[22] Jinendra Story

456 74 1
                                    

Matahari sedang terik-teriknya membakar bumi Indonesia. Joanna siang ini akan pergi menemui Jinendra di sebuah cafe yang sudah dia shareloc untuk lokasi ketemuan.

Huh katanya sih Aji mau curhat banyak, kira-kira tentang apa ya? Jangan terlalu kaget, mereka memang sudah dekat karena kakak-kakak mereka yang tergabung di band yang sama.

Terlebih Jinendra sendiri bukanlah anak yang susah dalam bergaul. Jadi dia mudah akrab dengan Joanna. Tapi kalau untuk masalah kepercayaan. Memang sulit Joanna dapat dari Aji. Namun, lama kelamaan anak itu menjadi lunak dan menjadikan Joanna sebagai wadahnya, seperti sekarang ini.

Jinendra tengah duduk di pinggir jendela sambil memandangi jalanan di luar cafe yang telah mereka sepakati.

"Jinendra." Jinendra kaget karena bahunya baru saja ditepuk oleh Joanna. Joanna langsung duduk disamping adik tingkatnya yang sudah seperti adik kandungnya sendiri.

"Cici, kaget dah gua. Mau pesen apa ci?" Joanna membenarkan posisinya duduk di samping Aji. Gadis itu meraih daftar menu yang Aji sodorkan.

"Ini deh satu. Sama minumnya yang ini." Joanna menunjuk softcake dan blue ocean. Aji segera beranjak untuk memesan. Dan karena Aji merasa sebagai tuan rumah, maka Aji yang membayar pesanan Joanna.

"Ji berapa? 50k ya tadi?" tanya Joanna kala Aji sudah kembali dari memesan, dan Aji tentu menolak.

"Ga usah ci, udah." Joanna mendecak kesal, kalau sudah begini biasanya Joanna akan kirim pulsa atau top up ovonya Aji.

"Yaudah, gimana? Mau cerita apa?" Raut wajah Jinendra yang tadi masih ceria, kini sedikit muram. Mungkin memang tujuan Aji bertemu Joanna untuk menghilangkan bebannya.

"Ci gue bingung, Syaline." Joanna menaikkan alisnya sedikit terkejut. Sudah lama dia tidak berjumpa dengan teman beda prodinya itu. Maafkan Joanna yang akhir-akhir ini begitu bucin.

"Kenapa Syaline?"

"Gue, kayanya suka dia. Hehe, maaf ya Ci nyusahin lu." Joanna lagi-lagi terkejut. Sejak kapan mereka berdua dekat? Atau Aji baru akan melancarkan jurus pdktnya?

"Ya ampun gak nyusahin Ji. Lagian lo sejak kapan sama Syaline? Dianya tau?"

"Kayanya tau ci, gue takut dia ifil sama gue." Aji menggaruk tengkuknya yang tak gatal, huh dia seperti tertangkap basah sehabis melakukan kejahatan.

"Udah nih lo cuma curhat tentang Syaline?"

"Engga sih, gue pengen ngajak lo jalan-jalan sama Bang Eja." Joanna kaget dong, kenapa hari ini malah muter-muter sama keluarga Aji.

"Seriusan? Kemana?"

"Gatau nanti agak sore Bang Eja jemput."

"Oh gitu, boleh deh." Dan tak lama, pesanan Joanna datang ke meja yang mereka tempati. Joanna segera meminum pesanannya karena dia sudah sangat haus.

"Oh iya ci, gimana lamarannya Bang Bayu?" Joanna mau jawab tapi masih malu. Lagian seharusnya Bayu sudah kabar ke anak-anaknya dong.

"Ya gitu, lancar kok."

"Hehe, terus Bang Bayu mau ke Jogja kapan? Oh iya besok Bang Fazrin ke London."

"Ya ampun mendadak gini ngasih taunya." Aji cuma nyengir, sebenernya anak Eska udah sedari kemarin tau, cuma Joanna baru tau sekarang.

"Bayu ke Jogja minggu depan. Bakalan kangen, cuma ya gimana lagi. Tuntutan idup kan." Aji mengangguk paham.

"Ji buat Syaline, gue percaya kalo lo mau usahain pasti bisa. Dan lagi, dia jomblo hehehe." Aji ikutan nyengir, soalnya Joanna ketawa.

"Iya gue tau, hehe. Ci, btw Bang Cal jadi dijodohin? Itu beneran? Jaman sekarang lur. Masih ada begituan?"

"Ya nyata iya, gue gatau mau resmi kapan. Tapi yang jelas mendahului gue. Selama worth sih gapapa ya."

"Gue kenal sama calonnya. Namanya Zefanya kan?" Joanna mengangkat alisnya, bahkan dia sendiri tidak tau. Kenapa Aji sudah sebanyak ini mengetahui rencana perjodohan Cal.

"Yaudah lah, yang penting Calvin dapet yang terbaik gue ikutan seneng aja."

"Ci Jo, jangan marah ya. Sebenernya Haris pernah berantem sama Bang Bayu. Sehari sebelum wisuda, mereka rebutan lo ci."

"Seriusan?" Jinendra mengangguk pasti.

"Buat apa jir, terus Haris gimana?"

"Gapapa sih, dia lagi cari pelampiasan. Kayanya sih ke Nadia."

"Nadia anak FH?" Aji mengangguk lagi, kasihan sekali Nadia. Joanna berfikir mungkin dia harus bertemu Haris untuk membahas masalah ini.

"Makasih infonya loh Ji. Oh iya, lo juga sekarang mulai dicariin si Syaline. Gara-gara lo gak jahilin dia lagi dia suka tanya ke gue. Kok Aji gapernah usil dikelas lagi, gitu katanya. Kayanya sih dia kangen. Gatau juga deh." Joanna bisa lihat kalau telinganya Jinendra berubah kemerahan. Huhu lucu banget.

    ˚ ✵ .   *
   ✺ ·     
✺     
*. .   
  . *
  *   
. · ✺ *.




Haloow bentar lagi natal yipiii. Nanti aku buat part Joanna sama Bayu natalan bareng keluarga. Oh iya, aku buat cerita baru juga tentang Calvin dan calon jodohnya. Yuc dibaca yuc.

Bayu -bangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang