Chapter 3

760 101 0
                                    

"Seungwan Unnie, apakah aku selalu merepotkanmu?" Seungwan menggeleng cepat lalu memeluk tubuh Yeri yang sama mungilnya dengannya. "Aish! jangan bicara seperti itu terus, kau tidak merepotkan sama sekali. Aku malahan senang, jadi aku ada teman di kota Seoul yang luas dan besar ini"

Setelah itu mereka melepas pelukannya, Seungwan mengusap bahu Yeri dengan lembut layaknya seorang kakak pada adik kandungnya. Seungwan tahu betul apa yang dirasakan Yeri saat ini, ia juga tentu menolak perjodohan yang tujuannya untuk kemajuan bisnis, bukannya itu sama saja dengan mengorbankan anaknya sendiri demi bisnis?

Lama kelamaan, karena lelah menangis Yeri tertidur pulas di sofa ruang tengah apartemen Seungwan. Seungwan beranjak dari duduknya dan mengambil selimut di kamarnya lalu memakaikannya pada Yeri.

"Aku yakin kau kuat melewati semua ini, Yer"

Tidak lama terdengar suara bel, Seungwan segera menghampiri pintunya.Sebelumnya ia melihat dulu melalui layar intercom apartemennya. Rupanya itu sang kekasih, Min Yoongi.

"Wah, Oppa bawa apa?" Yoongi masuk ke dalam apartemen Seungwan, Seungwan mengikutinya dari belakang. Yoongi menyimpan kresek berisi makanan di atas mini bar milik Seungwan.

"Carrot cake, kesukaan kamu. Oh iya, Yeri masih disini?" Seungwan membuka kresek itu lalu mengeluarkan carrot cake yang dibawa oleh Yoongi dan mencicipinya sedikit.

"Hmm, barusan dia tidur. Habis nangis"

"Kenapa?"

"Nih makan dulu cake-nya" Seungwan menyuapkan sepotong kue itu pada Yoongi dan duduk di sampingnya. "That's her privacy, aku gak bisa cerita"

Yoongi hanya mengangguk lalu setelahnya mereka berbincang, dan menonton film bersama.

-love i n paint-

Beberapa pejabat penting dan para petinggi perusahaan berkumpul di satu tempat, tepatnya malam ini mereka sedang mengadakan pertemuan bisnis. Tujuannya untuk menjalin persahabatan antar perusahaan ataupun menjalin usaha bersama.

Jungkook dengan setelan jas nya yang berwarna biru navy, menggandeng Tzuyu yang sangat menawan dibalut dress putih yang menjuntai sampai ke bawah. Semua pasang mata tertuju pada mereka, terutama para wartawan yang mengarahkan kamera pada mereka berdua.

Jungkook mencari keberadaan ibu dan ayahnya, netranya menangkap mereka yang sedang berbicara dengan rekan kerjanya.

"Anak Eomma datang akhirnya! lihatlah Yeobo anak kita datang" Jungkook menatap sang ayah dengan datar, sedangkan ayahnya balik menatapnya dengan tajam.

"Siapa perempuan di sebelahmu itu?" tanya Yoonhyeong, ayah Jungkook dengan ketus. Tzuyu langsung menundukan pandangannya takut. Pasalnya orangtua Jungkook tidak tahu mengenai Tzuyu, karena dulu Jungkook tinggal di Busan bersama neneknya. Disana ia berteman dengan Tzuyu, sampai ia sebesar ini pun orangtuanya tidak pernah tahu siapa Tzuyu.

Tzuyu tiba-tiba menggenggam erat dressnya, membuat Jungkook menoleh. Dengan gerakan kilat, Jungkook meraih lengan Tzuyu dan menggenggamnya. "Dia kekasihku, Appa"

Raut wajah Tzuyu sangat terkejut, ia menoleh ke Jungkook. Namun, melihat mata Jungkook yang menatapnya ia tahu betul bahwa Jungkook hanya berpura-pura. Jungkook hanya berpura-pura Tzuy, jangan berharap lebih.

"Perkenalkan Eomma, Appa. Dia Tzuyu"

"Ehm... perkenalkan nama saya Tzuyu" Tzuyu membungkukkan badannya agak lama, ibu Jungkook sedikit tersenyum sedangkan sang ayah menatap Tzuyu dengan sinis.

Setelah itu Yoonhyeong kembali berbicara bersama rekan kerjanya, Jungkook hanya bisa diam. "Wah kekasihmu sangat cantik ya, Tzuyu ini Eomma nya Jungkook"

Tzuyu tersenyum kembali, setelah itu mereka bertiga, ah bukan berdua hanya Tzuyu dan Minah, ibu Jungkook yang berbincang. Jungkook hanya melihat sekelilingnya dengan datar dan tidak minat sama sekali untuk mengikuti obrolan para pejabat disana.

Akhirnya acara itu selesai, semua para pejabat dan petinggi perusahaan yang hadir pun pulang. Sama halnya dengan Jungkook, namun ia tertahan karena sang ayah ingin mengajaknya berbicara terlebih dahulu.

"Tzuy, kamu duluan saja. Tunggu di dalam mobilku" Tzuyu mengangguk, sebelumnya ia membungkuk dahulu pada kedua orangtua Jungkook. Ibu Jungkook tersenyum pada Tzuyu

"Sampai bertemu lagi Tzuyu" ucap ibu Jungkook lalu mengusap pundaknya lembut.

"Mau bicara apa? cepat, aku tidak memiliki waktu banyak" Jungkook menatap ayahnya yang tentunya marah besar pada Jungkook.

"Bisakah kamu jaga cara bicaramu pada Appa mu sendiri?" Jungkook memutar bola matanya malas.

"Jadi sebenarnya Appa mau bicara apa?"

"Besok keluarga Tuan Im akan mengunjungi rumah kita. Appa harap kamu datang" setelah itu Yoonhyeong pergi bersama istrinya. "Eomma harap kamu datang Kook"

Jungkook lagi-lagi harus menghadiri acara yang menurutnya sangat tidak berarti dan tidak penting. Yang isinya hanyalah pembicaraan mengenai bisnis, hal yang sangat memuakkan bagi Jungkook.

Ia pun keluar dari gedung tersebut menuju parkiran. Disana sudah ada Tzuyu yang sedang menunggu, sepertinya Tzuyu kedinginan. Sesekali ia mengusap lengannya yang tidak tertutup oleh kain. "Sudah selesai Kook?"

Jungkook hanya menanggapinya dengan mengangguk. "Maaf menunggu lama" mereka pun masuk secara bersamaann ke dalam mobil.

"Kuantar kau pulang dulu" Tzuyu hanya mengangguk, dilihat dari wajah Jungkook sepertinya pria itu sedang ada masalah.

Tiba-tiba Jungkook membuka suara, namun masih fokus menyetir. "Maaf soal tadi" Tzuyu yang awalnya hanya melihat jalanan Seoul yang ramai beralih menatap Jungkook dengan kernyitan di dahinya.

"Maaf?"

"Pacar, maaf Tzuy. Aku tidak bermaksud—" Tzuyu tersenyum tipis ia menggeleng pelan, "Gapapa Kook, aku ngerti kok"

Tzuyu kembali menoleh ke jendela mobil yang tertutup rapat di sampingnya, aku berharap kamu ngomong itu nyata. Air mata menetes dari mata Tzuyu, untungnya Jungkook tidak sadar akan hal itu.

 Air mata menetes dari mata Tzuyu, untungnya Jungkook tidak sadar akan hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memakai beberapa istilah Korea disini, seperti eomma, appa, dsb.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penggunaan kata, Terimakasih🐨

love in paint - jungri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang