarinya cara memetik juga memberitahunya kriteria buah yang dianjurkan Daniel tadi.

"Nih gini, liat caranya." Harusnya di momen seperti ini akan tercipta keromantisan, tapi sayang. Syaline tidak peduli dengan Aji, dia hanya memperhatikan cara memetiknya saja. Semboyan Syaline, Aji isn't my style sangat menjijikkan and rakjel.

Pada akhirnya Syaline merasa tidak enak membiarkan Aji memetik buah kopinya sendiri, dan Syaline membantunya. Dan berakhirlah mereka memenuhi keranjang dengan buah hasil petikan mereka.

Biasanya buah kopi yang sudah dipanen akan dikeluarkan bijinya oleh si pemilik cafe dan antek-anteknya. Disini para pengunjung juga dapat merasakan sensasi memetik kopi dan sebagai gantinya pengunjung dapat membawa pulang kopi yang siap diseduh, hanya dengan membayar 70k saja. Mereka akan dapat memetik kopi dan memenuhi keranjang berukuran sedang itu.

Banyak pula masyarakat di sekitar yang datang ke cafe ini hanya untuk berdonasi sekalian berwisata dan cuci mata. Tempat ini mulai terkenal sejak sebulan pertama buka. Terkenal karena donasinya, dan terkenal pula akan ketampanan para pegawainya.

Di sini hanya akan ada satu perempuan sebagai pengatur pesanan yaitu perempuan setengah baya yang tak lain adalah ibunda Steven. Bisa dibilang ini adalah projek keluarga, karena awalnya cafe ini muncul dari ide Steven dan Jevon. Sedangkan kebun kopinya milik ayah Steven.

Selepas memetik kopi, Bayu dan Daniel kembali ke cafe. Cafe sudah mulai ramai dengan beberapa pengunjung. Cafe ini memiliki jam buka dari jam 12-3 p.m dan jam 5-8 p.m.

Bayu dapat melihat meja yang cukup penuh hari ini. Dan terlihat di sana Joanna sedang berbincang dengan salah satu pegawai atau mungkin teman Steven sambil bercanda ria.

"Udah selesai Dan metiknya?" tanya Julio yang nampak sibuk memanggang roti. Cafe sangat padat hari ini, karena hari ini memanglah hari libur bagi sebagian orang di hari Sabtu.

"Udahlah, capek gue. Bayu lo kalo mau bantu bantu mending di luar aja sama si Jevon. Tapi sini dulu deh." dan kebetulan hari ini banyak yang menawarkan bantuan di cafe Steven. Dan Steven dengan senang hati menerimanya. Membantu di cafe bukan berarti mereka tidak dapat tips, Steven tetap memberikan tips tambahan kepada mereka yang mau membantu di cafenya, biasanya berupa voucher belanja. Dan pegawai tetap akan digaji seperti biasa, jika lembur maka juga akan mendapat voucher belanja.

Bayu -bangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang