14 ~yang terjadi(무슨 일이 있었는지)

17 6 0
                                    

Bertatapan sambil membuat pertanyaan kepada diri sendiri.
Tidak ada yang berani melangkah maju terlebih dahulu,namun Jimin memberanikan dirinya untuk maju.
Aku hanya menatapnya dengan wajah terkejut,namun saat ia melangkah aku menunduk dengan takut.
Jimin berhenti tepat dengan jarak 1jengkal tangan orang dewasa.
Jimin menghela nafas dan memulai pembicaraannya dengan kaku.
"Hmm.. Maafkan aku,karena aku.. Muncul dihadapanmu".
"Padahal kau tidak mau lagi bertemu denganku".
"Hmm yasudah,hmm.. Aku akan pergi " ucap Jimin.
Jimin mulai membalikan badannya dan muai melangkah.
Namun bibirku berucap untuk menahannya "Jimin oppa!" panggilku.
Jimin berhenti dilangkahan keduanya diam membeku.

Jimin mulai membalikan badannya kearahku dengan perlahan."nde?..." saut Jimin.
"Bisa kita bicara sebentar? Ada banyak yang ingin aku bicarakan sekaligus pertanyaan denganmu".
"Ohh,Sebentar lagi aku akan pulang,aku akan izin untuk pulang lebih awal" ucapku.
"Aahh begitu? Aku bisa,aku akan menunggumu" jawab Jimin.
Aku langsung membakikan badanku untuk izin kepada managerku agar pulang lebih awal.Lagi pula ini sudah waktunya pergantian karywan sore hari.Aku diizinkan untuk pulang lebih awal,aku menghampiri Jimin yang tengah duduk di tempat duduk depan.
"Oppa..." ucapku.
"Ahh sudah selesai? Kita bisa mengobrol di caffe?" tanya Jimin.
"Nde.." jawabku.

Aku dan Jimin duduk berhadapan sambil meminum kopi pesanan masing masing.Aku memulai pembicaraan dengan menanyakan kabarnya.Namun setelah itu aku langsung membahas sesuatu.
"Oppa,aku minta maaf soal waktu itu".
"Aku tau aku terlalu kasar untuk berkata seperti itu" ucapku.
"Ahh tidak apa,aku juga yang salah saat itu" jawab Jimin.
Kami terdiam membeku setelah percakapan itu,karena bingung ingin bilang apa.
"Oppa..!,ara..!" ucap kami bersamaan.
"Ahh silahkan kau duluan" ucapku.
"Tidak apa,kau duluan saja" jawab Jimin.
"Kau saja duluan" jawabku.
"Hmm kalau begitu aku duluan...".
"Apa kau sudah punya pacar?" kata Jimin.
"Nde?.. Ahh belum" jawabku.

Sejak itulah kami mulai dekat kembali seperti dulu.Kami memang belum menjalani hubungan kembali,namun setelah lebih dari 3bulan kami dekat.Kami mulai menjalani hubungan kembali.
Jimin melepas perusaahaan yang ada di Dubai dan mengurus yang ada di Korea.Kami menjalani hubungan lebih dari 6bulan.Namun ada saat malam kami setelah berjalan jalan dari caffe.Jimin mengajak ku keApartemen tempat tinggalnya,yang tidak lagi tinggal dirumah dulunya.
Jimin mempermainkanku dengan menggendongku dan menaruhku diranjang tempat biasa tidurnya.
Jimin tepat berada diatas wajahku,dia menatapku dengan waktu yang lama.Kemudian dia mencium dan melumatku dengan pelan pelan namun sedikit kasar.Dia mengelus rambutku dengan manja sambil melumat bibirku.Lalu dia melucutiku dengan membuka semua pakaiannya,ia juga mulai memasukan tangannya keperutku sampai naik ke titik sensitif yang tidak seharusnya ia memegangnya.Ia melepas semua pakaianku dan beberapa kali mengecup bibirku.Jimin mulai masuk ketubuhku dengan perlahan,aku tidak menyangka ia dengan mudahnya masuk ketubuhku.

Aku tak kuasa menahannya dan memejamkan mataku,namun Jimin mencium kedua mataku karena ia ingin aku menatapnya.Dengan terpaksa aku menatapnya dengan sangat teliti,lalu aku mulai meraba pundak Jimin dan mencubitnya dengan wajah mengancam.Jimin berbisik "tidak apa,aku akan lebih perlahan...".Bisikan itu terlihat seperti ancaman bagiku.
Ia malah mulai menekan dengan cepat,ia membuat pergerakan baru setiap menitnya.Jimin mulai menjilati 2 titik sensitifku bagian atas.Namun aku mencegahnya dengan menahan wajahnya dengan kedua tanganku.Jimin tertawa dan memelukku namun sambil menaikan temponya.Aku meremas rambut Jimin dan mulai mengeluarkan sedikit lontaran desah.
"Ahhh... Mmpphh.. Sshh.. Jiminsi!..".

Sampai akhirnya tekanan yang sangat membuatku tak kuasa itu,akhirnya pecah.Aku memulai duluan dengan pecahan yang sangat mengejutkan,disambut Jimin yang pecah didalam tubuhku begitu saja.
Dan membuatku kegelian terisi olehnya.Jimin mengakhirinya dengan baik,wajahnya penuh dengan keringat namun ia bahagia.
Jimin membaringkan badannya dan membuatku dengannya berhadapan bersamping²an.Namun ia tidak mau melepas itu dari tubuhku,ia tetap memasukannya dengan menggerakan sedikit demi sedikit.Namun aku memeluknya dengan erat dan ia tertawa lalu menghentikannya.
Ia menarik selimut untuk menutupi kedua tubuhku dengannya.Setelah kami melewati 3 minggu setelah itu,aku merasakan mual dan pusing yang sangat menyakitkan.Dan ternyata aku hamil anak Jimin dengan usia kandungan 2 minggu.Sejak itu aku dan Jimin memutuskan untuk tinggal satu rumah.

Love is not over -kth&pjm [END✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang