5. PHO

3 2 0
                                    

Buat apa wajah menawan tapi murahan yang suka mengganggu hubungan orang.

*****


Pulang sekolah mengembalikan semangat Nisfi dan Miska lagi. Apalagi ada penyemangat baru, Hasbi dan Adit. Seperti biasa, Miska dan Nisfi akan menunggu di gerbang dan pulang bareng Adit dan Hasbi naik angkot. Tapi sebelum kedua laki laki itu datang, ada beberapa orang perempuan menghampiri Nisfi dan Miska.

"Lo kan yang namanya Miska, cewek kecentilan yang dapetin Adit?" Salah satu dari mereka menunjuk Miska.

Gadis itu lumayan cantik. Rambut hitam panjangnya diurai dengan tambahan bandana berwarna polkadot, merah putih.

"Iya gue Miska." Tatapan Miska menyelidik pada gadis itu.

Tidak biasanya ada orang yang mencarinya sampai membawa rombongan seperti ini. Apalagi modelan perempuan seperti mereka. Rok ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, membuat Nisfi dan Miska bergidik ngeri melihatnya.

"Gue saranin sama lo, sekarang lo putusin Adit deh. Dia tuh cowok gue." Gadis itu tersenyum sinis sambil melipatkan tangannya di depan dada.

"Hah? Bentar bentar deh, cowok lo darimana? Mending lo bangun dari halusinasi tingkat dewa lo itu deh." Miska tertawa meremehkan. Perasaanya mengatakan bahwa ini sebuah masalah yang mungkin akan sedikit mengguncang perasaanya.

"Lo yang halusinasi." Gadis itu mendorong pundak Miska hingga sedikit terhuyung ke belakang.

Nisfi hingga harus membantu Miska yang sedikit terhuyung ke belakang. Nisfi hendak melawan gadis itu, namun dilarang Miska. Karena dia merasa bahwa ini masalahnya. Nisfi juga mengerti. Ini masalahnya Miska. Meskipun notabennya sebagai seorang sahabat.

"Eh lo apa apaan datang datang langsung maen ngelabrak gue?! Harusnya gue yang ngelabrak lo, cewek kegatelan yang ngaku ngaku jadi pacar orang. Lo gak malu, punya muka cantik cuman buat jadi pho-in hubungan orang lain? Receh banget idup lo." Emosi Miska mulai tersulut karena perkataan dan tingkah tidak senonoh yang dilakukan gadis ini.

"Lo berani sama seorang Citra hah?! Yang pho tuh lo, jadi benalu di hubungan gue sama Adit.." Citra, namanya Citra. Dia menarik rambut Miska.

"Dasar Bitch. Emang lo pernah pacaran sama Adit? Perasaan, Adit gak cerita ke gue kalo dia punya mantan namanya Citra." Miska berusaha menghindari Citra namun gagal.

"Ya iyalah ngga, kalo Adit cerita, takutnya lo kesinggung. Sebelumnya kan mantan adit tuh berlevel, lah ini?"

"Udah Mis, seorang ratu cantik tak pantas bersaing dengan wanita Bitch seperti itu." Nisfi mendelik.

"Iya buat apa buang buang tenaga ngeladenin orang kaya gitu." Miska milirik citra.

"So banget pake bahasa inggris." Salah satu teman Citra tersenyum sinis, ia tidak suka mendengar ucapan yang ditujukannya pada sahabatnya.

"Gak usah ikut campur." Tunjuk Nisfi tepat di wajah teman Citra.

"Lo juga!" Tunjukan Nisfi ditepis kasar oleh Citra.

Adit dan Hasbi datang dengan tergesa gesa. Dengan segera Adit mendekati Miska yang sedang membenahi rambut yang sudah berantakan karena ditarik Citra tadi.

"Nis, lo gapapa kan?" Hasbi mendekati Nisfi dengan wajah khawatirnya.

"Gapapa, Miska aja yang keliatannya kenapa napa." Jawab Nisfi.

"Heh, Citra, maksud lo apa sampe kayak gini?! Hah?!" Adit mulai marah.

"Adit sayang, kok marah sih." Citra menggandeng tangan adit.

Dengan kasarnya Adit melepaskan gandengan tangan citra itu, sambil menatap sinis. Seolah memberitahukan bahwa Adit tidak suka dengan kehadiran Citra dan teman-temannya.

"Ihh siapa lo? Mantan juga bukan apalagi gebetan. Jijik gue sama cewek kayak lo yang ngaku-ngaku jadi pacar orang." Adit mandang Citra dengan dengan tatapan menusuk.

"Adit kok gitu sih sama aku." Citra menghentakkan kakinya.

"Bodo amat, gue mah mentingin perasaan Miska dibanding lo."

"Dit, saran gue, sekarang kita pergi dulu deh." Hasbi memegang pergelangan tangan Nisfi.

"Yaudah ayo."

Mereka berempat pergi meninggalkan Citra dan teman temannya. Adit berjalan disamping Miska. Sedangkan Hasbi disamping Nisfi. Tak ada perbincangan. Semuanya lebih memilih diam daripada bicara. Pertengkaran tadi menyebabkan kecanggungan ini sekarang.

*****

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang