2

12.3K 1.2K 178
                                    

"Hari ini, Johnny akan mengantar kamu ke kampus"

Frrttt.

Hampir saja Ica menyambar air di mulutnya, tapi ia buru-buru menelannya.

"Eung..gak bisa mah, aku bareng temen dan dia udah nungguin nih"

"Kamu harus bareng Johnny, kasihan loh dia udah datang kesini"

"Gak bisa mah, aku harus ke—ke gramed, ya aku mau beli sesuatu disana"

"Kan bisa sama Johnny"

"Gak apa-apa kok tante kalau Ica sudah janjian dengan temannya" kata Johnny.

"Tuh gak apa-apa kan? Aku udah di tungguin nih, aku berangkat ya dah mamah, papah"

"Eh Ica, aduh Johnny maaf ya padahal kamu udah repot-repot kesini"

"Gak apa-apa kok tante, yaudah saya berangkat dulu. Permisi tante, om"

"Hati-hati ya nak" kata papah Ica.

Di jalan, Johnny melihat Ica sedang berjalan.

Tint!

Ica menoleh ke arah mobil lalu kacanya terbuka dan menampakkan Johnny di dalamnya.

"Katanya bareng temen kamu, kok jalan?"

"Urus saja urusan kamu, jangan ikuti saya"

Ica kembali berjalan sedangkan Johnny kebingungan, Johnny masih penasaran lalu ia mengikuti Ica diam-diam dan tetap menjaga jarak.

Di halte sana Johnny bisa melihat Ica memeluk seorang pria.

"Sayang, lama gak?" kata Ica kepada Doyoung.

"Enggak kok, yuk berangkat"

"Yuk"

Pria itu membukakan pintu mobil dan Ica masuk kedalamnya lalu mobil itu pergi menjauh dari halte.

Johnny masih diam di tempat itu, banyak pertanyaan muncul di benaknya mengenai pria itu.

Siapa dia?







Jam istirahat, Ica dan teman-temannya makan siang di kantin kampus.

"Sayang, kamu mau apa?" tanya Doyoung sambil membenarkan rambut Ica yang sedikit berantakkan.

"Apa aja deh, ikut aja"

Setelah itu mereka memesan menu yang sama.

"Kalian mensiversarry kapan?" tanya Yeri kepada Ica dan Doyoung.

"Kapan doy?" kata Ica sambil merangkul bahu Doyoung.

"Dua hari lagi" balas Doyoung dengan merangkul Ica.

"Semoga langgeng dah lo berdua"

"Aamiin hehehe"

Di tengah canda tawa mereka, handphone Ica terus berbunyi namun Ica menolak panggilan itu.

Hingga Doyoung menyadarinya.

"Siapa sih ca?"

"Biasalah, orang gak di kenal"

"Matiin aja hp kamunya" Ica mengangguk tapi kemudian handphonenya kembali berdering.

Tepat saat itu ada keramaian yang terjadi di kantin, Doyoung, Yeri serta teman-teman Ica yang lain beranjak melihat keramaian itu.

Ica rasa ini waktu yang tepat untuk memberitahu pria ini, iya, yang terus-terusan meneleponnya adalah Johnny.

"Ada apa?"

"Bisa temani saya makan siang?"

"Enggak bisa, saya lagi makan siang dan sebentar lagi saya ada kelas"

"Sebentar saja tidak bisa?"

"Udah saya bilang bukan, urus saja urusanmu jangan libatkan saya"

Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh Ica, karena keramaian sudah berakhir dan Doyoung sudah kembali ke tempatnya.

Kelas terakhir Ica di hari ini sudah berakhir, ia sedang menunggu Doyoung di parkiran namun ia tidak melihat mobil Doyoung terparkir disana.

Lalu handphone Ica berbunyi, dari Doyoung.

"Halo"

"Halo Ica, maaf aku gak bisa pulang bareng, ada latihan band kamu gak apa-apa"

"Ah, iya gak apa-apa kok doy, kamu hati-hati ya"

"I'm sorry baby"

"It's ok, bye"

"Bye"

"Aduh gue balik sama siapa ini?" gumam Ica.

"Ck! Malah Yeri sama yang lain udah balik daritadi lagi"

Ica berjalan ke gerbang kampus, ia sedang mencari seseorang yang ia kenal agar bisa pulang bareng.

Tidak lama ada mobil yang mulai tidak asing di ingatan Ica, ia seperti tau siapa pemilik mobil ini dan tidak lama kaca mobil terbuka dan benar dialah pemiliknya.

Johnny, dia ada disini.

"Ayo, saya antar kamu pulang"

"Gak usah, saya bareng temen"

"Ayolah, ini udah sore dan terlihat mendung"

Johnny benar lalu kemudian Ica berjalan mendekati mobil itu dan membuka pintu depan mobil itu lalu naik.

"Papah, ini siapa?"

Ica hampir terlonjak karena kaget tiba-tiba ada yang berbicara di kursi belakang, Ica menoleh ke belakang dan didapati anak kecil berseragam.

Ica mulai bergumam di dalam hatinya, inikah anaknya Johnny?

"Dia anak saya" Johnny buka suara.

Ica melihat Johnny sekilas, lalu kembali melihat anak kecil tersebut.

"Hai, siapa namanya?"

"Haechan"

"Haechan, panggilnya kak Ica ya" kata Johnny.

"Ok papah, hai kak Ica!"

"Hai Haechan" sapa Ica ramah sekali kepada anaknya Johnny.

Ica kembali duduk seperti posisi semula, dia memandang ke luar jendela.

"Saya seorang duda beranak satu" Ica mengangguk tanpa melihat ke Johnny.

Lalu mobil Johnny bergerak menjauhi area kampus. Di mobil, Ica dan Johnny sama-sama terdiam dan hanya terdengar suara Haechan di belakang yang asik dengan mainannya.

Mereka tetap berdiam-diaman hingga sampai di rumah Ica, sesaat sebelum Ica hendak turun dari mobil tapi Johnny menahan pergelangan tangannya.

"Tidak menawari saya masuk?"

Ica keliatan salah tingkah, "ya, masuk saja ada mamah di dalam, saya capek"

Johnny terdiam, "tidak apa, lain kali saja. Kamu istirahat ya" Ica mengangguk.

"Dadah Haechan, sampai ketemu lagi"

"Dadah kak Ica!"

Sesudah Ica turun dari mobil Johnny, kaca mobil terbuka lalu Johnny menunduk sedikit.

"Ica, saya mulai jatuh cinta sama kamu"

Begitulah katanya sambil tersenyum.



-to be continue.

The Way | Johnny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang