4. Ketahuan

3 2 0
                                    

Niatnya sih bolos, ehh ini malah ketahuan.

*****

Pagi kembali terjadi. Miska dan Nisfi berangkat sekolah bersama karena kebetulan mereka satu komplek meskipun ada jarah antara rumah. Jadi sedikit kemungkinan untuk mereka berpisah. Pagi ini pun masih sama, pergi menunggunakan kendaraan umum. Tak ada antar jemput karena mereka bukan tipikal cewek manja seperti kebanyakannya.

Bagi Miska menunggu itu sudah biasa, namun bagi Nisfi, menunggu adalah hal yang yang sangat dihindarinya. Tak sabaran memang. Saat saat menunggu angkot seperti ini pun sangat Nisfi hindari. Meskipun begitu, menunggu masih saja dia lakukan. Memunggu kepastian misalnya?

Ada angkot yang terlihat penuh hendak melewat ke arah mereka. Akhirnya, Nisfi bisa sedikit menghindari menunggu pada pagi ini.

"Nis, itu ada angkot lumayan penuh. Bodo amat lah yang penting kita gak kesiangan ke sekolah." Ucap Miska sambil menunjuk angkot tersebut.

"Yaudah, lets go." Respon Nisfi sambil melambaykan tangan kirinya untuk menghentikan angkot.

"Yaudah ayo, cepet naik, lo dulu."

"Miska baik deh." Nisfi tertawa sambil masuk kedalam angkot.

"Baru tau lo." Miskapun begitu.

Setelah mereka berdua masuk kedalam mobil angkot, barulah mobil itu melaju. Meninggalkan komplek dan membawa kedua gadis itu pergi ke sekolah.

*****

Saat tiba di sekolah, gerbang sudah hampir di tutup. Telat satu menit saja mereka akan termasuk siswi yang kesiangan. Tapi untungnya itu tidak terjadi. Mereka buru-buru masuk ke area sekolah dan berlari disepanjang koridor.

Dengan tergesa gesa Miska dan Nisfi memasuki ruang kelas. Kali ini mereka selamat, guru yang bersangkutan dengan pelajaran tidak bisa datang karena ada keperluan mendadak. Jadi pelajaran pertama mereka jamkos.

Banyak aktivitas yang biasa mereka lakukan, seperti berteriak di kelas, makan atau minum, coret coret papan tulis, menjahili teman lain, mengetuk jendela kelas seberang, dan masih banyak lagi kebiasaan mereka. Tapi kali ini, mereka memilih mengobrol saja.

Seperti sekarang.

"Mis, waktu pertama Adit deketin lo yang judesnya minta ampun, gimana sih?" Nisfi memulai percakapan mereka ketika keduanya sudah terduduk tenang dibangku depan.

"Kepo lo mah."

"Ishh gue serius. Gue mau jujur sama lo." Nisfi memelankan suaranya.

"Jujur apa? Jangan-jangan lo mau jujur tentang perasaan lo ke gue kalo lo punya rasa ke Hasbi. Ya kan?" Miska menatap Nisfi dengan tatapan menyelidiknya.

"Dengerin dulu napa." Nisfi mengerlingkan matanya.

Mulut Nisfi sudah terbuka, hendak mengucapkan kalimat yang dari kemarin ingin diucapkannya. Namun tidak jadi karena melihat kedatang Adit dan Hasbi ke kelas.

"Ehh, kalian ngapain disini?" Nisfi keheranan melihat kedua makhluk dihadapannya.

"Gue mau ketemu sama Miska, kalo si Hasbi katanya kangen sama lo Nis." ucap Adit sambil melirik Nisfi dan Hasbi bergantian.

Nisfi hanya diam menahan malu. Sedangkan Hasbi hanya tersenyum simpul. Tidak membenarkan ucapan Adit tapi juga tidak menyalahkan itu.

"Ciee yang malu." Miska menyenggol bahu Nisfi pelan. Yang disenggol hanya melotot kesal pada Miska.

"Ciee ada yang blushing." Ucap Adit pada Nisfi sambil tertawa.

"Kalian rese banget sihh, jadi malu kan." Nisfi membuang muka dari hadapan Miska dan Adit termasuk Hasbi. Dirinya benar-benar malu karena ucapan singkat Adit.

"Nisfi malu dikangenin gue nih?" Hasbi menahan senyumnya sendiri. Nisfi terlihat lucu jika sedang blushing seperti ini.

"Serah deh." Nisfi tersenyum. Dia tak lagi menolak kehadiran Hasbi disampingnya, apalagi dihidupnya.

Miska, Adit, dan Hasbi hanya tertawa melihat tingkah malu-malu dari gadis ini.

"Eh kalian tau gak, tadi si Nisfi tiba tiba nanya aneh gitu ke gue." Miska cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.

"Eh apaan sih ngga." Nisfi dengan segera membantah apa yang diucapkan Miska.

"Nanya apa emang?" Hasbi mulai penasaran.

"Nanya gini ke gue, gimana caranya adit deketin gue yang judes banget, gitu katanya." Miska menahan tawanya.

"Gue kan nanya nya ke elo, bukan ke adit nya."

"Pasti ada maksud lain nih." Adit penasaran.

"Maksud apaan sih, ngga. Jangan fitnah deh." Nisfi mulai kesal.

"Hmm.. jangan jangan.." Hasbi pura-pura berpikir.

"Jangan jangan kalian kabur ke kelas ini. Dan ternyata benar." Bu Noni datang dan menjewer adit juga hasbi.

Mereka semua terkejut akan kedatangan Bu Noni. Suasana kelas pun yang awalnya ribut kini menjadi hening sejak medatangan beliau.

"Aduh Bu, maaf Bu, kita hanya kebetulan lewat kelas ini." Hasbi mengaduh memegangi telinganya.

"Kebetulan ada Miska sama Nisfi, kita berempat ngobrol bentar kok, Bu." Adit meyakinkan Bu Noni dengan kebohongannya.

"Semuanya aja kebetulan. Kembali ke kelas!" Bu Noni melepaskan jewerannya dari telinga Hasbi dan Adit.

"Siap bos, eh Bu." Adit langsung lari yang diikuti Hasbi dan meninggalkan Bu Noni.

"Dasar, anak anak itu." Bu noni juga pergi meninggalkan kelas.

Miska dan Nisfi hanya tertawa selepas mereka pergi. Kiranya kelas Hasbi sedang jamkos atau yang lainnya, ternyata mereka belajar bolos.

Niatnya sih bolos, ehh ini malah ketahuan.

*****

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang