10

7.7K 826 31
                                    

Setelah kejadian di tempat main sore itu, Ica memutuskan untuk pulang saja ke rumah.

Ia tidak ingin melihat wanita itu, Ica tidak tau ada apa dengan dirinya.

Seharusnya ia senang jika Gyuri kembali, bahkan seharusnya ia mengharapkan keluarga Johnny kembali utuh dan Haechan akan senang.

Tapi tidak, hal itu tidak terlintas di benak Ica sedikitpun.

Baiklah sini ku beritau, Ica sudah menaruh hatinya kepada Johnny dan Ica takut jika Johnny akan meninggalkannya seperti Doyoung dengan kembalinya Gyuri ke kehidupan Johnny.

Apa yang harus Ica lakukan? Apa dia harus memberitau mamahnya bahwa mantan istri Johnny kembali dan memintanya untuk menikahi Ica sekarang juga? Ah, itu kedengaran sangat gila.

Ica benar-benar tidak bisa berfikir, kini isi di otaknya hanyalah Johnny, Johnny dan Johnny.

"Padahal kan gue mau buka hati buat dia tapi.." Ica tidak melanjutkan kata-katanya.

Dia mengingat betul bagaimana antusiasnya Haechan tadi saat melihat Gyuri disana dan langsung meninggalkannya begitu saja sendirian.







"Kenapa lo?" kata Yeri sambil menyikut Ica yang sedang asik memandang laptopnya.

"Ish!"

"Dih, jutek amat? Gak bisa move on?"

"Apa sih, enggak ya gue udah move on"

"Terus kenapa lo bete gini sih?"

"Ini gue ada tugas"

"Halah, boong lo ketauan banget anjir. Gak usah nipu gue"

"Seriusan yer, jangan ganggu gue deh"

"Ih lo mah, kenapa kali!"

Yeri juga tampak kesal dengan sikap Ica siang ini saat di kantin, jelas-jelas Yeri sadar betul sejak kelas pertama dimulai wajah Ica terus-terusan di tekuk sampai sekarang.

Yeri yakin betul ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

"Ca, gue tanya sekali lagi sama lo. Lo kenapa?"

Ica mengehela nafas panjang dan itu sukses membuat Yeri menghadapkan badannya menghadap Ica, kini Ica juga sudah menutup laptopnya.

Ica cerita. Dia cerita semuanya dari awal ia bertemu Johnny sampai kejadian di taman bermain kemarin.

Akhirnya, Ica menyesap jus jeruk yang di pesannya tadi karena capek setelah bicara panjang lebar tadi dan Yeri tampak sangat terkejut tidak percaya pada sahabatnya ini.

"Gak lagi bercanda kan lo?"

"Ya enggaklah yer, ya kali gue bercanda soal jodoh-jodohan gitu"

"Tapi serius ca, gue kaget banget sumpah" Yeri mengambil alih jus jeruk milih Ica untuk diminumnya.

"Menurut lo, gue harus gimana?"

"Tunggu aja"

"Hah?"

"Iya, lo tunggu aja sampai lo tau apa tujuan Gyuri datang setelah sekian lama"

"Gimana gue tau?"

"Dari Johnny lah, ish pinter amat sih lo!" kesal Yeri.

"Masa gue tiba-tiba nanya dia mau ngapain, gak sopan banget"

"Ya pokoknya tanya aja tapi pas lo sama dia lagi santai-santai gitu, jadi gak terlalu serius suasananya"

Ica mengangguk-ngangguk, sahabatnya itu ada benarnya juga.

"Lo serius suka sama Johnny?"

"Gak tau, semenjak gue ngeliat Doyoung sama cewek malam itu dia yang nenangin gue, yer"

"Terus lo baper?"

"Gak baper, ih gak tau deh pokoknya gue suka sama dia"

"Lo kenapa baru cerita, jahat banget"

"Tadinya gue pikir kan bakal batal perjodohannya, eh tapi malah begini jadinya"

Yeri cemberut.

"Udah ih, yang penting kan lo udah tau sekarang. Daripada gue cerita pas surat undangannya udah nyebar?"

"Surat undangan apaan dah? Emang bakalan kejadian?"

Kini giliran Ica yang cemberut, "jadi dong, yer"

Yeri terkekeh pelan, "iya deh gue doain semoga jadi"

Ica kembali senyum dan mereka memutuskan untuk pergi ke kelas.

Di rumah Johnny, hari ini ia tidak bekerja karena ada Gyuri di rumahnya. Sebenarnya bisa saja ia bekerja tapi Johnny mau mananyakan apa maksud dari wanita itu kembali setelah sekian lama.

Apa maksudnya ia kembali disaat Johnny sudah menaruh hatinya pada wanita lain.

Saat pulang dari tempat bermain kemarin, Haechan tidak ada henti-hentinya memeluk wanita itu bahkan Haechan merengek ingin tidur ditemani Gyuri.

Gyuri jelas tidak keberatan bila harus memenuhi keinginan Haechan, toh itu kan anak kandungnya sendiri.

Johnny juga sebenarnya senang Haechan bisa bertemu dengan ibunya lagi, bahkan tadinya Johnny pikir Haechan tidak akan bisa bertemu dengan Gyuri lagi kedepannya.

Gyuri ini benar-benar sangat menyayangi Haechan, maka dari itu dia selalu menuruti apa mau Haechan.

Seperti menceritakannya dongeng, menyusun puzzle dengannya, bermain bola, membuat kue bahkan sampai di antar ke sekolah Haechan maunya bersama Gyuri.

Gyuri ada di depan TV, Johnny menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Gyuri tau apa maksud Johnny tapi ia tidak mau bicara dan membiarkan Johnny bertanya lebih dulu.

"Kamu kembali setelah sekian lama bahkan gak ngasih kabar, kamu punya maksud bukan?"

"Maaf sebelumnya, pasti kedatanganku membuatmu sangat terkejut. Aku senang akhirnya bisa bertemu Haechan setelah 3 tahun lamanya"

"Aku yang mengurusnya"

"Kamu mengurusnya sendirian bukan?" Johnny mengangguk.

Sejak tadi Johnny tidak menatap lawan bicaranya itu, ia hanya duduk sambil menyilangkan tangannya di dada sedangkan Gyuri memiringkan tubuhnya agar ia lebih nyaman saat bicara dengan Johnny.

"Maaf" hanya kata itu yang Gyuri ucapkan.

Johnny terdiam, dia tidak pernah marah pada Gyuri, dia juga tidak dendam pada Gyuri, ia hanya menyayangkan mengapa saat itu Gyuri lebih memilih pekerjaannya daripada keluarganya.

"Aku tidak pernah marah kepadamu"

"Tapi pasti kamu kecewa bukan karena aku lebih memilih mengambil tawaran pekerjaan itu?"

"Mungkin sudah terlambat jika aku menyesalinya, tapi aku sungguh menyesal, aku ingin semuanya kembali" Gyuri melanjutkan kalimatnya.

Kini Johnny menatap lawan bicaranya itu, ia takut Gyuri akan mengatakan sesuatu yang akan membuatnya terkejut.

"Ayo kita kembali lagi seperti dulu, kita mulai semuanya dari awal"

Benarkan?

Johnny takut Gyuri akan mengatakan itu, mengatakan bahwa mereka harus kembali seperti dulu. Keluarganya yang dulu. Johnny, Haechan dan juga Gyuri.

Johnny diam, ia tidak langsung menjawabnya. Ini sudah terlambat, sangat terlambat mungkin jika Gyuri datang 1 tahun lebih awal Johnny akan menyetujuinya.

Namun sekarang, Johnny benar-benar bingung apa yang harus ia jawab.




-to be continue.

The Way | Johnny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang