13. Shopping (2)

2 2 1
                                    

Aku juga akan ikut berjuang, meskipun aku telah muak mendengar kata itu.

*****

Hasbi, Nisfi, dan Sonia memasuki supermarket berbarengan dengan Adit dan yang lainnya. Namun mereka terpisah saat berbelanja karena berbeda kebutuhan.

Kelompok Adit pergi ketempat dimana terdapat yoghurt dan bermacam susu, sedangkan kelompok Hasbi ke tempat dimana banyak teh berada.

Nisfi berjalan memimpin, mencari teh yang tepat untuk digunakan nanti. Sedangkan Hasbi memilih jenis-jenis gula gula pasir yang kebetulan berada di seberang rak teh.

Sedangkan Sonia terus mengikuti Hasbi, modus ikut-ikutan mencari gula pasir yang cocok. Padahal ia tidak mengerti sama sekali.

"Ini gulanya bagus deh keknya." Sonia menunjuk salah satu gula pasir yang ada di bawah tangannya.

"Kurang manis." Hasbi berusaha merespon sesingkat mungkin. Ia tidak ingin lagi menimbul permasalahan dihadapan Nisfi saat ini.

"Kamu kan udah manis." Sonia terkekeh pelan.

Nisfi yang sedang memilah teh pun diam sejenak. Mendengarkan perbincangan singkat namun menyakitkan bagi telinganya.

Sekarang Sonia sudah berani terang-terangan mendekati Hasbi, bahkan dihadapannya seperti ini. Gadis itu seolah mengajak berperang secara tidak langsung padanya. Entah kenapa ia jadi terasa tersaingi.

Oke, jika ini memang harus dilakukan. Nisfi akan berjuang untuk Hasbi yang telah sedikit mengecewakannya, meskipun ia benar-benar muak mendengar kata berjuang.

"Ehh, mending teh bubuk atau teh celup aja ya?" Tanya Nisfi sambil memperlihatkan kedua sampel teh kepada Hasbi dan Sonia. Nisfi mulai tidak mau kalah.

"Coba tanya Sonia, gue mau angkat telpon dulu." Nisfi mengangguk. Hasbi kemudian menjauh dari mereka berdua.

Nisfi mendengus kesal. Niatnya yang hendak memanasi Sonia gagal karena telepon sialan itu.

"Son, menurut lo ini bag-" ucapan Nisfi terpotong ketika Sonia tiba tiba saja menjatuhkan kedua sampel teh tersebut dari tangan Nisfi.

"Lo gausah nyari muka ya, sama Hasbi. Dia udah jelas jelas cuekin elo."

"Lo kok nyolot sih?! Gue cuman nanya doang." Emosi Nisfi ikut tersulut.

"Modus lo. Asal lo tau ya, Hasbi itu ga cinta sama lo. Dia itu cuman cinta sama gue, bakalan tetep kek gitu." Sonia seolah memperingati Nisfi.

"Ga intro banget, daki komodo emang." Nisfi tersenyum sinis.

Ia lantas mengambil teh yang sempat terjatuh tadi lalu mengambil beberapa kemasan teh celup dari sana.

"Apa lo bilang?! Seenaknya ya manggil gue begituan."

"Gue tinggal bentar, udah ribut aja." Hasbi datang membawa keranjang belanjaan ditangannya.

"Gatau tuh, Sonia tiba tiba nyolot aja." Nisfi meletakan kemasan teh itu pada keranjang yang dibawa Hasbi.

Sonia hanya mendelik sebal.

Hasbi mengambil beberapa bungkus gula pasir lalu disimpan di keranjang yang dipegangnya. Kemudian kembali berkeliling mencari cup untuk wadah teh mereka nanti.

Nisfi dan Sonia mengikuti dari belakang. Sama-sama tidak ingin ketinggalan jejak Hasbi yang berjalan di depan mereka. Nisfi dan Sonia seolah-olah sedang berlomba mendapatkan perhatian dari Hasbi.

Jadi lo harus dibikin cemburu dulu, biar bisa berjuang barengan, dalam hatinya Hasbi terkekeh pelan. Tingkah lucu Nisfi memang terkadang menjadi kesukaannya akhir-akhir ini.

Setelah dirasa selesai, barulah mereka ke kasir. Membayar semua belanjaan yang ada dalam keranjang mereka.

Saat semuanya sudah usai, mereka bertiga keluar dari supermarket tersebut dan menemui Adit yang sudah menunggu diluar untuk segera pulang.

"Has, mereka berdua berantem ga?" Tanya Adit ketika Hasbi mengahampirinya sambil membawa dua jinjingan plastik di tangannya.

"Iya, tapi gue biarin. Biar Nisfi ikutan berjuang." Hasbi tersenyum ketika kembali mengingat wajah Nisfi yang sedang cemburu.

"Edan lah." Adit menepuk pundak Hasbi pelan.

Mereka berdua berjalan beriringan. Kembali terpisah ketika hendak memasuki mobil masing-masing. Kaum hawa yang sudah menunggu didalam sana meminta untuk segera pulang dan terbebas dari tugas yang harus menguras tenaga seperti ini.

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang