~ SURPRISE ~

29 24 2
                                    


****

"Non.. Non.. Non Mia.." suara bibi mengejutkanku. Padahal baru selesai mandi.

"Ada apa siih bi, teriak-teriak gitu.. udah malam tau." akupun turun ke bawah.

"Mia sayaang, apa kabar ?" suara itu. Suara itu begitu familiar buatku.

"Mama.. Papa.."

Kupeluk erat mereka dan tak ingin melepaskannya. Rasa rindu yang kupendam selama 7 tahun kini telah terbayarkan.

Yah,  mereka baru datang sejak kepergiannya 7 tahun yang lalu ke Amerika dengan alasan pekerjaan.

Mungkin saat itu usiaku baru menginjak 11 tahun. Dan sejak saat itu aku mulai terbiasa untuk mengurus diriku sendiri. Tentu, bibi selalu menemaniku.

"Aduuh,, Aduuh. Kenceng banget siih peluknya (tersenyum). Anak mama, udah ge'de yaa sekarang. Gimana sekolahnya sayang ?" tanya mama.

"Mama kok baru pulang siih. Mama ngak pergi-pergi lagi kan ?" tak menghiraukan pertanyaannya, aku malah tanya balik pada mama.

"Ngak sayang. Sekarang mama sama papa udah minta di pindahin kerja kesini. Soalnya khawatir sama anak satu-satunya. Masa ditinggal terus." kata mama sembari tersenyum hangat kepada ku.

Legah rasanya mendengar perkataan mama. Kesendirian ini telah berakhir, yaa fikirku.

"Ini mama bawah oleh-oleh untuk Mia."

Mama mengeluarkan sebuah bendah yang selama ini aku inginkan. Sebuah kamera dengan merk ternama.

"Aah, makasih mah. Mia sayang mama. Mia juga sayang Papa " kamipun melepas rindu, dan dilanjutkan makan malam bersama.

Sudah lama rasanya, dan sekarang aku sangat bahagia.

****

*Kuu kuruyuuuk..

"Mia sayang, bangun. Kamu ngak ke sekolah ?" mama membangunkanku.

"Mmuaah. Emang udah jam berapa Mah ?"

"Udah jam 07:00 pagi sayang."

Mama membuka gorden yang ada di jendela kamarku.

"Apa ! Ooh gawat. Hari ini hari kedua aku ujian nasional Mah." akupun bergegas dan segera mandi.

Mama hanya tertawa melihatku, dan kemudian turun menyiapkan sarapan.

"Aku telat.. Aku telat.."

Bergegas ku ambil tas dan turun ke bawah. Rambut acak-acakkan, pakaian ngak rapi, lengkaplah sudah.

"Mah, Pah, Mia berangkat dulu ya.."

Belum sampai di depan pintu mama menyodorkanku segelas susu.

"Niih, minum dulu susunya sayang."

"Mia, sarapan dulu nak." teriak papa dari meja makan.

"Entar aja Pah di sekolah."

Sehabis minum susu, akupun berlari ke mobil, dan menyuruh sopir untuk segera berangkat.

"Mia ngak sarapan dulu Mah ?" tanya papa.

"Ngak Pah, katanya takut telat. Tadi juga sudah Mama suruh minum susu."

"Hmm, anak kita udah ge'de yaah Mah."

"Iya Pah. Tambah cantik pula."

****

"Mia, kok berantakan gitu sih ?" tanya Tasya yang bingung melihatku.

"Hmm, aku telat bangun lagi Thas. Untung tadi mama bangunin, kalau ngak..." belum selesai kuceritakan, Tasya memotong pembicaraanku.

"Apa, tante udah dateng ? Waah, pengen jemput oleh-oleh niih.." Tasya dengan kebiasaanya *bawel.

"Hhhh kamu tuuh yaa. Oh iya Thas, kamu udah liat Ran ?" tanyaku yang teringat akan Ran.

"Udah kok. Tadi dia nyari in kamu, tapi aku bilang kamunya belum dateng."

"Ooh,, syukur deeh. Semoga aja Ran udah ngerasa baikan. Udah aah ke kelas yuk, entar masuk lagi."

Selesai kurapikan pakaianku di toilet, kamipun kembali ke kelas, menunggu bel berbunyi.

.
Bersambung~~

.
.
.
Mohon bantuan dan dukungannya yaa ^_^
.
#Jangan lupa tekan Bintangnya
.
#Saran dan Kritik yang membangun juga sangat saya butuhkan ^_^
.

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang