Naruto segera menekan tombol 25 dielevator. Selang beberapa menit, denting elevator berbunyi dan ia keluar dari sana. Dia menghela napas sebelum melangkahkan kakinya menuju sebuah pintu ganda paling besar dilantai ini. Sesampainya didepan pintu kayu besar itu, perempuan yang tampak gagah itu masih terpaku ditempatnya tanpa niat untuk mengetuk atau membuka pintu. Rasa enggan yang begitu besar menghentikannya untuk segera membuka pintu ganda yang terlihat lebih menyeramkan daripada pintu operasi yang masih menyala merah berkedip-kedip.
"Apa kau berniat akan berdiri disana hingga matahari terbenam, huh, Kapten?" Calon dokter bedah di Rumah Sakit London itu menoleh kekanan dan mengdengkus saat ia tahu siapa yang sedang menanyainya.
"Satu-satunya prajurit kurang ajar dan berlidah tajam hanya satu orang. Ck... Kau dipanggil juga ternyata." Sarkas Naruto dengan decakan lidahnya yang terdengar begitu mengolok. Pemuda berkucir tinggi mendekat dengan memasang tampang malasnya.
"Kalau kau dipanggil, pasti akupun juga dipanggil. Sudah menjadi rahasia umum kita tak terpisahkan, tapi sayang kita tidak berjodoh." Ucapnya santai sembari mengehembuskan asap rokoknya. Naruto mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan hidung dengan gerakan sepelan mungkin. Pria yang sudah mempunyai kerutan dikedua matanya itu mendengkus melihat kelakuan Kaptennya dulu yang bertingkah layaknya seorang 'wanita'.
"Lima tahun tak berjumpa, sepertinya kau buta." Sarkas Naruto lagi sembari menunjuk sebuah tanda dengan rokok yang disilang.
"Heh~~~... Tulisannya tertutup. Aku tidak melihatnya tadi." Elaknya dan membuang putung rokoknya ke tempat sampah terdekat.
Naruto mendengkus, "Apa kau sudah punya rencana?" Tanya Naruto tiba-tiba.
"Ayolah, Kapten... Masalah belum datang kau sudah menanyakan sebuah solusi. Aku bukan seorang deputi Kapten lagi, ingat? Hanya seorang tukang mebel dipinggir Kota." Naruto tertawa kencang hingga beberapa prajurit menghentikan kegiatan mereka untuk sekedar melihat kearah sumber suara.
"Shika... Shika... Aku tidak yakin karyawanmu tahan akan semua kata-katamu yang berputar-putar." Naruto memukul-mukul lengan wakil Kapten di Timnya dulu.
"Masuk dulu, Kapten. Aku akan merencanakan sebuah rencana yang tak akan pernah kau duga sebelumnya." Shikamaru mengedipkan sebelah matanya dan perlahan membuka pintu besar itu.
Mereka berdua masuk dan menutup pintu dibelakang. Keduanya secara spontan, seolah sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, berdiri tegak dan memberikan hormat ala militer. Setelah sepersekian detik, baik Naruto maupun Shikamaru pelan-pelan menurunkan tangan kanannya dan berdiri canggung. Tangan yang tadi terangkat digunakan untuk menggaruk belakang kepala mereka bersamaan. Sikap spontannya itu terjadi karena seorang dengan kedudukan tinggi di militer hadir didalam ruangan juga bersama dengan satu-satunya anggota tersisa pasukan khusus yang pernah dipimpin Naruto. Jenderal Kakashi Hatake dan Sakura Haruno.
Kebiasaan lama memang susah dilupakan. Batin mereka bersamaan. Naruto dan Shikamaru saling melirik satu sama lain dan saling melempar senyum jenaka satu sama lain.
"Aku tidak pernah sesenang ini melihat kalian datang kemari bersama-sama. Selamat datang di Konoha, Kapten, Letnan. Apa kabar kalian?" Keduanya mendengkus halus saat sapaan dari ketua Departmen pertahanan Konoha.
"Seperti yang anda lihat, Sarutobi-san. Standing, kicking, and most important alive. Dan sepertinya jabatan itu sudah lama sekali terhenti seingat saya." Ucap Naruto tenang tapi dingin menusuk hingga jantung.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa Anda repot-repot memanggil veteran seperti kita kembali bergelut dengan kemiliteran? Kami sudah tidak muda lagi, mengemban tugas dilapangan sepertinya Letnan muda sekarang mungkin lebih pantas." Kini giliran Shikamaru yang bertanya diiringi dengan ceramahnya yang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGENDA SELIR KE-13
FanfictionEmpat Kekaisaran di Tanah Timur sudah damai? Benarkah? Siapakah bangsa kulit Putih yang ditemukan di pesisir Konoha? Negeri Timur diguncang untuk menghadapi Era baru bertajuk Globalisasi di Negeri Timur. Sebuah Mitos mengatakan, ketika Matahari, Bul...