'Kring!! ... kring!! ... kring!!'Dering ponsel Abil terdengar memenuhi ruangan bercat putih itu. Terlihat sang empu menggeliat mendengar benda pipih itu menjerit, sejenak ia terduduk untuk mengumpulkan nyawanya sembari mengusap wajah pelan. Dering ponselnya masih saja setia berbunyi, baru ingat akan siapa yang menelfon, Abil buru-buru menyambar benda pipih itu dan mengangkat panggilan dari seseorang yang beruesername 'Dek Kay'.
"Assalamu'alaikum, Kak Abil keboo!!!!." Baru saja Abil ingin mengucap salam, namun suara disebrang sana sudah duluan mengucapkan salam dengan suara yang membuat Abil menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Wa'alaikumussalam, ya Allah Adek. Telinga Kakak sakit ini." Dengus Abil.
"Habis Kak Abil dari tadi ditelfon gak diangkat-angkat. Lain kali gak usah suruh Adek bangunin Kak Abil lagi! Males Adek, tidurnya kayak kebo gitu." Omel gadis itu membuat senyum Abil tercetak diwajah tampannya.
Abil lah yang menyuruh Kayyisa agar menelfonnya untuk membangunkannya sahur, dengan alasan 'di rumahnya tidak ada yang membangunkan'. Padahal sudah berkali-kali Kayyisa menolak tapi tetap saja Abil memaksa, alhasil Kayyisa menyerah dan menyetujui keinginan Abil.
"Uluh-uluh jangan marah dong, iya maaf. Soalnya tadi tidurnya kemaleman gara-gara ngerjain tugas kampus, Adek udah sahur?" Balas Abil.
"Iya iya, belum, ini baru mau otw ke ruang makan."
"Lah, Adek juga baru bangun?" Nampak dahi Abil mengeryit.
"Yeh enak aja, udah dari tadi lah."
"Terus dari tadi ngapain aja?" Tanya Abil lagi. Rupanya pria itu masih ingin mengulur waktu untuk sekedar mendengar suara Kayyisa.
"Kepo! Eh, kok malah ngobrol sih. Dasar Kak Abil modus! Adek tutup. Assalamu'alaikum."
'Tutt ... tutt ... tutt'
Belum sempat Abil membalas salam Kayyisa, sambungan telah terputus oleh Kayyisa. Abil terkekeh suara imut Kayyisa.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, Abil bergegas menuju dapur untuk membuat mie instan, penderitaan Abil ketika ditinggal sendirian di rumah tanpa adanya makanan, masak? Bisa, masa air.
"Tiga hari sahur makan mie mulu, semoga gak kriting nih usus." Gumam Abil konyol.
Ia pun langsung menyiapkapkan air untuk merebus mie. Ketika sudah mendidih, miepun langsung ia masukkan ke dalam panci.
Ditemani suara sholawat "Law kana bainanal habib" yang terdengar dari ponsel Abil, terlihat Abil tengah asik memakan mie instannya dengan satu teh panas di samping piringnya. Dia begitu menikmati keheningan sahur kali ini, tanpa ditemani keluarga, apalagi istri. (Oi! Abil ngarangnya ketinggian😂)
Setelah sahur Abil duduk disofa ruang tamunya, dengan pandangan fokus ke ponselnya ia terlihat mengetik sesuatu.
Abil :
"Adek??"
Abil mengirim pesan kepada Kayyisa, baru beberapa menit setelahnya pesan Abil terbalas.
Dek Kay :
'Ya? Ad ap?'
"Nih anak keyboard ponselnya pada hilang atau gimana sih? Jawabnya irit amat." Gumam Abil heran melihat balasan Kayyisa.
Abil :
"Adek besok sibuk gak?"
Dek Kay :
'Gak sih, besok niatnya Adek mau ke rumah sakit.'✅
Abil:
"Rumah sakit?😱, siapa yang di rumah sakit, Adek?"
Dek Kay :
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Impian
Novela JuvenilEntah ini hanya sekedar obsesiku atau dia memang benar adanya. -Muhammad Abil Arsalan. Sosok wanita bercadar yang pernah Abil temui ditaman kota membuatnya penasaran dengannya. Belum lagi dengan wanita bercadar itu yang selalu menjadi bunga tidurnya...