Gema takbir berkumandang dari penjuru kota, petasan tak ayal saling bersahutan. Dari jendela ruang tamu terlihat gadis berwajah ayu yang tengah menatap ke atas langit yang cerah. Gadis itu adalah Kayyisa, ia teringat akan pesantrennya. Dulu, ketika satu hari sebelum ia pulang ke rumah, dipesantrennya selalu mengadakan acara yang selalu menjadi kenangan terindah baginya. Namun sayang, di pesantren Kayyisa hanya 3 tahun, setelah mengetahui abinya mengalami sakit ia langsung untuk memutuskan pulang dan membantu merawat abinya. Entah kenapa keluarganya tak ada satupun yang membantunya, Kayyisa sangat kecewa.
"Jangan ngelamun ah, nanti kesambet lho." Tiba-tiba terdengar suara uminya dari belakang.
"Eh Umi hehehe, gak kok Mi. Gimana keadaan Abi Mi?" Cengir Kayyisa.
"Alhamdulillah sudah membaik Kay, ini semua berkat bantuan dari nak Abil. Kayaknya dia anaknya baik deh," jawab umi membuat Kayyisa diam-diam tersenyum mendengar nama lelaki idamannya disebut.
"Iya Mi, dulu waktu Kayyisa masih SMA aja sering dikasih coklat sama dia. Dia juga lucu kok anaknya," tanpa sadar Kayyisa berucap dengan penuh antusias membuat uminya tersenyum.
"Kayaknya seneng banget ya kalo bahas Kak Abil, atau jangan-jangan ... anak umi ini lagi jatuh cinta?" Goda sang umi membuat pipi Kayyisa menampilkan semburat merah.
"Ih apaan sih Umi, gak kok." Jawabnya salah tingkah.
"Hayoo ngaku aja, kalo iya beneran juga gak papa kok. Umi sih setuju-setuju aja kalau Kayyisa sama Kak Abil," sang umi semakin gencar menggoda anaknya.
"Umiii ... " rengek Kayyisa seperti anak kecil. Uminya nampak terkekeh.
'Drttt ... drtt ... drtt'
Tiba-tiba ponsel Kayyisa yang berada di atas meja bergetar, menampakan ada pesan yang masuk dari aplikasi chattingannya.
Tangannya langsung menyambar benda pipih itu, rupanya pesan dari orang yang baru saja ia bicarakan bersama uminya. Tanpa sadar bibirnya melengkung sempurna.Kak Abil :
'Adek, sibuk nggak?'
Kayyisa :
"Nggak Kak, emang kenapa?"
Entah apa yang membuat Kayyisa membalas pesan Abil tak sesingkat biasanya.
"Ekhem! ... Uminya dicuekin ini. Siapa sih yang nge-chat? Kak Abil ya?" Ucap umi menyadarkan Kayyisa.
"Kok Umi tau?" Tanya Kayyisa heran.
"Ya taulah, kamunya aja senyum-senyum sendiri." Jawaban sang umi sontak membuat Kayyisa salah tingkah.
"Hahaha, mukanya merah lagi. Ya sudah, Umi tinggal dulu ya. Inget! Chatingan sewajarnya aja, kalian ini punya batasan lho ya," wejang sang umi sebelum meninggalkan Kayyisa ke dapur.
"Iya Umi."
Kak Abil :
'Ya Allah, akhirnya Dek Kayyisa jawabnya gak singkat lagi. Haruskah aku sujud syukur ya Robb'.
Kayyisa nampak terkekeh sendiri melihat pesan Abil.
Kayyisa :
"Ngk ush lebay deh K_-"
Kak Abil :
'Ya Allah kok dia berubah lagi '-' '
Kayyisa semakin dibuat tertawa oleh balasan Abil.
Kak Abil :
'Bisa nggak ke Caffe yang deket toko bunga di jalan Jalak?'
Kayyisa :
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Impian
Teen FictionEntah ini hanya sekedar obsesiku atau dia memang benar adanya. -Muhammad Abil Arsalan. Sosok wanita bercadar yang pernah Abil temui ditaman kota membuatnya penasaran dengannya. Belum lagi dengan wanita bercadar itu yang selalu menjadi bunga tidurnya...