Our Story End

817 91 11
                                    

Techno meletakkan alat infus di meja kamar rumah sakit itu, berdampingan dengan sebuah cek yang di tinggalkan Kengkla.

Senyum itu tetap hadir, kata-kata menyakitkan dari mulut Kengkla tidak menyakiti hatinya karena dia tahu keadaan yang memaksa mereka berdua.

Oh dear, bagaimana Techno marah saat mulut itu mengeluarkan kata kasar, namun dengan mata yang memohon pelukan dan kasih sayang. Techno satu-satunya yang memahami apa yang Kengkla rasakan, bahkan dari diri Kengkla sendiri.

"Kla, maafkan Phi, tapi Phi akan terus melindungimu, iyakan.... Gun"

"Tentu saja No, kita lindungi dia bersama.. apapun yang terjadi..."

"Apapun .."

Dan kamar itu kembali kosong hanya terdengar suara burung dari jendela yang terbuka...

Saksi bisu seorang lelaki yang menangis dengan tangan memegang sebuah kertas cek. Dan seorang lelaki manis yang lainnya berdiri didepan pintu kamar ruangan itu, dapat ikut merasakan kesedihannya.

"Kenapa kalian sungguh egois?" Dia mendekati Kengkla, "Yang kalian lakukan hanyalah menyakiti diri kalian sendiri!!! Dia telah terluka Kla! KENAPA?"

"Karena aku ingin dia bahagia Phi, aku ingin dia berhenti terluka..." Suara itu begitu pelan di ruangan sepi itu.

Dengan tidak sabar, lelaki yang lebih pendek mendekati Kengkla, menampar wajahnya dengan keras.

Plak!

"KAU MEMBUATNYA SEMAKIN MENDERITA BRENGSEK!!"

"PLAN??!!"

Seorang lelaki tinggi masuk tergesa mendengar suara tamparan yang terdengar sampai keluar, menahan tangan Plan yang akan kembali menampar Kengkla yang pasrah.

"LEPASKAN! BIAR AKU MEMBERINYA PELAJARAN!!?!" Plann terus berusaha melepaskan tangan besar Mean yang menahannya. "Lepaskan... Mean ..."

Mean melonggarkan pegangannya saat merasakan kepalan tangan Plann terbuka. Tubuh Plann merosot ke bawah mengikuti tubuh Kla yang jatuh di lantai kamar itu.

Mereka meratapi takdir yang sangat kejam ini.

.

.

Apakah bahagia itu?
Saat yang lain terbebas namun hancur?
Atau merelakan namun tetap melukai?

.

.

Techno dapat merasakan tubuhnya kembali pulih, lukanya mulai menutup.

Dia tak bisa benci, tidak saat lukanya cepat pulih karena Kla, tak ada yang dapat menyembuhkan lukanya dengan cepat kecuali Kengkla. Sejak dulu, hanya Kengkla yang mengobati luka-lukanya.

Luka-luka yang diberikan oleh Clan Siwat untuk mengeluarkan sisi Wolf nya. Dirinya memaksa sang wolf tetap tidur meski harus menderita, hanya dengan cara itu untuk dia tetap berada di Clan Siwat dan menjaga Kengkla.

Namun, justru karena itu Kengkla di bawa sang paman menjauh, dan Techno tau dia telah terlambat.

Terlambat menjaga Kengkla.

Dan terlambat menyadari ialah mate Kengkla.

.

.

.

Yang tidak Techno ketahui, Kengkla mengikuti perintah pamannya untuk menghentikan penderitaan Techno, Ia sadar telah mencintai Techno sejak awal, dia pikir dengan cara itulah dia bisa membebaskan sang pemilik jiwa.

.

.

Takdir macam apa yang mereka jalani..

Akankah ada kebahagiaan di kehidupan mereka atau hanya penderitaan...

Siapa.. Siapa yang bisa menghancurkan dinding dalam hati yang terluka itu...


.

.



"Kla.. biarkan aku menyelesaikan semua ini.." "Mark -..."




.

.




Haruskah ku membuat sequel ✨😅

MATE • IND •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang