~ LIBURAN 2 ~

12 8 1
                                    


****

Pagi yang indah aku awali dengan senyuman kecil, mengingat hal-hal yang akan aku lakukan selanjutnya untuk menggapai kebahagiaanku hari ini.

Bukan lagi lewat mimpi, tetapi lewat kisah nyataku yang sesungguhnya.

Setelah lelah semalaman menyiapkan perlengkapan liburanku untuk hari ini. Akupun bangun dari tempat tidurku dan segera mandi. Kusiapkan diriku untuk perjalanan yang mungkin akan panjang hari ini.

Langkah demi langkah kuayunkan menuruni anak tangga. Terlihat dua sosok parubaya menatap ke arahku dengan wajah ceria, menyambutku tepat di depan anak tangga.

Yah,, mereka adalah kedua orang tuaku.

"Sudah siap sayang ?" tanya mama yang tersenyum manis padaku.

"Kalau begitu, kita berangkat sekarang ?" sambung papa yang juga tersenyum ramah padaku.

Akupun mengangguk pelan dan tersenyum manis pada mereka.

Senang. Ya tentu. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjadikan mimpiku menjadi kisah nyata, yang akan aku bawa pulang nantinya.

Gubrakk..  (suara hentakan pintu yang keras)

“Mia.. kamu jahat ya !”

Tiba-tiba Tasya masuk dengan wajah yang kesal.

“Kamu mau pergi, terus enggak kasih tahu aku gitu ? Jahat !”

“Aku perginya juga enggak lama kok, paling 2 pekan udah balik lagi.” ku berikan senyum terlebarku padanya.

“Aku bakalan kangen kamu.” Tasya memelukku dengan erat.

Ada apa ini ? Tiba-tiba Tasya berubah sesedih ini, apakah ia menghawatirkan kepergianku ?

****

*Soekarno-Hatta International Airport

“Sayang kamu baik-baik ya di sana. Kalau ada apa-apa langsung telefon mama ok.”

“Iya Mah.”

“Hati-hati di sana ya sayang. Jangan ragu buat telefon papa kalau kamu butuh sesuatu, oke”

Aku hanya bisa mengangguk pelan mendengar perkataan mereka. Sungguh manis.

“Mia, cepat pulang ya. Jangan lama-lama di sana.” lagi-lagi Tasya memelukku dengan erat.

“Iya bawel.”  kubalas pelukkannya dan kurasakan dia benar-benar sedih kali ini.

Apakah ini maksud dari kata - “Perpisahan Seringkali Mengajarkan Kita Betapa Berharganya Seseorang Setelah Dia Pergi..”

Kini rasanya bercampur aduk. Rasa sedih ketika meninggalkan mereka dan disisi lain rasa senang yang tak tertahankan ketika memikirkan pertemuan dengannya nanti di sana.

“Syukurlah selama perjalanan ke bandara tadi, aku sudah mengirimkan pesan pada Eun-Woo. Mengabarinya bahwa aku akan segera menemuinya..”

.
Mohon bantuan dan dukungannya yaa ^_^
.
#Jangan lupa tekan Bintangnya
.
#Saran dan Kritik yang membangun juga sangat saya butuhkan ^_^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang